Garista Rumah Adat Karo di Bangun 1893, Ini Jadwal dan Harga Kunjungannya
LINTAS PUBLIK, Rumah Garista, rumah adat budaya Karo yang dibangun komunitas masyarakat Karo di Lingga pada tahun 1893.
Rumah garista kini sudah dapat dikunjungi dan menjadi obyek wisata Budaya dikota Medan, jadawal kunjungannnya Selasa sampai dengan Jumat harga tiket untuk Dewasa Rp.7.000,- / Anak Rp.5.000,-
Dan pada Hari Sabtu , Minggu & Hari Libur harga tiket Dewasa Rp.10.000,- / Anak Rp.5.000. Hal ini disampaikan Birgaldo Sinaga di akun facebooknya, Minggu (5/1/2020)
Birgaldo Sinaga juga menyampaikan bahwa rumah adat Karo ini cukup unik, dan dibangun dengan kearifan lokal.
"Saya melihat arsitektur rumah adat Karo ini. Cukup unik juga konsep kekerabatan masyarakatnya. Batas2 ruang private dibangun dengan kearifan lokal."tulisnya.
Inilah informasi lengkap rumah Garista yang berada di Jalan Bunga Herba 5 No.89, Sempakata , Kecamatan Medan Selayang Medan :
"RUMAH GARISTA
Rumah. Rumah bagi kita bukan sekedar tempat berteduh dari hujan dan panas. Rumah bukan saja tempat berlindung dari lingkungan yang keras. Rumah juga menjadi tempat cinta memekar dan menghangat.
Betapa nestapanya perasaan kita ketika rumah kita disapu banjir. Lumpur dan air menyapu sampai lemari. Kita naik ke atap. Kedinginan. Lelah. Stres. Kita bukan saja kehilangan rumah tempat berteduh dan istirahat tetapi juga kehilangan kebahagiaan.
Kemarin, saya diajak teman Jun Franco mengunjungi rumah. Rumah ini bukan rumah biasa seperti rumah modern. Rumah ini sudah berusia ratusan tahun. Rumah orang Karo pada abad ke 19. Rumah yang dibangun komunitas masyarakat Karo di Lingga pada tahun 1893. Nama rumahnya Garista.
Rumah Garista tidak begitu jauh dari pusat kota Medan. Terletak di Medan Selayang.
Pengelola Rumah Garista ternyata Ekarina. Ekarina seorang relawan kemanusiaan saya di Medan. Saat gempa Palu Donggala Sigi, Ekarina dan Jun Franco menggalang dana untuk diserahkan ke korban gempa.
Saat saya menggalang dana untuk beasiswa anak2 Bu Meiliana, Ekarina juga turun ke jalan mencari donasi.
Saya surprise juga melihatnya sudah berkembang begitu maju. Ia bersama teman2nya menerima tantangan mengelola Rumah Adat Karo Garista menjadi salah satu tempat destinasi wisata di Kota Medan.
Garista adalah Rumah Adat Karo Siwaluh Jabu Pertama di Kota Medan. Rumah ini awalnya terletak di Desa Pernantin , Kec . Juhar Tanah Karo – Sumatera Utara. Sekitar 120 km dari kota Medan.
Konsep bangunan Garista masih menggunakan pola bangunan yang sama dengan aslinya yaitu dibangun tanpa menggunakan paku atau baut. Sistem sambungannya pake pasak. Hebatnya konsep rumah ini tahan gempa.
Tiang penyangga terbuat dari kayu bangunan tahun 1893. Adapun yang diganti hanya beberapa lembar kayu pada lantai. Tulang atap setinggi 10 meter terbuat dari 10.000 batang bambu. Atapnya terbuat dari ijuk.
Saya masuk ke dalam rumah. Menaiki 8 anak tangga. Begitu masuk, rumah seluas lapangan basket ini terasa adem. Kita seperti berada dalam joglo yang luas. Di dalam rumah itu ada 4 tungku dapur.
4 tungku dapur itu milik 8 keluarga yang tinggal di dalam. Ada batas teritorial dalam rumah itu. Batasnya harus ditaati penghuni rumah yang ternyata masih punya hubungan kekerabatan keluarga.
Langit2 rumah Garista sangat tinggi. Mencapai 10 meter. Sekalian berfungsi jadi cerobong asap juga saat masak.
"Bagaimana 8 keluarga ini tinggal bersama dengan anak2nya?", tanya saya.
Untuk anak2 yang sudah akil balig, mereka akan tidur di lumbung padi. Mereka tidak boleh lagi tinggal dalam rumah bersama.
Saya melihat arsitektur rumah adat Karo ini. Cukup unik juga konsep kekerabatan masyarakatnya. Batas2 ruang private dibangun dengan kearifan lokal.
Meskipun batas private itu imajiner tapi mereka taat dan tunduk pada aturan yang telah disepakati. Bayangkan satu rumah berisi 8 keluarga dengan 4 dapur bisa rukun dan damai tinggal bersama.
Rumah pada masa dulu tentu tidak mudah mendirikannya. Gotong royong menjadi keniscayaan. Saling menjaga dan melindungi menjadi utama. Mereka tinggal di hutan yang masih lebat. Tentu sangat riskan diserang binatang buas.
Kekayaan negeri kita memang luar biasa. Melestarikan rumah adat sebagai warisan budaya wajib kita perjuangkan.
Ekarina menjadi sosok tokoh muda yang patut kita dukung. Pemikiran dan keberaniannya menjaga, merawat dan melestarikan salah satu kekayaan budaya nusantara patut diacungi jempol.
Teman2 di seluruh Indonesia...datanglah ke Garista Rumah Adat Karo. Kalian akan menjadi bangga sebagai orang Indonesia bisa melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana leluhur kita membangun peradabannya dengan hebat.
Silakan datang ke Garista yang beralamat di Jl. Bunga Herba 5 No.89, Sempakata , Kec . Medan Selayang , Kota Medan, Sumatera Utara 20131.
Atau menghubungi 081264596766 untuk mengetahui jadwal dan kegiatan serta penyewaan ruangan .
Adapun fasilitas yang tersedia adalah Tour Guide, Spot foto yang cantik , Cafe dan area parkir yang luas sehingga membuat nyaman saat berkunjung .
Garista buka sejak 1 Desember 2019 dengan Jadwal buka pukul 10.00 – 17. 00 Wib , dan harga tiket promo untuk bulan Januari :
- Selasa s/d Jumat : Dewasa Rp.7.000,- / Anak Rp.5.000,-
- Sabtu , Minggu & Hari Libur : Dewasa Rp.10.000,- / Anak Rp.5.000,-
Salam perjuangan penuh cinta
Birgaldo Sinaga".
Tulisan Brilgaldo langsung dikomentari para nitizen, sampai berita ini diturunkan telah 44 kali dibagikan, 1200 disukai dan 86 kali dikomentari.
Penulis : tagor
Editor : tagor
Dan pada Hari Sabtu , Minggu & Hari Libur harga tiket Dewasa Rp.10.000,- / Anak Rp.5.000. Hal ini disampaikan Birgaldo Sinaga di akun facebooknya, Minggu (5/1/2020)
Birgaldo Sinaga juga menyampaikan bahwa rumah adat Karo ini cukup unik, dan dibangun dengan kearifan lokal.
"Saya melihat arsitektur rumah adat Karo ini. Cukup unik juga konsep kekerabatan masyarakatnya. Batas2 ruang private dibangun dengan kearifan lokal."tulisnya.
"RUMAH GARISTA
Rumah. Rumah bagi kita bukan sekedar tempat berteduh dari hujan dan panas. Rumah bukan saja tempat berlindung dari lingkungan yang keras. Rumah juga menjadi tempat cinta memekar dan menghangat.
Betapa nestapanya perasaan kita ketika rumah kita disapu banjir. Lumpur dan air menyapu sampai lemari. Kita naik ke atap. Kedinginan. Lelah. Stres. Kita bukan saja kehilangan rumah tempat berteduh dan istirahat tetapi juga kehilangan kebahagiaan.
Kemarin, saya diajak teman Jun Franco mengunjungi rumah. Rumah ini bukan rumah biasa seperti rumah modern. Rumah ini sudah berusia ratusan tahun. Rumah orang Karo pada abad ke 19. Rumah yang dibangun komunitas masyarakat Karo di Lingga pada tahun 1893. Nama rumahnya Garista.
Rumah Garista tidak begitu jauh dari pusat kota Medan. Terletak di Medan Selayang.
Pengelola Rumah Garista ternyata Ekarina. Ekarina seorang relawan kemanusiaan saya di Medan. Saat gempa Palu Donggala Sigi, Ekarina dan Jun Franco menggalang dana untuk diserahkan ke korban gempa.
Saat saya menggalang dana untuk beasiswa anak2 Bu Meiliana, Ekarina juga turun ke jalan mencari donasi.
Saya surprise juga melihatnya sudah berkembang begitu maju. Ia bersama teman2nya menerima tantangan mengelola Rumah Adat Karo Garista menjadi salah satu tempat destinasi wisata di Kota Medan.
Garista adalah Rumah Adat Karo Siwaluh Jabu Pertama di Kota Medan. Rumah ini awalnya terletak di Desa Pernantin , Kec . Juhar Tanah Karo – Sumatera Utara. Sekitar 120 km dari kota Medan.
Konsep bangunan Garista masih menggunakan pola bangunan yang sama dengan aslinya yaitu dibangun tanpa menggunakan paku atau baut. Sistem sambungannya pake pasak. Hebatnya konsep rumah ini tahan gempa.
Tiang penyangga terbuat dari kayu bangunan tahun 1893. Adapun yang diganti hanya beberapa lembar kayu pada lantai. Tulang atap setinggi 10 meter terbuat dari 10.000 batang bambu. Atapnya terbuat dari ijuk.
Saya masuk ke dalam rumah. Menaiki 8 anak tangga. Begitu masuk, rumah seluas lapangan basket ini terasa adem. Kita seperti berada dalam joglo yang luas. Di dalam rumah itu ada 4 tungku dapur.
4 tungku dapur itu milik 8 keluarga yang tinggal di dalam. Ada batas teritorial dalam rumah itu. Batasnya harus ditaati penghuni rumah yang ternyata masih punya hubungan kekerabatan keluarga.
Langit2 rumah Garista sangat tinggi. Mencapai 10 meter. Sekalian berfungsi jadi cerobong asap juga saat masak.
"Bagaimana 8 keluarga ini tinggal bersama dengan anak2nya?", tanya saya.
Untuk anak2 yang sudah akil balig, mereka akan tidur di lumbung padi. Mereka tidak boleh lagi tinggal dalam rumah bersama.
Saya melihat arsitektur rumah adat Karo ini. Cukup unik juga konsep kekerabatan masyarakatnya. Batas2 ruang private dibangun dengan kearifan lokal.
Meskipun batas private itu imajiner tapi mereka taat dan tunduk pada aturan yang telah disepakati. Bayangkan satu rumah berisi 8 keluarga dengan 4 dapur bisa rukun dan damai tinggal bersama.
Rumah pada masa dulu tentu tidak mudah mendirikannya. Gotong royong menjadi keniscayaan. Saling menjaga dan melindungi menjadi utama. Mereka tinggal di hutan yang masih lebat. Tentu sangat riskan diserang binatang buas.
Kekayaan negeri kita memang luar biasa. Melestarikan rumah adat sebagai warisan budaya wajib kita perjuangkan.
Ekarina menjadi sosok tokoh muda yang patut kita dukung. Pemikiran dan keberaniannya menjaga, merawat dan melestarikan salah satu kekayaan budaya nusantara patut diacungi jempol.
Teman2 di seluruh Indonesia...datanglah ke Garista Rumah Adat Karo. Kalian akan menjadi bangga sebagai orang Indonesia bisa melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana leluhur kita membangun peradabannya dengan hebat.
Silakan datang ke Garista yang beralamat di Jl. Bunga Herba 5 No.89, Sempakata , Kec . Medan Selayang , Kota Medan, Sumatera Utara 20131.
Atau menghubungi 081264596766 untuk mengetahui jadwal dan kegiatan serta penyewaan ruangan .
Adapun fasilitas yang tersedia adalah Tour Guide, Spot foto yang cantik , Cafe dan area parkir yang luas sehingga membuat nyaman saat berkunjung .
Garista buka sejak 1 Desember 2019 dengan Jadwal buka pukul 10.00 – 17. 00 Wib , dan harga tiket promo untuk bulan Januari :
- Selasa s/d Jumat : Dewasa Rp.7.000,- / Anak Rp.5.000,-
- Sabtu , Minggu & Hari Libur : Dewasa Rp.10.000,- / Anak Rp.5.000,-
Salam perjuangan penuh cinta
Birgaldo Sinaga".
Tulisan Brilgaldo langsung dikomentari para nitizen, sampai berita ini diturunkan telah 44 kali dibagikan, 1200 disukai dan 86 kali dikomentari.
Penulis : tagor
Editor : tagor
Tidak ada komentar