HKN Ke-55 : Stunting dan Jaminan Kesehatan Nasional Harus Segera Diselesaikan
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 tahun 2019 yang dilaksanakan di Lapangan Brimob (6/12/2019). HKN itu bertema "Generasi Sehat Indonesia Unggul".
Walikota Pematangsiantar H Hefriansyah SE MM selaku pembina upacara membacakan sambutan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Disebutkan, sesuai amanat Presiden Joko Widodo saat pelantikan Kabinet Indonesia Maju 2020-2024, bahwa perhatian pemerintah dalam kurun lima tahun mandatang, diprioritaskan pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Menegaskan arahan Presiden tersebut, ada dua isu kesehatan utama yang harus diselesaikan terkait membangun SDM yang berkualitas, yaitu Stunting dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Selain itu, ada dua isu kesehatan lainnya yang juga harus diatasi, yaitu tingginya harga obat dan alat kesehatan, serta masih rendahnya penggunaan alat kesehatan buatan dalam negeri. Hal-hal tersebut, katanya, akan menjadi fokus perhatian bersama untuk dapat segera diupayakan solusinya.
Dilanjutkan, berbagai keberhasilan pembangunan kesehatan untuk pembangunan SDM telah diraih dari kinerja kabinet lalu yang ditandai dengan adanya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia setiap tahun. Di mana, salah satu parameter yang diukur adalah Usia Harapan Hidup.
Isu-isu strategis, katanya, telah dilaksanakan dan menghasilkan perbaikan, antara lain menurunnya angka kematian ibu dan anak, menurunnya angka stunting, meningkatnya cakupan imunisasi, serta berhasilnya pengendalian penyakit menular dengan menurunnya angka TB.
"Terima kasih. Dalam kurun waktu lima tahun angka stunting telah berhasil diturunkan hampir 10 persen," sebutnya.
Sedangkan Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN, sambungnya, telah dilaksanakan sepenuhnya. Walaupun besar tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan JKN ini, namun peningkatan pemanfaatan JKN menjadi bukti bahwa JKN sangat dibutuhkan oleh masyarakat lndonesia.
"Untuk itu, mari kita cari solusi bagaimana mengatasi masalah yang dihadapi saat ini dalam memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan akses kesehatan yang lebih adil dan merata," katanya lagi.
Lanjutnya, dalam lima tahun masa tugas Kabinet Indonesia Kerja 2015-2019, pembangunan kesehatan telah memperjuangkan tiga pilar, yaitu paradigma sehat, penguatan akses pelayanan kesehatan, dan penyediaan biaya Jaminan Kesehatan Nasional yang mengusung kegiatan promotif dan preventif, melalui beberapa program unggulan bidang kesehatan.
Seperti Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, PIS-PK atau Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, dan NS atau Nusantara Sehat.
"Kita patut berbangga pembangunan kesehatan dalam lima tahun terakhir ini kian dirasakan manfaatnya. Namun kita juga tidak dapat menutup mata terhadap berbagai permasalahan yang masih ada dalam proses pembangunan kesehatan di tanah air. Kita masih dihadapkan pada kompleksitas masalah Stunting, JKN, serta penyediaan pelayanan kesehatan dasar. Betapapun pemerintah sudah senantiasa responsif dalam memecahkan masalah-masalah tersebut selaras dengan tuntutan masyarakat, kita juga masih dihadapkan pada kesulitan menyediakan obat dan alat kesehatan produk lokal yang murah dan berkualitas,"katanya.
"Dalam pelaksanaan tata kelolanya, saya minta pembangunan kesehatan di daerah serta pemanfaatan anggaran harus dilaksanakan dan dikelola secara baik, benar, dan bertanggung jawab, akuntabel, transparan, serta evaluasi yang ketat," sambungnya.
Penulis : franky
Editor. : tagor
Walikota Pematangsiantar H Hefriansyah SE MM selaku pembina upacara membacakan sambutan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Disebutkan, sesuai amanat Presiden Joko Widodo saat pelantikan Kabinet Indonesia Maju 2020-2024, bahwa perhatian pemerintah dalam kurun lima tahun mandatang, diprioritaskan pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Menegaskan arahan Presiden tersebut, ada dua isu kesehatan utama yang harus diselesaikan terkait membangun SDM yang berkualitas, yaitu Stunting dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Selain itu, ada dua isu kesehatan lainnya yang juga harus diatasi, yaitu tingginya harga obat dan alat kesehatan, serta masih rendahnya penggunaan alat kesehatan buatan dalam negeri. Hal-hal tersebut, katanya, akan menjadi fokus perhatian bersama untuk dapat segera diupayakan solusinya.
Dilanjutkan, berbagai keberhasilan pembangunan kesehatan untuk pembangunan SDM telah diraih dari kinerja kabinet lalu yang ditandai dengan adanya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia setiap tahun. Di mana, salah satu parameter yang diukur adalah Usia Harapan Hidup.
Isu-isu strategis, katanya, telah dilaksanakan dan menghasilkan perbaikan, antara lain menurunnya angka kematian ibu dan anak, menurunnya angka stunting, meningkatnya cakupan imunisasi, serta berhasilnya pengendalian penyakit menular dengan menurunnya angka TB.
"Terima kasih. Dalam kurun waktu lima tahun angka stunting telah berhasil diturunkan hampir 10 persen," sebutnya.
Sedangkan Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN, sambungnya, telah dilaksanakan sepenuhnya. Walaupun besar tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan JKN ini, namun peningkatan pemanfaatan JKN menjadi bukti bahwa JKN sangat dibutuhkan oleh masyarakat lndonesia.
"Untuk itu, mari kita cari solusi bagaimana mengatasi masalah yang dihadapi saat ini dalam memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan akses kesehatan yang lebih adil dan merata," katanya lagi.
Lanjutnya, dalam lima tahun masa tugas Kabinet Indonesia Kerja 2015-2019, pembangunan kesehatan telah memperjuangkan tiga pilar, yaitu paradigma sehat, penguatan akses pelayanan kesehatan, dan penyediaan biaya Jaminan Kesehatan Nasional yang mengusung kegiatan promotif dan preventif, melalui beberapa program unggulan bidang kesehatan.
Seperti Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, PIS-PK atau Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, dan NS atau Nusantara Sehat.
"Kita patut berbangga pembangunan kesehatan dalam lima tahun terakhir ini kian dirasakan manfaatnya. Namun kita juga tidak dapat menutup mata terhadap berbagai permasalahan yang masih ada dalam proses pembangunan kesehatan di tanah air. Kita masih dihadapkan pada kompleksitas masalah Stunting, JKN, serta penyediaan pelayanan kesehatan dasar. Betapapun pemerintah sudah senantiasa responsif dalam memecahkan masalah-masalah tersebut selaras dengan tuntutan masyarakat, kita juga masih dihadapkan pada kesulitan menyediakan obat dan alat kesehatan produk lokal yang murah dan berkualitas,"katanya.
"Dalam pelaksanaan tata kelolanya, saya minta pembangunan kesehatan di daerah serta pemanfaatan anggaran harus dilaksanakan dan dikelola secara baik, benar, dan bertanggung jawab, akuntabel, transparan, serta evaluasi yang ketat," sambungnya.
Penulis : franky
Editor. : tagor
Tidak ada komentar