Reaksi Anak Hakim PN Medan Jamaluddin setelah Tahu Ibunya Dalang Pembunuhan Sang Ayah
LINTAS PUBLIK, Terungkapnya misteri pembunuhan Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin, membuat kaget keluarga besar korban.
Terutama bagi Kenny Akbary, anak sulung Jamaluddin dari istri pertama. Karena ia tidak menyangka bahwa ayah mereka dibunuh dan didalangi Zuraida Hanum, ibu tirinya sendiri dibantu dua eksekutor, Jefri dan Reza.
“Saya masih enggak nyangka, terkejut gitu, kok tega (ibu) melakukan itu, ya udahlah biarlah aparat polisi yang mengusut,” ujar Kenny Akbary, anak sulung Jamaluddin dari istri pertamanya, Rabu (8/1/2020).
Diketahui, Jamaluddin menikahi Zuraida tahun 2011 setelah bercerai dari istri pertama. Dari pernikahan dengan Zuraida, Jamaluddin dianugerahi seorang anak perempuan.
Kenny Akbary mengatakan mendapat info pertama kali ibu tirinya jadi tersangka dari pihak kepolisian. Dia juga membenarkan ada prarekontruksi di rumah, kemarin.
Sejatinya, Kenny yang Co-asst di RSUD Pirngadi menjelaskan saat ayahnya meninggal, pihak keluarga menduga Jamaluddin dibunuh rekan bisnis. Namun, dugaan itu mulai melemah saat mendengar penjelasan ibunya ketika polisi datang bertanya saat pemakaman di Nagan (Aceh).
“Kalau pertama kali sih dengar kejadian, kecurigaan ke keluarga tidak ada, kirain (yang bunuh) rekan bisnis atau rekan kerja. Tetapi setelah mendengar penuturan bunda (ke polisi) kok berbanding terbalik alibinya.”
“Enggak bisa diterima akal sehat gitu dan kok kayaknya ditambah tambahin. Tetapi tetap juga positif thinking, enggak mungkin lah masa bunda orang paling dekat, enggak mungkin lah,” bebernya.
Dia pun tak menduga ada prahara dalam rumah tangga ayahnya. Sebab, dia tak pernah sekalipun melihat pertengkaran hebat.
“Aku lihat kalau bertengkar suami istri biasa aja, enggak ada heboh kali gitu kan. Terus enggak ada sih masalah yang terlalu besar, yang membuat sampai muncul niat membunuh itu, enggak ada menurut aku pribadi. Tetapi aku enggak tahu kejadian seperti ini,” ungkapnya.
Kenny mengaku masih hancur mengenang pertama kali mendengar ayahnya tewas. Kenny sendiri sempat komunikasi terakhir kali pada Kamis pukul 15.00 WIB atau sehari sebelum hari nahas, Jamaluddin ditemukan tak bernyawa di dalam mobil di kawasan Kutalimbaru, Deliserdang.
“(Komunikasi saat itu) pun biasa aja. (Saya) telepon kasih tahu, kalau enggak pulang, jaga malam gitu kan kata abu (ayah). Ya biasa aja makanya sakit kali syok kali waktu mendegar kabar ini keesokan harinya.
Dia pun berharap kasus ini segera dituntaskan dan pelakunya dihukum maksimal. “Harapanya sih aku dari pertama sudah bilang siapa pun pelakunya, enggak pandang bulu harus dapat ganjaran seberat beratnya. Pokonya intinya kalau bisa hukuman mati,” tegas Kenny.
“Dia (Zuraida) menghabisi nyawa almarhum abu (ayah) ku seharusnya dia dapat ganjaranya kayak gitu juga, karena ini (pembunuhan) sudah sangat terencana, bagus. Saya berharap para tersangka dihukum maksimal. Harus dihukum maksimal,” jelasnya.
sumber :jppn
Terutama bagi Kenny Akbary, anak sulung Jamaluddin dari istri pertama. Karena ia tidak menyangka bahwa ayah mereka dibunuh dan didalangi Zuraida Hanum, ibu tirinya sendiri dibantu dua eksekutor, Jefri dan Reza.
“Saya masih enggak nyangka, terkejut gitu, kok tega (ibu) melakukan itu, ya udahlah biarlah aparat polisi yang mengusut,” ujar Kenny Akbary, anak sulung Jamaluddin dari istri pertamanya, Rabu (8/1/2020).
Diketahui, Jamaluddin menikahi Zuraida tahun 2011 setelah bercerai dari istri pertama. Dari pernikahan dengan Zuraida, Jamaluddin dianugerahi seorang anak perempuan.
Kenny Akbary mengatakan mendapat info pertama kali ibu tirinya jadi tersangka dari pihak kepolisian. Dia juga membenarkan ada prarekontruksi di rumah, kemarin.
Sejatinya, Kenny yang Co-asst di RSUD Pirngadi menjelaskan saat ayahnya meninggal, pihak keluarga menduga Jamaluddin dibunuh rekan bisnis. Namun, dugaan itu mulai melemah saat mendengar penjelasan ibunya ketika polisi datang bertanya saat pemakaman di Nagan (Aceh).
“Kalau pertama kali sih dengar kejadian, kecurigaan ke keluarga tidak ada, kirain (yang bunuh) rekan bisnis atau rekan kerja. Tetapi setelah mendengar penuturan bunda (ke polisi) kok berbanding terbalik alibinya.”
“Enggak bisa diterima akal sehat gitu dan kok kayaknya ditambah tambahin. Tetapi tetap juga positif thinking, enggak mungkin lah masa bunda orang paling dekat, enggak mungkin lah,” bebernya.
Dia pun tak menduga ada prahara dalam rumah tangga ayahnya. Sebab, dia tak pernah sekalipun melihat pertengkaran hebat.
“Aku lihat kalau bertengkar suami istri biasa aja, enggak ada heboh kali gitu kan. Terus enggak ada sih masalah yang terlalu besar, yang membuat sampai muncul niat membunuh itu, enggak ada menurut aku pribadi. Tetapi aku enggak tahu kejadian seperti ini,” ungkapnya.
Kenny mengaku masih hancur mengenang pertama kali mendengar ayahnya tewas. Kenny sendiri sempat komunikasi terakhir kali pada Kamis pukul 15.00 WIB atau sehari sebelum hari nahas, Jamaluddin ditemukan tak bernyawa di dalam mobil di kawasan Kutalimbaru, Deliserdang.
“(Komunikasi saat itu) pun biasa aja. (Saya) telepon kasih tahu, kalau enggak pulang, jaga malam gitu kan kata abu (ayah). Ya biasa aja makanya sakit kali syok kali waktu mendegar kabar ini keesokan harinya.
Dia pun berharap kasus ini segera dituntaskan dan pelakunya dihukum maksimal. “Harapanya sih aku dari pertama sudah bilang siapa pun pelakunya, enggak pandang bulu harus dapat ganjaran seberat beratnya. Pokonya intinya kalau bisa hukuman mati,” tegas Kenny.
“Dia (Zuraida) menghabisi nyawa almarhum abu (ayah) ku seharusnya dia dapat ganjaranya kayak gitu juga, karena ini (pembunuhan) sudah sangat terencana, bagus. Saya berharap para tersangka dihukum maksimal. Harus dihukum maksimal,” jelasnya.
sumber :jppn
Tidak ada komentar