63 Warga Jadi Korban Pesawat Jatuh, PM Kanada: Iran Harus Tanggung Jawab!
LINTAS PUBLIK, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau menuntut Iran memberi "kejelasan penuh" soal penembakan pesawat Ukraina yang menewaskan semua 176 penumpang. Penembakan di dekat Teheran itu menewaskan 63 warga Kanada.
Seperti dilansir AFP, Minggu (12/1/2020), Trudeau mengatakan dia menyampaikan permintaan itu saat menelepon Presiden Iran Hassan Rouhani. Pada Sabtu (11/1), Rouhani mengakui rudal Iran keliru menembak jatuh pesawat itu.
Pada konferensi pers yang disiarkan televisi, Trudeau mengaku mengatakan kepada Rouhani bahwa pengakuan itu merupakan "langkah penting" tetapi "banyak langkah lain harus diambil".
"Investigasi penuh dan lengkap harus dilakukan," katanya. "Kita perlu kejelasan penuh tentang bagaimana tragedi mengerikan bisa terjadi," sambungnya.
"Iran harus bertanggung jawab penuh," kata Trudeau.
Trudeau mengatakan dia bersikeras kepada Rouhani bahwa Kanada diizinkan untuk berpartisipasi dalam penyelidikan.
Tiga anggota tim penyebaran cepat Kanada sedang dalam perjalanan ke Iran, dan harus berada di darat dalam beberapa jam untuk mendukung keluarga para korban Kanada, katanya.
Trudeau mengatakan anggota tim tambahan akan menyusul ke Iran. Dia menambahkan bahwa Iran sedang bekerja pada pemberian visa.
Menurut perhitungan Ottawa, 57 warga Kanada, banyak dari mereka berkewarganegaraan ganda Iran, berada di dalam penerbangan Ukraine International Airlines ketika jatuh 8 Januari tak lama setelah lepas landas dari bandara Teheran.
"Saya, tentu saja, marah dan geram bahwa keluarga-keluarga di seluruh negeri ini berduka atas kehilangan orang-orang yang mereka cintai, bahwa komunitas Iran Kanada sangat menderita, sehingga semua orang Kanada terkejut dan terkejut dengan hilangnya nyawa yang tidak masuk akal," kata Trudeau.
"Ya, saya sangat marah bahwa ada keluarga Kanada yang kehilangan orang tua, anak-anak, pasangan mereka dan ini merupakan tragedi besar bagi seluruh negara dan bukan hanya untuk komunitas Iran," imbuhnya.
Setelah berhari-hari tertunda dan di tengah tekanan internasional yang meningkat, Pengawal Revolusi Iran mengakui pesawat itu keliru sebagai rudal jelajah dan ditembak jatuh dengan rudal jarak pendek.
Rouhani mengatakan itu adalah "kesalahan tak termaafkan" yang dihasilkan dari "kesalahan manusia".
Insiden itu terjadi hanya beberapa jam setelah Iran meluncurkan gelombang rudal di pangkalan yang menampung pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak dalam menanggapi pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak (drone) AS.
sumber : det
Seperti dilansir AFP, Minggu (12/1/2020), Trudeau mengatakan dia menyampaikan permintaan itu saat menelepon Presiden Iran Hassan Rouhani. Pada Sabtu (11/1), Rouhani mengakui rudal Iran keliru menembak jatuh pesawat itu.
Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau (Adrian Wyld/The Canadian Press via AP) |
"Investigasi penuh dan lengkap harus dilakukan," katanya. "Kita perlu kejelasan penuh tentang bagaimana tragedi mengerikan bisa terjadi," sambungnya.
"Iran harus bertanggung jawab penuh," kata Trudeau.
Trudeau mengatakan dia bersikeras kepada Rouhani bahwa Kanada diizinkan untuk berpartisipasi dalam penyelidikan.
Tiga anggota tim penyebaran cepat Kanada sedang dalam perjalanan ke Iran, dan harus berada di darat dalam beberapa jam untuk mendukung keluarga para korban Kanada, katanya.
Trudeau mengatakan anggota tim tambahan akan menyusul ke Iran. Dia menambahkan bahwa Iran sedang bekerja pada pemberian visa.
Menurut perhitungan Ottawa, 57 warga Kanada, banyak dari mereka berkewarganegaraan ganda Iran, berada di dalam penerbangan Ukraine International Airlines ketika jatuh 8 Januari tak lama setelah lepas landas dari bandara Teheran.
"Saya, tentu saja, marah dan geram bahwa keluarga-keluarga di seluruh negeri ini berduka atas kehilangan orang-orang yang mereka cintai, bahwa komunitas Iran Kanada sangat menderita, sehingga semua orang Kanada terkejut dan terkejut dengan hilangnya nyawa yang tidak masuk akal," kata Trudeau.
"Ya, saya sangat marah bahwa ada keluarga Kanada yang kehilangan orang tua, anak-anak, pasangan mereka dan ini merupakan tragedi besar bagi seluruh negara dan bukan hanya untuk komunitas Iran," imbuhnya.
Setelah berhari-hari tertunda dan di tengah tekanan internasional yang meningkat, Pengawal Revolusi Iran mengakui pesawat itu keliru sebagai rudal jelajah dan ditembak jatuh dengan rudal jarak pendek.
Rouhani mengatakan itu adalah "kesalahan tak termaafkan" yang dihasilkan dari "kesalahan manusia".
Insiden itu terjadi hanya beberapa jam setelah Iran meluncurkan gelombang rudal di pangkalan yang menampung pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak dalam menanggapi pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak (drone) AS.
sumber : det
Tidak ada komentar