Pengakuan Korban Hipnotis di Jalan Surabaya Siantar: Rencana Jemput Cucu, Kerugian Rp150 Juta
LINTAS PUBLIK, Suwarni (63), seorang ibu rumah tangga yang menjadi korban Hipnotis di Jalan Surabaya, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat akhirnya resmi membuat laporan pengaduan ke Polres Siantar.
Ditemui di rumahnya di Jalan Rakutta Sembiring Lorong 20, Simpang Tangki Gang Madrasah, Kelurahan Nagapitu, Kecamatan Siantar Martoba, Senin (9/12/2019) siang, Suwarni mengaku syok atas kejadian itu. Apalagi dia kehilangan barang berharga senilai Rp150 juta berupa perhiasan emas 75 mayam (bukan 18 mayam, red).
“Barang berhargaku mereka bawa pergi. Aku kehilangan perhiasan emasku sebanyak 75 mayam,” kata wanita itu dengan mata berkaca-kaca.
Dia kemudian menceritakan kronologis kejadian. “Awalnya, saya mau jemput cucu di Sultan Agung di Jalan Surabaya sekira pukul 10.00 pagi. Tiba-tiba, saya didatangi seorang lelaki berpakaian rapi dengan logat Malaysia. Terus pelaku nanya sama saya, ‘ibu tau dimana di Siantar ada tempat panti asuhan atau anak yatim? Karena saya mau berikan sumbangan. Tapi uang saya ini uang dollar’. Tolong dibantu, bu,” kata korban menirukan ucapan pelaku.
Oleh korban kemudian menjawab dan mengatakan kalau di daerahnya di Lorong 20 ada Panti Asuhan.
“Karena aku ditanya, aku bilang kalau di kampungku di Lorong 20 ada Panti Asuhan,” kata Suwarni.
Mendengar hal itu, tidak lama kemudian seorang pelaku perempuan datang menemui pelaku dan korban.
Selanjutnya, pelaku perempuan bertanya kepada korban dengan pertanyaan yang sama. Sehingga korban tetap menjawab kalau di kampungnya ada panti asuhan.
Mendengarkan hal itu, kedua pelaku kemudian mengajak korban ke salah satu Bank di kota siantar.
Berdalih, pelaku ingin menukarkan uang dollarnya, korban kemudian dituntun masuk ke mobil.
“Saya dibawa kedua pelaku naik mobil. Katanya mau pergi ke Bank. Tapi saya tidak tau mobil apa yang mereka bawa. Seingat saya warnanya silver. Setelah kami dari Bank, di dalam mobil saya ditanyai ada tidak menyimpan emas di rumah. Antara sadar dan tidak, saya jawab ada. Dari situlah pelaku membawa saya ke rumah,” jelasnya.
Setibanya di rumah, pelaku wanita minta ikut turun dari mobil. Sedangkan yang laki-laki menunggu di mobil. Di rumah, pelaku wanita mulai beraksi. Dia menyuruh korban mengambil perhiasan emas korban seperti kalung, gelang dan cincin, dengan total seluruhnya sekitar 75 mayam.
“Nah, pas dia meminta perhiasan saya, saya kok seenaknya saja memberikannya kepada dia. Sehabis itu, saya diajak lagi naik ke mobil. Pelaku bilang, perhiasan saya akan diganti sama uang dollar,” terangnya.
Saat itu, korban terus mangguk mengikuti apa kata pelaku. Hingga tiba di Jalan Merdeka dekat toko istana buah, korban diturunkan dan tancap gas meninggalkan korban.
“Saya diturunkan di Jalan Merdeka. Setelah itu saya baru sadar kalau emas itu saya berikan begitu saja kepada pelaku. Saya nangis dan pulang ke rumah. Sampai di rumah saya telepon anak-anak. Kebetulan anak-anak lagi di luar kota semua. Oleh anak-anak menyuruh saya membuat laporan di Polres Siantar,” ungkapnya.
Usai membuat laporan, petugas kepolisian langsung terun ke lokasi. Bahkan, petugas sudah memeriksa CCTV yang terpantau dari salah satu tokoh di Jalan Surabaya. Hasilnya benar, korban didatangi kedua pelaku dan diajak pergi.
sumber. : fase
ilustrasi |
“Barang berhargaku mereka bawa pergi. Aku kehilangan perhiasan emasku sebanyak 75 mayam,” kata wanita itu dengan mata berkaca-kaca.
Dia kemudian menceritakan kronologis kejadian. “Awalnya, saya mau jemput cucu di Sultan Agung di Jalan Surabaya sekira pukul 10.00 pagi. Tiba-tiba, saya didatangi seorang lelaki berpakaian rapi dengan logat Malaysia. Terus pelaku nanya sama saya, ‘ibu tau dimana di Siantar ada tempat panti asuhan atau anak yatim? Karena saya mau berikan sumbangan. Tapi uang saya ini uang dollar’. Tolong dibantu, bu,” kata korban menirukan ucapan pelaku.
Oleh korban kemudian menjawab dan mengatakan kalau di daerahnya di Lorong 20 ada Panti Asuhan.
“Karena aku ditanya, aku bilang kalau di kampungku di Lorong 20 ada Panti Asuhan,” kata Suwarni.
Mendengar hal itu, tidak lama kemudian seorang pelaku perempuan datang menemui pelaku dan korban.
Selanjutnya, pelaku perempuan bertanya kepada korban dengan pertanyaan yang sama. Sehingga korban tetap menjawab kalau di kampungnya ada panti asuhan.
Mendengarkan hal itu, kedua pelaku kemudian mengajak korban ke salah satu Bank di kota siantar.
Berdalih, pelaku ingin menukarkan uang dollarnya, korban kemudian dituntun masuk ke mobil.
“Saya dibawa kedua pelaku naik mobil. Katanya mau pergi ke Bank. Tapi saya tidak tau mobil apa yang mereka bawa. Seingat saya warnanya silver. Setelah kami dari Bank, di dalam mobil saya ditanyai ada tidak menyimpan emas di rumah. Antara sadar dan tidak, saya jawab ada. Dari situlah pelaku membawa saya ke rumah,” jelasnya.
Setibanya di rumah, pelaku wanita minta ikut turun dari mobil. Sedangkan yang laki-laki menunggu di mobil. Di rumah, pelaku wanita mulai beraksi. Dia menyuruh korban mengambil perhiasan emas korban seperti kalung, gelang dan cincin, dengan total seluruhnya sekitar 75 mayam.
“Nah, pas dia meminta perhiasan saya, saya kok seenaknya saja memberikannya kepada dia. Sehabis itu, saya diajak lagi naik ke mobil. Pelaku bilang, perhiasan saya akan diganti sama uang dollar,” terangnya.
Saat itu, korban terus mangguk mengikuti apa kata pelaku. Hingga tiba di Jalan Merdeka dekat toko istana buah, korban diturunkan dan tancap gas meninggalkan korban.
“Saya diturunkan di Jalan Merdeka. Setelah itu saya baru sadar kalau emas itu saya berikan begitu saja kepada pelaku. Saya nangis dan pulang ke rumah. Sampai di rumah saya telepon anak-anak. Kebetulan anak-anak lagi di luar kota semua. Oleh anak-anak menyuruh saya membuat laporan di Polres Siantar,” ungkapnya.
Usai membuat laporan, petugas kepolisian langsung terun ke lokasi. Bahkan, petugas sudah memeriksa CCTV yang terpantau dari salah satu tokoh di Jalan Surabaya. Hasilnya benar, korban didatangi kedua pelaku dan diajak pergi.
sumber. : fase
Tidak ada komentar