Mahasiswa Tewas Saat Ikuti Pendidikan Dasar Bela Negara, Ternyata Ini Penyebabnya
LINTAS PUBLIK, Mahasiswa bernama Bagaskara, meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dasar bela negara (pradiksa), Jumat (13/12/2019). Diduga, Bagaskara meninggal dunia akibat penyakit hernia yang dideritanya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh mahasiswa tersebut. Ia mengungkapkan, korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cempaka Putuh guna pertolongan pertama. Namun sayang, nyawa korban tak tertolong.
“Pagi tadi (jajaran) Polres (Jakarta Timur) sudah ke RSUD (Cempaka Putih), tidak ada tanda tanda kekerasan, sementara penyidik masih memeriksa saksi-saksi,” ujar Yusri ketika dikonfirmasi, Senin (16/12/2019).
Ia menjelaksan, peristiwa itu berawal saat korban tengah mengikuti kegiatan pradiksa di kampusnya pada Jumat sore. Kemudian keesokan harinya, korban terlihat pucat saat mengikuti kegiataan baris berbaris.
“Saat melaksanakan kegiatan tersebut (baris-berbaris), almarhum sudah terlihat seperti orang sakit. Kemudian dia disarankan untuk istirahat, tetapi almarhum masih ingin mengikuti kegiatan tersebut,” jelasnya.
Lalu korban pun dipisahkan dari barisan dan beristirahat. Selain itu kata Yusri, panitia juga sempat memberikan obat kepada korban.
“Dikarenakan almarhum punya riwayat hernia dan pihak kampus sempat memberikan obat panadol sesuai permintaan dari almarhum, serta menyarankan untuk istirahat kurang lebih 1 jam,” ungkapnya.
Namun seusai istirahat, korban justru mengaku sakit pada bagian dada. Teman-teman korban pun memberikan bantuan oksigen, sebelum akhirnya Bagaskara dilarikan ke RSUD Cempaka Putih.
“Almarhum mengeluh sakit di bagian dada lalu diberikan pertolongan pertama berupa pemberian oksigen terhadap almarhum. Lalu, karena dilihat tidak memungkinkan kondisi fisiknya, almarhum dibawa ke RSUD Cempaka Putih,” pungkas Yusri.
sumber : posk
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh mahasiswa tersebut. Ia mengungkapkan, korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cempaka Putuh guna pertolongan pertama. Namun sayang, nyawa korban tak tertolong.
ilustrasi |
Ia menjelaksan, peristiwa itu berawal saat korban tengah mengikuti kegiatan pradiksa di kampusnya pada Jumat sore. Kemudian keesokan harinya, korban terlihat pucat saat mengikuti kegiataan baris berbaris.
“Saat melaksanakan kegiatan tersebut (baris-berbaris), almarhum sudah terlihat seperti orang sakit. Kemudian dia disarankan untuk istirahat, tetapi almarhum masih ingin mengikuti kegiatan tersebut,” jelasnya.
Lalu korban pun dipisahkan dari barisan dan beristirahat. Selain itu kata Yusri, panitia juga sempat memberikan obat kepada korban.
“Dikarenakan almarhum punya riwayat hernia dan pihak kampus sempat memberikan obat panadol sesuai permintaan dari almarhum, serta menyarankan untuk istirahat kurang lebih 1 jam,” ungkapnya.
Namun seusai istirahat, korban justru mengaku sakit pada bagian dada. Teman-teman korban pun memberikan bantuan oksigen, sebelum akhirnya Bagaskara dilarikan ke RSUD Cempaka Putih.
“Almarhum mengeluh sakit di bagian dada lalu diberikan pertolongan pertama berupa pemberian oksigen terhadap almarhum. Lalu, karena dilihat tidak memungkinkan kondisi fisiknya, almarhum dibawa ke RSUD Cempaka Putih,” pungkas Yusri.
sumber : posk
Tidak ada komentar