PDIP Sebut Anies 'Cuci Tangan' Karena Salahkan Kondisi Hulu Sungai di Banjir Jakarta
LINTAS PUBLIK, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan menilai banjir di Jakarta cermin dari rusaknya tata kelola lingkungan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan dengan mempelajari kepemimpinan Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Syaiful Hidayat, ketika menjadi Gubernur DKI, juga kepemimpinan Tri Rismharini, Walikota Surabaya, Hendrar Prihadi atau Hendi Walikota Semarang, maka persoalan pencegahan dan pengendalian banjir itu merupakan ukuran kualitas kepemimpinan kepala daerah.
“Kota Surabaya, dan bahkan Kota Semarang secara topografis tidak jauh beda dengan Jakarta juga menghadapi ancaman karena naiknya muka air laut. Demikian halnya Kota Surabaya tidak kalah kompleks. Namun melalui program komprehensif, terarah, fokus, dan pemimpinnya memahami persoalan lapangan, maka 'direction' yang diberikan sangat jelas: pencegahan banjir. Kedua kota besar tersebut terbukti efektif mengendalikan dan mencegah banjir," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/12/2019).
Hasto menyebut banjir di Jakarta tidak bisa diatasi dengan membagi nasi bungkus. Banjir di Jakarta, imbuhnya, tidak bisa juga dibelokkan akar persoalannya dengan menyalahkan hulu sungai. Dia menganggap banjir merupakan persoalan kepemimpinan dan manajemen.
"Pernyataan selebar apapun sungai di Jakarta, selama air dari selatan dibiarkan bebas mengalir ke daerah pesisir termasuk Jakarta, bukanlah pernyataan yang bijak, dan cenderung cuci tangan," tandasnya.
Hasto menandaskan Rakernas I PDIP pada 10 Januari mendatang secara khusus akan menaruh perhatian pada persoalan tersebut sehingga lahirlah kebijakan komprehensif PDIP di dalam mencegah dan mengendalikan banjir untuk dijalankan bagi seluruh kepala daerah dari partai tersebut.
Hasto menambahkan menghadapi banjir di beberapa daerah, khususnya di DKI Jakarta, PDI Perjuangan melalui Badan penanggulangan bencana partai melakukan evakuasi dan bantuan ke warga. Dapur umum di DKI, Bekasi, dan Bogor serta beberapa daerah lain juga didirikan.
“Partai hadir dengan seluruh nilai-nilai kemanusiaan. Ribka Ciptaning, Sadar Restu, Max Rulland dan Adi Wijaya memimpin langsung program kemanusiaan tersebut. Kemampuan salah satu dapur umum di DPD PDI Perjuangan DKI bisa memberikan makanan sehat dan bergizi minimum 3500 nasi kotak per hari. Aksi kemanusiaan ini untuk rakyat kecil tanpa membeda-bedakan pilihan politiknya," tutup Hasto.
sumber : posk
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan dengan mempelajari kepemimpinan Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Syaiful Hidayat, ketika menjadi Gubernur DKI, juga kepemimpinan Tri Rismharini, Walikota Surabaya, Hendrar Prihadi atau Hendi Walikota Semarang, maka persoalan pencegahan dan pengendalian banjir itu merupakan ukuran kualitas kepemimpinan kepala daerah.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.(ikbal) |
Hasto menyebut banjir di Jakarta tidak bisa diatasi dengan membagi nasi bungkus. Banjir di Jakarta, imbuhnya, tidak bisa juga dibelokkan akar persoalannya dengan menyalahkan hulu sungai. Dia menganggap banjir merupakan persoalan kepemimpinan dan manajemen.
"Pernyataan selebar apapun sungai di Jakarta, selama air dari selatan dibiarkan bebas mengalir ke daerah pesisir termasuk Jakarta, bukanlah pernyataan yang bijak, dan cenderung cuci tangan," tandasnya.
Hasto menandaskan Rakernas I PDIP pada 10 Januari mendatang secara khusus akan menaruh perhatian pada persoalan tersebut sehingga lahirlah kebijakan komprehensif PDIP di dalam mencegah dan mengendalikan banjir untuk dijalankan bagi seluruh kepala daerah dari partai tersebut.
Hasto menambahkan menghadapi banjir di beberapa daerah, khususnya di DKI Jakarta, PDI Perjuangan melalui Badan penanggulangan bencana partai melakukan evakuasi dan bantuan ke warga. Dapur umum di DKI, Bekasi, dan Bogor serta beberapa daerah lain juga didirikan.
“Partai hadir dengan seluruh nilai-nilai kemanusiaan. Ribka Ciptaning, Sadar Restu, Max Rulland dan Adi Wijaya memimpin langsung program kemanusiaan tersebut. Kemampuan salah satu dapur umum di DPD PDI Perjuangan DKI bisa memberikan makanan sehat dan bergizi minimum 3500 nasi kotak per hari. Aksi kemanusiaan ini untuk rakyat kecil tanpa membeda-bedakan pilihan politiknya," tutup Hasto.
sumber : posk
Tidak ada komentar