Hadiah Gratis Telepon Family Euipment, Hadiah Rp.10 Juta, Harus Bayar Rp.3,6 Juta, Ini Hanya Modus?
LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Diduga ada modus penipuan, masyarakat Siantar maupun Simalungun kini buka suara.
Pasalnya perusahaan Family Euipment beralamat di jalan Sisingamaraja depan SPBU USI Pematang Siantar yang bergerak dibidang penjualan elektronika dan barang-barang kebutuhan rumah tangga mencari kelemahan masyarakat yang tidak mengerti sistem penjualan, atau harga-harga barang-barang elektonika.
"Awalnya mereka menawarkan kita dapat hadiah (bingkisan), karena dapat hadiah masyarakat pun tergiur, dan anehnya proses hadiah itu harus diambil satu hari (dipaksakan). jumlah hadiah ngak tanggung-tanggung puluhan juta rupiah. Tapi anehnya kenapa kita harus bayar?,"ungkap M.Sembiring warga Simalungun kepada lintaspublik.com, Senin (3/2/2020).
BACA JUGA WASPADA!, Bingkisan Gratis dari Via Telepon, Family Euipment Sebenarnya Jualan Apa?
Kata Sembiring lagi, pada saat itu dirinya datang ke Family Euipment juga mengalami hal yang sama, yaitu mendengar suara-suara musik yang keras, sehingga menggangu konsentarsi pikiran.
"Kita dibuat kebingungan sekali, tergiur barang-barang yang ditawarkan. Jadi musik-musik itu sangat mempengaruhi pikiran kita,"jelasnya.
Cerita Sembiring, Pada saat itu, sempat diberikan kertas oleh pekerja Family Euipment, dan didalamnya ada voucher belanja satu juta, anehnya kita disuruh mengosok voucher itu (mengesek kertas bertanda khusus) dan setelah digosok ada hadiah (bonus) sebesar Rp. 10 juta.
BACA JUGA Kapolres AKBP Heribertus Ompusunggu : Kasus Penipuan Via Telepon dalam Penyelidikan
"Aneh memang awalnya kita dapat hadiah 1 juta, dan setelah mengosok voucher jadi dapat hadiah 10 juta. Tapi yang 10 juta tidak bisa diuangkan harus diganti barang-barang elektronika, anehnya untuk mendapatkan 10 juta, kita diharuskan bayar 3.6 juta,"ungkap Sembiring, agar pihak kepolisian bertindak terhadap perusahaan ini karena telah meresahkan masyarakat.
"Saya sebenarnya pada saat itu mau marah sekali, karena merasa dipermaikan. Mereka menawarkan saya hadiah elektronik, ngak tahunya hanya gelas minum saja. Pada saat itu mau saya campakan gelas-gelas itu karena kesalnya saya, saya pikir ini hanya modus mereka saja mencari masyarakat yang tergiur hadiah-hadiah, kalau lemah bisa saja jadi korban penipuan,"ujarnya.
Ditempat terpisah A. Simanullang warga Martoba mengatakan, masyarakat diharapkan jangan tergiur dengan hadiah gratis via telepon.
"Hadiah yang akan diberikan itu hanya modusnya saja, agar kita datang ke perusahaan itu. Tak sebanding hadiah yang diberikan itu dengan waktu, tenaga dan materi yang kita keluarkan. Bagaimana pula masyarakat mau mengambil gelas yang harganya tak seberapa itu, tapi dia harus mengeluarkan uang lebih dari itu,"kata Manullang, bisa saja masyarakat naik angkot atau ojek online yang mengeluarkan biaya lebih besar dari yang akan diterima.
BACA JUGA Terlibat Penipuan Arisan Online Pegawai Honor Divonis 1 Tahun
Manullang menjelaskan, awalnya dia menolak hadiah yang ditawarkan, tapi karena terus menerus ditelpon dan dirayu supaya mengambil hadiah dirinya pun penasaran.
"Awalnya sudah saya tolak, tapi saya terus dirayu-rayu, katanya hanya kesempatan kali ini saja dapat hadiahnya, dan karena mereka perusahaan baru, tak tahunya itu hanya modus. Ternyata mereka sudah berbulan-bulan tinggal di Siantar,"ungkap Manullang.
A.Manullang juga mengatakan, ketika kita datang beberapa orang menyalami kita, dan beberapa orang mensuport kita agar mengambil hadiah-hadiah yang ditawarkan.
"Sama seperti yang saya baca dimedia mereka menawarkan hadiah-hadiah puluhan juta, tapi harus membayar untuk mengambil hadiah-hadiah itu. Katanya hadiah voucher 10 juta itu tidak bisa diuangkan tapi harus diganti dengan barang-barang mereka. Kalau dihitung-hitung barang-barang mereka murahan, tapi ditawarkan puluhan juta, tapi karena kita tergiur bisa saja jadi korban penipuan, karena kita tidak tahu harga barang yang dimaksud,"ungkap Manullang mengirimkan beberapa brosur dan barang yang ditawarkan.
"Saya merasa aneh, saya disuruh mengesek vocher Hadiah, dan tertulislah voucher belanja (hadiah) sebesar sepuluh juta, dan rame-ramailah mereka menyalami saya dengan tepuk tangan, ternyata ini hanya trik mereka saja,"jelasnya lagi.
BACA JUGA Transfer Rp 8 Juta untuk Beli HP Via Medsos, Gadis 18 Tahun Ini Tertipu
Tertipu
Redaksi lintaspublik.com juga menerima pesan pengalaman masyarakat yang telah tertipu modus hadiah dari via telepon. Dan selanjutnya setelah datang mengambil hadiah, warga akan ditawarkan hadiah-hadiah lebih besar lagi.
"Masyarakat jangan percaya pak, saya salah satu korban penipuan itu, modusnya sama kita akan ditelepon untuk mengambil hadiah, dan selanjutnya mereka akan mempengaruhi kita untuk mengambil hadiah-hadiah lebih besar lagi,"kata Lia, memberitahukan pengalamannya kepada redaksi.
Masih Cerita Lia, pada saat itu dirinya mendapat belanja voucer sebesar 10 juta, dan 10 juta itu pun akan lebih besar lagi nantinya bila mau bekerjasama dengan mereka (pihak perusahaan)
"Akhirnya kami membuat perjanjian, dan saya serahkan uang 10 juta, dan ada juga beberapa teman yang menyerahkan. Tapi perjanjiannya uang akan kembali setelah pameran barang-barang perusahaan, dan kami akan mendapat hadiah bonus lebih besar lagi. Tapi sebelum pameran berlangsung mereka sudah kabur membawa uang saya,"cerita Lia, akan mengejar para pelaku karena tidak rela uangnya dibawa pelaku.
BACA JUGA Kejahatan Penipuan Cyber
"Saya kenal ke 7 pelaku itu, saya masih mencari mereka sekarang. Terimakasih informasinya,"kata Lia, bahwa dia juga mengalami hal yang sama, ketika masuk perusahaan itu mendengar musik yang keras, dan tepuk tangan.
Pengakuan Family Euipment
Sebelumnya Sahlan Nasution salah seorang pengelolah usaha Family Euipment kepada lintaspublik.com mengatakan, bahwa mereka adalah grosir barang-barang elektronik yang baru buka, karena baru buka makanya bagi-bagi bingkisan gratis.
"Kami baru buka pak, makanya syukurannya kami ganti dari undangan melalui telepon, tidak makan-makan,"kata Sahlan Nasution.
"Kami acak sampai 500 telepon pak diwilayah hukum Siantar bahkan Simalungun, untuk diundang. kami memasarkan barang-barang elektronik dan alat rumah tangga, inilah yang kami pasarkan, dan kami grosir,"ujar Sahlan, bahwa pemilik perusahaan Marga Purba ada di Jakarta.
BACA JUGA Jual Tiket "Bodong", Pemilik Nitari Travel Diperiksa Polisi, Anak Siantar Jadi korban
Ketika ditanya ijin operasional, Sahlan bilang ijinnya lengkap.
"Ijin kami lengkap pak, kami bukan perusahaan yang tidak jelas, barangnya ada karyawannya juga ada. kami harapkan pelanggan juga waspada perusahaan tidak jelas,"ungkap Sahlan tapi tidak berani menunjukan ijin perusahaan yang dimaksud.
"Ijinnya atas nama pak Purba, dia tinggal di Jakarta, kayaknya manusia Purba gitulahlah pak orang jaman dulu," katanya.
Tapi ketika ditanya bagaimana standarnisasi barang-barang yang ditawarkan, karena ada barang-barang kesehatan, Sahlan tidak bisa menjawad.
"Mereka bukan baru buka pak, mereka sudah lebih 3 bulan disitu, modusnya aja itu pak,"kata seorang pemuda yang tak jauh dari Family Euipment tak mau namanya dipublikasikan.
Penulis : tagor
Editor : tagor
Pasalnya perusahaan Family Euipment beralamat di jalan Sisingamaraja depan SPBU USI Pematang Siantar yang bergerak dibidang penjualan elektronika dan barang-barang kebutuhan rumah tangga mencari kelemahan masyarakat yang tidak mengerti sistem penjualan, atau harga-harga barang-barang elektonika.
"Awalnya mereka menawarkan kita dapat hadiah (bingkisan), karena dapat hadiah masyarakat pun tergiur, dan anehnya proses hadiah itu harus diambil satu hari (dipaksakan). jumlah hadiah ngak tanggung-tanggung puluhan juta rupiah. Tapi anehnya kenapa kita harus bayar?,"ungkap M.Sembiring warga Simalungun kepada lintaspublik.com, Senin (3/2/2020).
BACA JUGA WASPADA!, Bingkisan Gratis dari Via Telepon, Family Euipment Sebenarnya Jualan Apa?
Hadiah-hadiah yang diberikan pihak perusahaan Family Euipment alat-alat kesehatan yang diduga belum terifikasi BPOM. |
"Kita dibuat kebingungan sekali, tergiur barang-barang yang ditawarkan. Jadi musik-musik itu sangat mempengaruhi pikiran kita,"jelasnya.
Cerita Sembiring, Pada saat itu, sempat diberikan kertas oleh pekerja Family Euipment, dan didalamnya ada voucher belanja satu juta, anehnya kita disuruh mengosok voucher itu (mengesek kertas bertanda khusus) dan setelah digosok ada hadiah (bonus) sebesar Rp. 10 juta.
BACA JUGA Kapolres AKBP Heribertus Ompusunggu : Kasus Penipuan Via Telepon dalam Penyelidikan
"Aneh memang awalnya kita dapat hadiah 1 juta, dan setelah mengosok voucher jadi dapat hadiah 10 juta. Tapi yang 10 juta tidak bisa diuangkan harus diganti barang-barang elektronika, anehnya untuk mendapatkan 10 juta, kita diharuskan bayar 3.6 juta,"ungkap Sembiring, agar pihak kepolisian bertindak terhadap perusahaan ini karena telah meresahkan masyarakat.
"Saya sebenarnya pada saat itu mau marah sekali, karena merasa dipermaikan. Mereka menawarkan saya hadiah elektronik, ngak tahunya hanya gelas minum saja. Pada saat itu mau saya campakan gelas-gelas itu karena kesalnya saya, saya pikir ini hanya modus mereka saja mencari masyarakat yang tergiur hadiah-hadiah, kalau lemah bisa saja jadi korban penipuan,"ujarnya.
Ditempat terpisah A. Simanullang warga Martoba mengatakan, masyarakat diharapkan jangan tergiur dengan hadiah gratis via telepon.
"Hadiah yang akan diberikan itu hanya modusnya saja, agar kita datang ke perusahaan itu. Tak sebanding hadiah yang diberikan itu dengan waktu, tenaga dan materi yang kita keluarkan. Bagaimana pula masyarakat mau mengambil gelas yang harganya tak seberapa itu, tapi dia harus mengeluarkan uang lebih dari itu,"kata Manullang, bisa saja masyarakat naik angkot atau ojek online yang mengeluarkan biaya lebih besar dari yang akan diterima.
BACA JUGA Terlibat Penipuan Arisan Online Pegawai Honor Divonis 1 Tahun
Manullang menjelaskan, awalnya dia menolak hadiah yang ditawarkan, tapi karena terus menerus ditelpon dan dirayu supaya mengambil hadiah dirinya pun penasaran.
"Awalnya sudah saya tolak, tapi saya terus dirayu-rayu, katanya hanya kesempatan kali ini saja dapat hadiahnya, dan karena mereka perusahaan baru, tak tahunya itu hanya modus. Ternyata mereka sudah berbulan-bulan tinggal di Siantar,"ungkap Manullang.
A.Manullang juga mengatakan, ketika kita datang beberapa orang menyalami kita, dan beberapa orang mensuport kita agar mengambil hadiah-hadiah yang ditawarkan.
"Sama seperti yang saya baca dimedia mereka menawarkan hadiah-hadiah puluhan juta, tapi harus membayar untuk mengambil hadiah-hadiah itu. Katanya hadiah voucher 10 juta itu tidak bisa diuangkan tapi harus diganti dengan barang-barang mereka. Kalau dihitung-hitung barang-barang mereka murahan, tapi ditawarkan puluhan juta, tapi karena kita tergiur bisa saja jadi korban penipuan, karena kita tidak tahu harga barang yang dimaksud,"ungkap Manullang mengirimkan beberapa brosur dan barang yang ditawarkan.
"Saya merasa aneh, saya disuruh mengesek vocher Hadiah, dan tertulislah voucher belanja (hadiah) sebesar sepuluh juta, dan rame-ramailah mereka menyalami saya dengan tepuk tangan, ternyata ini hanya trik mereka saja,"jelasnya lagi.
BACA JUGA Transfer Rp 8 Juta untuk Beli HP Via Medsos, Gadis 18 Tahun Ini Tertipu
Tertipu
Redaksi lintaspublik.com juga menerima pesan pengalaman masyarakat yang telah tertipu modus hadiah dari via telepon. Dan selanjutnya setelah datang mengambil hadiah, warga akan ditawarkan hadiah-hadiah lebih besar lagi.
"Masyarakat jangan percaya pak, saya salah satu korban penipuan itu, modusnya sama kita akan ditelepon untuk mengambil hadiah, dan selanjutnya mereka akan mempengaruhi kita untuk mengambil hadiah-hadiah lebih besar lagi,"kata Lia, memberitahukan pengalamannya kepada redaksi.
Masih Cerita Lia, pada saat itu dirinya mendapat belanja voucer sebesar 10 juta, dan 10 juta itu pun akan lebih besar lagi nantinya bila mau bekerjasama dengan mereka (pihak perusahaan)
"Akhirnya kami membuat perjanjian, dan saya serahkan uang 10 juta, dan ada juga beberapa teman yang menyerahkan. Tapi perjanjiannya uang akan kembali setelah pameran barang-barang perusahaan, dan kami akan mendapat hadiah bonus lebih besar lagi. Tapi sebelum pameran berlangsung mereka sudah kabur membawa uang saya,"cerita Lia, akan mengejar para pelaku karena tidak rela uangnya dibawa pelaku.
BACA JUGA Kejahatan Penipuan Cyber
"Saya kenal ke 7 pelaku itu, saya masih mencari mereka sekarang. Terimakasih informasinya,"kata Lia, bahwa dia juga mengalami hal yang sama, ketika masuk perusahaan itu mendengar musik yang keras, dan tepuk tangan.
Pengakuan Family Euipment
Sebelumnya Sahlan Nasution salah seorang pengelolah usaha Family Euipment kepada lintaspublik.com mengatakan, bahwa mereka adalah grosir barang-barang elektronik yang baru buka, karena baru buka makanya bagi-bagi bingkisan gratis.
"Kami baru buka pak, makanya syukurannya kami ganti dari undangan melalui telepon, tidak makan-makan,"kata Sahlan Nasution.
"Kami acak sampai 500 telepon pak diwilayah hukum Siantar bahkan Simalungun, untuk diundang. kami memasarkan barang-barang elektronik dan alat rumah tangga, inilah yang kami pasarkan, dan kami grosir,"ujar Sahlan, bahwa pemilik perusahaan Marga Purba ada di Jakarta.
BACA JUGA Jual Tiket "Bodong", Pemilik Nitari Travel Diperiksa Polisi, Anak Siantar Jadi korban
Ketika ditanya ijin operasional, Sahlan bilang ijinnya lengkap.
"Ijin kami lengkap pak, kami bukan perusahaan yang tidak jelas, barangnya ada karyawannya juga ada. kami harapkan pelanggan juga waspada perusahaan tidak jelas,"ungkap Sahlan tapi tidak berani menunjukan ijin perusahaan yang dimaksud.
"Ijinnya atas nama pak Purba, dia tinggal di Jakarta, kayaknya manusia Purba gitulahlah pak orang jaman dulu," katanya.
Tapi ketika ditanya bagaimana standarnisasi barang-barang yang ditawarkan, karena ada barang-barang kesehatan, Sahlan tidak bisa menjawad.
"Mereka bukan baru buka pak, mereka sudah lebih 3 bulan disitu, modusnya aja itu pak,"kata seorang pemuda yang tak jauh dari Family Euipment tak mau namanya dipublikasikan.
Penulis : tagor
Editor : tagor
Tidak ada komentar