Diomeli Karena Punya WIL Istri Wasalam Dibogem Mentah
LINTAS PUBLIK, AGAKNYA Dulsalam, 43, punya akik “Klabang Sayuta” seperti punya Mahesa Jenar dalam cerita silat. Meninju istri berkali-kali pakai tangan berakik, Ny. Nurindah, 44, wasalam di tempat. Namun demikian Dulsalam masih bisa ngarang cerita, mana polisi bisa dibohongi. Akhirnya suami sumbu pendek itu ditahan.
Gara-gara soal WIL, kaum lelaki bisa jadi pembohong. Padahal yang namanya berbohong, sekali dimulai akan terjadi bohong-bohong berikutnya agar sinkron dengan kebohongan perdana. Untungnya orang bohong tak berakibat hidung panjang sebagaimana kisah Pinokio. Namun demikian jangan coba-coba bohongi polisi untuk urusan kriminal, pasti bakal kedodoran membangun kebohongan yang lain.
Dulsalam warga Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, awalnya orang jujur ndlujur (lurus). Jangankan membohongi orang lain, membohongi diri sendiri saja tidak mau. Sekedar contoh, ketika perut sedang lapar ditawari makan oleh teman, Dulsalam langsung mau.
Padahal sebagai orang timur yang penuh basa-basi, mestinya menjawab, “terima kasih, saya baru saja makan.” Kalau orang Jawa biasanya menjawab cepat, “matur nuwun, nembe mawon!”
Tapi sejak punya WIL cewek, mulailah Dulsalam niru-niru demen bohong seperti politisi. Pergi untuk kencan bersama dia, pamitnya sama bini: tugas kantor. Jika ditelpon isrtri bilangnya sedang rapat, padahal aslinya sedang “rapet” sama WIL-nya. Saking rapetnya, jarak antar perut saja hanya sekian mili.
Meski kebohongan Dulsalam tak berakibat hidung memanjang seperti Pinokio, lama-lama Ny. Nurindah jadi tahu akan kelakuan suaminya. Gara-gara itu sebetulnya dia ingin bercerai saja, tapi karena ingat anak-anak jangan jadi korban, Nurindah mencoba menahan diri, semoga Dulsalam segera dapat petunjuk-Nya. Dulu ada petunjuk bapak presiden, tapi Dulsalam kan bukan menteri.
Demikianlah, Dulsalam terus jadi raja bohong kepada istri, demi melanggengkan hubungannya dengan sang WIL. Seperti beberapa hari lalu misalnya, sekitar pukul 09.00 dia baru pulang kencan. Baru saja tiba di rumah HP-nya berdering, rupanya dari WIL-nya. Terbukti Dulsalam hanya menjawab pendek-pendek, antara ya dan tidak.
Istri yang menduga itu dari WIL suami, langsung saja ngomel. “Selingkuh terus, sana! Aku kalau nggak inget anak-anak, sudah minta cerai!”
Agaknya omelan istri itu masuk HP Dulsalam dan terdengar oleh penelpon di seberang. Dasar dia lelaki sumbu pendek, emosinya langsung meledak.
Tanpa ba bi bu lagi, Nurindah langsung dikepret mulutnya, lalu disusul tinju bertubi-tubi ke kepalanya. Padahal Dulsalam mengenakan akik di tangan kanannya, sehingga jab dan swing-nya makin terasa. Dulsalam baru berhenti menghajar ketika Nurindah jatuh pingsan.
Dikiranya pingsan biasa, ternyata pakai telur! Maksudnya, Nurindah kehilangan nafasnya, alias wasalam. Digoyang-goyang tak merespon juga. Dulsalam segera membawanya ke puskesmas, tapi ternyata Nurindah sudah meninggal.
Namun demikian di depan polisi dia masih juga mengarang cerita, Nurindah dalam kondisi diam saat ditemukan dikamarnya dalam posisi tengkurap. “Saya balikkan tubuhnya, ternyata mukanya bengep Pak,” Kata Dulsalam dalam cerita khayalannya.
Polisi mana bisa dibohongi seperti itu. Dulsalam terus dicecar dengan pertanyaan macam-macam, sampai kerepotan menjawabnya. Akhirnya karena capek kebohongannya terus dikejar oleh polisi, Dulsalam menyerah dan mengaku pasrah sebagai penyebab kematiannya.
“Saya emosi dituduh selingkuh sama istri, Pak,” kata Dulsalam kemudian.
Kamu lelaki sumbu pendek sih, nggak pernah ganti ya?
sumber : posk
Gara-gara soal WIL, kaum lelaki bisa jadi pembohong. Padahal yang namanya berbohong, sekali dimulai akan terjadi bohong-bohong berikutnya agar sinkron dengan kebohongan perdana. Untungnya orang bohong tak berakibat hidung panjang sebagaimana kisah Pinokio. Namun demikian jangan coba-coba bohongi polisi untuk urusan kriminal, pasti bakal kedodoran membangun kebohongan yang lain.
Dulsalam warga Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, awalnya orang jujur ndlujur (lurus). Jangankan membohongi orang lain, membohongi diri sendiri saja tidak mau. Sekedar contoh, ketika perut sedang lapar ditawari makan oleh teman, Dulsalam langsung mau.
Padahal sebagai orang timur yang penuh basa-basi, mestinya menjawab, “terima kasih, saya baru saja makan.” Kalau orang Jawa biasanya menjawab cepat, “matur nuwun, nembe mawon!”
Tapi sejak punya WIL cewek, mulailah Dulsalam niru-niru demen bohong seperti politisi. Pergi untuk kencan bersama dia, pamitnya sama bini: tugas kantor. Jika ditelpon isrtri bilangnya sedang rapat, padahal aslinya sedang “rapet” sama WIL-nya. Saking rapetnya, jarak antar perut saja hanya sekian mili.
Meski kebohongan Dulsalam tak berakibat hidung memanjang seperti Pinokio, lama-lama Ny. Nurindah jadi tahu akan kelakuan suaminya. Gara-gara itu sebetulnya dia ingin bercerai saja, tapi karena ingat anak-anak jangan jadi korban, Nurindah mencoba menahan diri, semoga Dulsalam segera dapat petunjuk-Nya. Dulu ada petunjuk bapak presiden, tapi Dulsalam kan bukan menteri.
Demikianlah, Dulsalam terus jadi raja bohong kepada istri, demi melanggengkan hubungannya dengan sang WIL. Seperti beberapa hari lalu misalnya, sekitar pukul 09.00 dia baru pulang kencan. Baru saja tiba di rumah HP-nya berdering, rupanya dari WIL-nya. Terbukti Dulsalam hanya menjawab pendek-pendek, antara ya dan tidak.
Istri yang menduga itu dari WIL suami, langsung saja ngomel. “Selingkuh terus, sana! Aku kalau nggak inget anak-anak, sudah minta cerai!”
Agaknya omelan istri itu masuk HP Dulsalam dan terdengar oleh penelpon di seberang. Dasar dia lelaki sumbu pendek, emosinya langsung meledak.
Tanpa ba bi bu lagi, Nurindah langsung dikepret mulutnya, lalu disusul tinju bertubi-tubi ke kepalanya. Padahal Dulsalam mengenakan akik di tangan kanannya, sehingga jab dan swing-nya makin terasa. Dulsalam baru berhenti menghajar ketika Nurindah jatuh pingsan.
Dikiranya pingsan biasa, ternyata pakai telur! Maksudnya, Nurindah kehilangan nafasnya, alias wasalam. Digoyang-goyang tak merespon juga. Dulsalam segera membawanya ke puskesmas, tapi ternyata Nurindah sudah meninggal.
Namun demikian di depan polisi dia masih juga mengarang cerita, Nurindah dalam kondisi diam saat ditemukan dikamarnya dalam posisi tengkurap. “Saya balikkan tubuhnya, ternyata mukanya bengep Pak,” Kata Dulsalam dalam cerita khayalannya.
Polisi mana bisa dibohongi seperti itu. Dulsalam terus dicecar dengan pertanyaan macam-macam, sampai kerepotan menjawabnya. Akhirnya karena capek kebohongannya terus dikejar oleh polisi, Dulsalam menyerah dan mengaku pasrah sebagai penyebab kematiannya.
“Saya emosi dituduh selingkuh sama istri, Pak,” kata Dulsalam kemudian.
Kamu lelaki sumbu pendek sih, nggak pernah ganti ya?
sumber : posk
Tidak ada komentar