4 Hari Kebanjiran, Warga Kekurangan Bantuan Logistik
LINTAS PUBLIK, Warga RW 02, Kampung Arus, Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur, sudah empat hari tergenang banjir air luapan Kali Ciliwung. Meski begitu, mereka mengeluhkan minimnya bantuan logistik yang diberikan kepada mereka selama ini.
Amin Bun Yamni (70), korban banjir, mengatakan air yang merendam permukiman membuat seluruh aktivitas sehari-hari mereka terganggu. Pasalnya, sudah empat hari air tak juga hilang dari pemukiman mereka.
"Sudah empat hari kebanjiran, air cuman surut sebentar terus naik lagi. Siang tadi saja air naik lagi, padahal hari Minggu (23/2/2020) kemarin banjir 1 meter," katanya, Senin (24/2/2020).
Meski menjadi korban banjir selama beberapa hari ini, Amin mengaku masih minimnya bantuan logistik bagi warga RW 02 Kampung Arus selama empat hari ini kebanjiran. Dimana selama banjir itu, baru sekali bantuan yang didapatkan warga.
"Bantuan dapat satu kali saja, beras dan mi instan. Habis itu enggak ada bantuan makanan lagi, kita makan sedapatnya saja," ujarnya.
Meski dapur umum Pemkot Jakarta Timur masih berlokasi di Kelurahan Cawang, namun hal itu belum dirasakan. Pasalnya, bantuan logistik yang mereka terima, khususnya nasi boks selama terdampak banjir, jauh dari kata cukup.
"Dari pemerintah datang saja enggak, jadi boro-boro dapat nasi boks. Kita cuman kebagian sampah nasi boks yang hanyut," keluhnya.
Fatiah (50), warga lainnya, menuturkan minimnya bantuan yang didapatkan warga lantaran kondisi permukiman RW 02. Akibatnya, perhatian yang diberikan luput dari pemerintah karena kebanyakan warga sudah banyak pindah.
"Banyak warga yang pindah karena bosan kebanjiran, rumahnya dibeli sama pengembang. Dulu katanya mau digusur pemerintah untuk normalisasi tapi enggak jadi-jadi," tutur Fatiah.
Lain lagi di warga RW 03 dan RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu, yang hingga kini sebagian besar masih bertahan pengungsian. Mereka khawatir air luapan kali Sunter kembali meluber ke pemukiman mereka.
"Kemarin sudah surut, cuma karena di Bogor masih hujan jadinya naik lagi," kata Ida Rosida, warga RW 04.
Menurut Ida, perubahan tinggi muka air di Kali Sunter tampak sejak pukul 08.00 dan terus bertambah seiring waktu. Karena itu, ia pun memilih masih bertahan di posko pengungsian.
"Baru kemarin banjir surut, sekarang air sudah naik lagi. Saya enggak tahu siaga berapa, pokoknya bukan ketinggian normal," tambahnya.
sumber : posk
Amin Bun Yamni (70), korban banjir, mengatakan air yang merendam permukiman membuat seluruh aktivitas sehari-hari mereka terganggu. Pasalnya, sudah empat hari air tak juga hilang dari pemukiman mereka.
Banjir yang masih menggenangi pemukiman warga di kampung Arus, Cawang. |
Meski menjadi korban banjir selama beberapa hari ini, Amin mengaku masih minimnya bantuan logistik bagi warga RW 02 Kampung Arus selama empat hari ini kebanjiran. Dimana selama banjir itu, baru sekali bantuan yang didapatkan warga.
"Bantuan dapat satu kali saja, beras dan mi instan. Habis itu enggak ada bantuan makanan lagi, kita makan sedapatnya saja," ujarnya.
Meski dapur umum Pemkot Jakarta Timur masih berlokasi di Kelurahan Cawang, namun hal itu belum dirasakan. Pasalnya, bantuan logistik yang mereka terima, khususnya nasi boks selama terdampak banjir, jauh dari kata cukup.
"Dari pemerintah datang saja enggak, jadi boro-boro dapat nasi boks. Kita cuman kebagian sampah nasi boks yang hanyut," keluhnya.
Fatiah (50), warga lainnya, menuturkan minimnya bantuan yang didapatkan warga lantaran kondisi permukiman RW 02. Akibatnya, perhatian yang diberikan luput dari pemerintah karena kebanyakan warga sudah banyak pindah.
"Banyak warga yang pindah karena bosan kebanjiran, rumahnya dibeli sama pengembang. Dulu katanya mau digusur pemerintah untuk normalisasi tapi enggak jadi-jadi," tutur Fatiah.
Lain lagi di warga RW 03 dan RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu, yang hingga kini sebagian besar masih bertahan pengungsian. Mereka khawatir air luapan kali Sunter kembali meluber ke pemukiman mereka.
"Kemarin sudah surut, cuma karena di Bogor masih hujan jadinya naik lagi," kata Ida Rosida, warga RW 04.
Menurut Ida, perubahan tinggi muka air di Kali Sunter tampak sejak pukul 08.00 dan terus bertambah seiring waktu. Karena itu, ia pun memilih masih bertahan di posko pengungsian.
"Baru kemarin banjir surut, sekarang air sudah naik lagi. Saya enggak tahu siaga berapa, pokoknya bukan ketinggian normal," tambahnya.
sumber : posk
Tidak ada komentar