UGM soal Foto Mahasiswi Lembaga Dakwah Diblur: Kalau Resmi, Tak Boleh!
LINTAS PUBLIK, Posting-an foto mahasiswi pengurus Jamaah Muslim Geografi (JMG) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Twitter ramai dibicarakan netizen karena disamarkan atau diblur. Direktur Kemahasiswaan UGM Suharyadi angkat bicara.
"Ini kan wilayah mereka. Dia (JMG) membuat sesuatu yang hanya untuk konsumsi mereka, kan saya nggak bisa masuk kecuali kalau sifatnya resmi yang memang dilaporkan ke kampus. Baru saya bisa katakan ini tidak boleh diblur fotonya," kata Suharyadi kepada wartawan saat ditemui di ruangannya, Selasa (11/2/2020).
Suharyadi menjelaskan yang mereka pantau adalah saat mahasiswa diharuskan mengirim foto pengurus ke pihak kampus.
"Yang kami pantau sesuatu yang sifatnya formal. Contohnya saya minta foto untuk pengurusnya, itu harus sesuai dengan aturan kampus," tegasnya.
"Tapi kalau itu hanya di level mereka, untuk konsumsi mereka, saya kan nggak bisa masuk," lanjutnya.
Sejauh ini, dia belum memeriksa secara langsung untuk memastikan foto tersebut digunakan untuk konsumsi sendiri atau bukan. Dia juga telah berkomunikasi dengan Wakil Dekan Fakultas Geografi untuk mencari kebenaran dari kontroversi ini.
"Saya belum cek apakah ini digunakan untuk mereka atau formal. Tapi kalau sifatnya resmi, tidak boleh seperti itu (diblur). Saya sudah tanya ke wakil dekan tadi, dan katanya itu bukan acara resmi. Tapi saya belum ketemu anak JMG untuk tanya langsung," jelasnya.
Dia menjelaskan kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Namun kejadian-kejadian itu, lanjut Suharyadi, terjadi dengan beragam versi.
"Setahu saya ini yang keberapa, tapi versinya macam-macam. Ada yang diblur, ada yang kemudian modelnya dibuat sketsa. Tapi, ketika saya cek, itu untuk keperluan mereka. Bukan untuk resmi. Kalau resmi, ya harus pakai pasfoto biasa dan tidak boleh diblur," tegasnya.
sumber : det
"Ini kan wilayah mereka. Dia (JMG) membuat sesuatu yang hanya untuk konsumsi mereka, kan saya nggak bisa masuk kecuali kalau sifatnya resmi yang memang dilaporkan ke kampus. Baru saya bisa katakan ini tidak boleh diblur fotonya," kata Suharyadi kepada wartawan saat ditemui di ruangannya, Selasa (11/2/2020).
Tangkapan layar media sosial |
"Yang kami pantau sesuatu yang sifatnya formal. Contohnya saya minta foto untuk pengurusnya, itu harus sesuai dengan aturan kampus," tegasnya.
"Tapi kalau itu hanya di level mereka, untuk konsumsi mereka, saya kan nggak bisa masuk," lanjutnya.
Sejauh ini, dia belum memeriksa secara langsung untuk memastikan foto tersebut digunakan untuk konsumsi sendiri atau bukan. Dia juga telah berkomunikasi dengan Wakil Dekan Fakultas Geografi untuk mencari kebenaran dari kontroversi ini.
"Saya belum cek apakah ini digunakan untuk mereka atau formal. Tapi kalau sifatnya resmi, tidak boleh seperti itu (diblur). Saya sudah tanya ke wakil dekan tadi, dan katanya itu bukan acara resmi. Tapi saya belum ketemu anak JMG untuk tanya langsung," jelasnya.
Dia menjelaskan kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Namun kejadian-kejadian itu, lanjut Suharyadi, terjadi dengan beragam versi.
"Setahu saya ini yang keberapa, tapi versinya macam-macam. Ada yang diblur, ada yang kemudian modelnya dibuat sketsa. Tapi, ketika saya cek, itu untuk keperluan mereka. Bukan untuk resmi. Kalau resmi, ya harus pakai pasfoto biasa dan tidak boleh diblur," tegasnya.
sumber : det
Tidak ada komentar