Jakarta Terus Terendam, F-PSI: Anies Ogah-ogahan Tangani Banjir
LINTAS PUBLIK, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta, menyoroti kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, yang dinilai tidak serius menangani masalah banjir di Ibu Kota.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Justin Adrian, mengatakan Anies bahkan tidak peduli dengan permasalahan banjir di Jakarta karena program penanganan banjir hanya diam di tempat. Alhasil, meski hanya diguyur hujan lokal sejumlah wilayah langsung terendam banjir.
"Pak Anies sudah menjadi gubernur hampir 2,5 tahun, tapi program antisipasi banjir hanya jalan di tempat. Pada tahun 2018 sampai 2020, Kementerian PUPR tidak bisa menjalankan normalisasi karena Pemprov DKI tidak mau membebaskan lahan. 3 tahun terbuang percuma," kata Justin dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/2/2020).
Justin menjelaskan, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan lebat terjadi di wilayah Jakarta dan Bekasi. Sementara itu, daerah Bogor dan Depok hanya hujan ringan, sehingga ketinggian pintu air Depok dan Katulampa Bogor berstatus siaga 4 (normal). Sehingga banjir Jakarta karena hujan lokal.
"Wilayah-wilayah seperti Menteng, Tebet, dan Kuningan yang biasanya aman justru mengalami banjir. Oleh karena itu, Pak Gubernur tidak punya alasan untuk menyalahkan hujan di Bogor dan tidak bisa melempar masalah ke pemerintah pusat," ujar dia.
Justin menyayangkan sikap Anies yang tidak mampu menyelesaikan masalah banjir, padahal tercatat dari tahun 2018 sampai 2020 total APBD DKI mencapai Rp258 triliun. Dengan uang sebanyak itu, seharusnya Anies lebih fokus untuk penanganan banjir.
"Sayangnya, Pak Gubernur tidak memiliki kemauan dan keberanian untuk mengatasi banjir. Bahkan, karena Pemprov DKI lambat membebaskan lahan, masih belum jelas apakah Kementerian PUPR bisa melakukan normalisasi sungai pada 2021," ucap Justin.
Ditambahkan Justin, anggaran penanganan banjir pada APBD 2020 senilai Rp2,5 triliun. Angka tersebut masih kurang Rp1 triliun jika dibandingkan yang tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebesar Rp3,5 triliun. Di satu sisi, Anies justru menganggarkan Formula E yang menghabiskan anggaran mencapai Rp1,2 triliun.
"Menurut pengamatan kami, Pemprov DKI ogah-ogahan bekerja untuk menangani banjir. Selalu banyak alasan dan pembenaran mengapa banjir masih terjadi. Sedangkan untuk event balapan Formula E, semua SKPD digerakkan begitu cepat sampai banyak aturan dan mekanisme dilompati," tandas Justin.
sumber : posk
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Justin Adrian, mengatakan Anies bahkan tidak peduli dengan permasalahan banjir di Jakarta karena program penanganan banjir hanya diam di tempat. Alhasil, meski hanya diguyur hujan lokal sejumlah wilayah langsung terendam banjir.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. |
Justin menjelaskan, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan lebat terjadi di wilayah Jakarta dan Bekasi. Sementara itu, daerah Bogor dan Depok hanya hujan ringan, sehingga ketinggian pintu air Depok dan Katulampa Bogor berstatus siaga 4 (normal). Sehingga banjir Jakarta karena hujan lokal.
"Wilayah-wilayah seperti Menteng, Tebet, dan Kuningan yang biasanya aman justru mengalami banjir. Oleh karena itu, Pak Gubernur tidak punya alasan untuk menyalahkan hujan di Bogor dan tidak bisa melempar masalah ke pemerintah pusat," ujar dia.
Justin menyayangkan sikap Anies yang tidak mampu menyelesaikan masalah banjir, padahal tercatat dari tahun 2018 sampai 2020 total APBD DKI mencapai Rp258 triliun. Dengan uang sebanyak itu, seharusnya Anies lebih fokus untuk penanganan banjir.
"Sayangnya, Pak Gubernur tidak memiliki kemauan dan keberanian untuk mengatasi banjir. Bahkan, karena Pemprov DKI lambat membebaskan lahan, masih belum jelas apakah Kementerian PUPR bisa melakukan normalisasi sungai pada 2021," ucap Justin.
Ditambahkan Justin, anggaran penanganan banjir pada APBD 2020 senilai Rp2,5 triliun. Angka tersebut masih kurang Rp1 triliun jika dibandingkan yang tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebesar Rp3,5 triliun. Di satu sisi, Anies justru menganggarkan Formula E yang menghabiskan anggaran mencapai Rp1,2 triliun.
"Menurut pengamatan kami, Pemprov DKI ogah-ogahan bekerja untuk menangani banjir. Selalu banyak alasan dan pembenaran mengapa banjir masih terjadi. Sedangkan untuk event balapan Formula E, semua SKPD digerakkan begitu cepat sampai banyak aturan dan mekanisme dilompati," tandas Justin.
sumber : posk
Tidak ada komentar