Header Ads

Family Euipment ""Telepon Hadiah Gratis" Perusahaan Ngak Jelas?, Ini Faktanya

LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Kecurigaan tim investigasi lintaspublik.com terhadap perusahaan Family Euipment yang diduga curang dan pembohong penjualan barang-barang elektronik sedikit terkuak (terbongkar).

Beberapa fakta yang berhasil dihimpun media ini bahwa pengakuan pegawai Family Euipment beralamat di jalan Sisingamaraja depan SPBU USI Pematang Siantar yang bergerak dibidang penjualan elektronika dan barang-barang kebutuhan rumah tangga  mengatakan, bahwa pemilik Family Euipment adalah orang Jakarta dan bermarga Purba.

"Ijinnya atas nama pak Purba, dia tinggal di Jakarta, kayaknya manusia Purba gitulahlah pak orang jaman dulu,"kata Sahlan Nasution di lokasi perusahaan Family Euipment  di jalan Sisingamaraja depan SPBU USI Pematang Siantar, Minggu (2/2/2020).

BACA JUGA  Hadiah Gratis Telepon Family Euipment, Hadiah Rp.10 Juta, Harus Bayar Rp.3,6 Juta, Ini Hanya Modus?


Faktanya setelah tim investigasi mencari data lengkap perusahaan ke dinas perijinan  kota Pematangsiantar, ternyata pemilik Family Euipment bukan marga Purba dan bukan orang Jakarta.

"Bukan orang Jakarta bang pemilik Family Euipment itu, tapi warga Medan,"ungkap seorang laki-laki pegawai dinas perijinan Selasa (4/2/2020), menunjukan data surat ijin yang telah diurus 3 bulan lalu, bahwa pemilik Family Euipment adalah Muhammad Azhari beralamat di jalan Gaharu I no.114 LK XIII, kelurahan Harjosarisari I, kecamatan Medan Amplas, kota Medan.

Anehnya lagi, kepada tim lintaspublik.com yang menelusuri pengaduan masyarakat karena telah menjadi korban telepon hadiah gratis itu, pegawai Family Euipment yang berjumlah 20 orang itu mengakui sistem belanja mereka adalah lusinan, dan minimal belanja setengah lusinan.

"Kami acak sampai 500 telepon pak diwilayah hukum Siantar bahkan Simalungun yang mendapatkan hadiah (bingkisan gratis), kami memasarkan barang-barang elektronik dan alat rumah tangga, dan kami grosir, minimal pembelian setengah lusin barang,"ujar Sahlan Nasution mengakui pekerja di Family Euipment ada 20 orang.

Faktanya, data yang dihimpun, penjualan yang dilakukan oleh Family Euipment adalah sistem voucher (hadiah belanja), dan iming-iming dengan bujuk rayu bonus puluhan juta rupiah, dengan memberikan brosur (gambar) hadiah yang dimaksud.

BACA JUGA  WASPADA!, Bingkisan Gratis dari Via Telepon, Family Euipment Sebenarnya Jualan Apa?

"Ini brosur yang mereka berikan, dan inilah hadiah-hadiah atau bonus puluhan juta rupiah untuk kita miliki, tapi untuk mendapatkan puluhan juta rupiah itu kita harus bayar Rp.3,6 juta,"kata M. Sembiring, menunjukan brosur hadiah yang diberikan Family Euipment.


"Penipuan Harga"

Dharma Warga jalan Sisingamangara tak jauh dari lokasi perusahaan Family Euipment kepada media ini menjelaskan, bahwa diduga ada penipuan harga yang tak pantas dilakukan pihak perusahaan itu.

Menurut Dharma, barang-barang yang dijual itu sebenarnya murah, tapi diinformasikan bahwa barang elektronik atau alat kesehatan yang ditawarkan harga mahal karena buatan luar negeri.

"Modus mereka memberikan bonus Rp. 10 juta, namun tidak dapat diuangkan dan harus dengan barang, dan barang-barang yang ditawarkan buatan luar negeri, jadi masyarakat yang tidak mengerti barang tergiur, seolah-olah barang itu benar-benar mahal, karena barang dari perusahaan elektronik luar negeri,"kata Dharma, dan menjelaskan bahwa ibunya ditawari alat terafis kesehatan yang harga diatas Rp.3 jutaan, dan alat elektronik lainnya dengan total bonus Rp. 10 juta.

"Sempat juga bang ditawari ibu kita, dan kami sempat "bertengkar" soal barang-barang itu. Bukan saya tidak mau belikan untuk mamak supaya mamak tambah sehat, tapi barangnya yang ngak jelas, dan harganya selangit,"ungkap Dharma, bahwa setelah barang dicari dimedia online ternyata yang barang ditawari Rp.3,5 juta ternyata hanya Rp. 1jutaan.

Untuk itu, kata Dharma lagi, masyarakat harus jeli membeli barang-barang yang penawarannya diberikan janji-janji dan bonus, atau vocher belanja,karena diduga ada unsur penipuan.

"Yah dugaan ku ada unsur penipuan harga bang, jadi indikasinya barang-barang elektonik yang mereka tawarkan harganya mahal, karena itu bonus-bonus yang diberikan bukan uang, tapi barang yang seolah-olah barang mahal, tak tahunya barang itu jauh dari harga pasaran sebenarnya,"kata Dharma agar masyarakat jangan tergiur bujuk rayu perusahaan yang tak jelas siapa pemilik dan asal barangnya.

"Kan kita tidak tahu barang-barang mereka dari mana asalnya, apakah sudah standar SNI, atau apakah barang-barang kesehatan trafis sudah terdaftar di badan kesehatan resmi. Kalau tidak ada itu namanyakan barang ilegal, masa kita beli barang-barang ilegal khsususnya barang elektronik kesehatan,"jelasnya.

"Ini sudah kejahatan ekonomi, polisi hendaknya bertindak sebelum masyarakat banyak jadi korban. Dan di Jawa hal seperti ini sudah ditangkap polisi,"kata Dharma memberikan data-data informasi kepada media ini.

Berpindah-pindah

Informasi yang didapat lintaspublik.com bahwa modus  penjualan barang-barang elektronik dan alat-alat kesehatan, serta barang kebutuhan rumah tangga dengan iming-iming mendapat hadiah gratis dan bonus puluhan juta rupiah sudah pernah ada di Siantar.

"Sudah pernah ada itu bang di Siantar, mereka pernah di Megaland, dan pernah di Sambo BDB Siantar, dan ada juga sekarang di Raya. kami harapkan sebagai warga Siantar polisi cepat menangkap pelaku-pelaku ini seperti di jawa pelaku modus seperti ini sudah ditangkapi. Mereka berpindah-pindah, namanya perusahaannya beda-beda, tapi modusnya tetap sama bonus voucher belanja puluhan juta,"kata Rista warga BDB yang pernah juga berurusan (bermasalah) dengan perusahaan iming-iming mendapat bonus puluhan juta rupiah.

"Modusnya itu hadiah-hadiahnya, sasaran mereka bonus puluhan juta, ternyata harga-harga yang ditawarkan itu hanya modus sehingga kita tergiur,"ungkapnya.

Perbandingan Harga

Lintaspublik.com mencoba membandingkan harga-harga yang ditawarkan oleh pihak Family Euipment melalui brosur yang dibagi kepada masyarakat yang berhasil datang karena ditawarkan hadiah atau bonus puluhan juta dengan sistem voucher belanja dengan harga-harga dari belanja online.

Perbandingan Harga Sandal.
Di Family Euipment harga Sandal trafis seharga 1.490.000, dan dimedia online ditawarkan harganya jauh lebih murah Rp. 250.000, bahkan ada lebih murah hingga puluhan ribu saja, coba anda share di google.

Perbandingan harga Home Theatre.
Untuk Home Theatre yang biasa masyarakat langsung tergiur dengan model dan kegunaannya, di Di Family Euipment harga Home Theatre ditawari sekitar seharga 4.900.000, dan dimedia online ditawarkan harganya jauh lebih murah Rp. 2.950.000, dan bahkan ada yang satu jutaan.




Penulis   : tagor
Editor     : tagor




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.