Viral Pemukulan Siswa Berujung Penonaktifan Pak Guru
LINTAS PUBLIK, Seorang oknum guru di SMAN 12 Bekasi diduga melakukan kekerasan terhadap dua orang murid. Peristiwa yang viral di media sosial ini pun berujung pada penonaktifan guru berinisial I tersebut.
Dalam video yang beredar, tampak sejumlah pelajar laki-laki duduk jongkok, sementara di hadapannya tampak pelajar perempuan berdiri.
Seorang pelajar tampak berdiri di depan barisan para pelajar yang sedang jongkok. Kemudian, seorang pria berkemeja putih yang diduga oknum guru, mendekati pelajar laki-laki itu.
Aksi pemukulan pun terjadi. Pukulan itu mengarah ke kepala dan lengan pelajar.
"Kenapa nggak jawab? Hah? Kenapa nggak jawab?" ujar pria yang diduga sang guru itu, seperti dilihat media, Rabu (12/2/2020).
"Dubes the real alcatraz ini mah wkwkwk," tulisan dalam video itu. Video itu tersebar viral di media sosial.
Wakil Kepala Bidang Humas SMA Negeri 12 Bekasi, Irnatiqoh angkat bicara terkait peristiwa tersebut. Irnatiqoh pun membenarkan adanya kejadian itu.
Peristiwa itu terjadi di lapangan upacara sekolah pada Selasa (11/2). Kejadian itu bermula dari adanya ratusan siswa yang terlambat masuk sekolah.
"Putra ada 72, putri ada 100, jadi 172 (siswa) kemarin yang telat. Biasanya paling banyak 20 (yang telat)," kata Irnatiqoh ketika ditemui di kantornya, Jl I Gusti Ngurah Rai, Kota Bekasi, Rabu (12/2/2020).
Irnatiqoh menduga telatnya para siswa karena ditutupnya akses masuk dari tempat parkir yang terletak di belakang sekolah menuju ke dalam sekolah. Sehingga para siswa harus jalan kaki berputar ke gerbang depan sekolah.
Mengetahui hal itu, oknum guru berinisial I tersebut kemudian mengarahkan para siswa itu untuk berkumpul di lapangan upacara sekolah. Aksi pemukulan pun terjadi.
"2 orang (yang dipukul). Kelas 12, (berinisial) R. Satunya lagi A," kata Irnatiqoh.
"Mungkin beliau melihat anak-anak ada yang santai padahal sudah tahu terlambat ada yang masih bergurau dan lain-lain, padahal sudah terlambat," lanjutnya.
Inartiqoh mengatakan, pihak sekolah telah menonaktifkan guru tersebut. "Beliau sudah dinonaktifkan sebagai kesiswaan (Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMAN 12 Bekasi)," ujar Inartiqoh.
Inartiqoh menambahkan, pihaknya telah membuat Surat Keputusan (SK) Pembebastugasan I sebagai tenaga pendidik. Akan tetapi, keputusan akhir ada di tangan kepala sekolah.
"SK-nya sudah dibuat, tinggal kepala sekolah menindaklanjuti," kata Irnatiqoh.
Meski begitu, Irnatiqoh menyebut I adalah guru yang pandai dan disiplin. Namun, I terkadang tak bisa mengontrol emosinya. "Beliau agak temperamen," tuturnya.
Kejadian ini juga membuat Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto angkat bicara. Tri menyayangkan adanya kekerasan di lembaga pendidikan itu.
"Kita buatkan berita acaranya diperiksa dan sebagainya. Tentunya pasti ada sanksi yang diberikan ya kalau memang itu ada satu sikap yang kurang baik yang dilakukan oleh oknum guru," kata Tri di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (12/2/2020).
Tri mengatakan pemukulan tersebut terjadi karena para siswa melanggar aturan sekolah. Salah satunya karena terlambat masuk sekolah.
"Awalnya karena telat, karena terus disamping telat ada juga pemeriksaan atribut, pemeriksaan rambut, terkait dengan pemakaian celana, kan ada kewajibannya kan, harus ada bet, harus ada gesper, nggak boleh ininya (ujung celananya) terlalu pensil," Tri.
Pemkot Bekasi juga telah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar terkait penanganan kasus ini. Ia berharap agar kejadian serupa tak terulang lagi.
"Tadi (pelaku) sudah dipanggil sudah diperiksa juga, makanya ditengahi," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Arman, ketika dikonfirmasi, Rabu (12/2/2020).
Sementara polisi juga turun tangan menyelidiki kejadian viral itu. Polisi telah meminta keterangan I. Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengatakan aksi pemukulan itu bermula karena para siswa telat masuk sekolah. Jumlah siswa yang terlambat mencapai ratusan.
"Ya itu karena (siswa) telat masuk, telat, pintunya ditutup. Yang telat itu banyak ada seratusan, nah gurunya ini emosi, marah gitu ya, spontanlah," tutur Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Arman, Rabu (12/2/2020).
Arman mengatakan polisi berusaha menyelesaikan kasus pemukulan ini secara kekeluargaan. Ia menganjurkan dinas pendidikan juga turun tangan untuk memberikan solusi.
sumber : det
Dalam video yang beredar, tampak sejumlah pelajar laki-laki duduk jongkok, sementara di hadapannya tampak pelajar perempuan berdiri.
Seorang pelajar tampak berdiri di depan barisan para pelajar yang sedang jongkok. Kemudian, seorang pria berkemeja putih yang diduga oknum guru, mendekati pelajar laki-laki itu.
Aksi pemukulan pun terjadi. Pukulan itu mengarah ke kepala dan lengan pelajar.
screenshot video |
"Dubes the real alcatraz ini mah wkwkwk," tulisan dalam video itu. Video itu tersebar viral di media sosial.
Wakil Kepala Bidang Humas SMA Negeri 12 Bekasi, Irnatiqoh angkat bicara terkait peristiwa tersebut. Irnatiqoh pun membenarkan adanya kejadian itu.
Peristiwa itu terjadi di lapangan upacara sekolah pada Selasa (11/2). Kejadian itu bermula dari adanya ratusan siswa yang terlambat masuk sekolah.
"Putra ada 72, putri ada 100, jadi 172 (siswa) kemarin yang telat. Biasanya paling banyak 20 (yang telat)," kata Irnatiqoh ketika ditemui di kantornya, Jl I Gusti Ngurah Rai, Kota Bekasi, Rabu (12/2/2020).
Irnatiqoh menduga telatnya para siswa karena ditutupnya akses masuk dari tempat parkir yang terletak di belakang sekolah menuju ke dalam sekolah. Sehingga para siswa harus jalan kaki berputar ke gerbang depan sekolah.
Mengetahui hal itu, oknum guru berinisial I tersebut kemudian mengarahkan para siswa itu untuk berkumpul di lapangan upacara sekolah. Aksi pemukulan pun terjadi.
"2 orang (yang dipukul). Kelas 12, (berinisial) R. Satunya lagi A," kata Irnatiqoh.
"Mungkin beliau melihat anak-anak ada yang santai padahal sudah tahu terlambat ada yang masih bergurau dan lain-lain, padahal sudah terlambat," lanjutnya.
Inartiqoh mengatakan, pihak sekolah telah menonaktifkan guru tersebut. "Beliau sudah dinonaktifkan sebagai kesiswaan (Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMAN 12 Bekasi)," ujar Inartiqoh.
Inartiqoh menambahkan, pihaknya telah membuat Surat Keputusan (SK) Pembebastugasan I sebagai tenaga pendidik. Akan tetapi, keputusan akhir ada di tangan kepala sekolah.
"SK-nya sudah dibuat, tinggal kepala sekolah menindaklanjuti," kata Irnatiqoh.
Meski begitu, Irnatiqoh menyebut I adalah guru yang pandai dan disiplin. Namun, I terkadang tak bisa mengontrol emosinya. "Beliau agak temperamen," tuturnya.
Kejadian ini juga membuat Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto angkat bicara. Tri menyayangkan adanya kekerasan di lembaga pendidikan itu.
"Kita buatkan berita acaranya diperiksa dan sebagainya. Tentunya pasti ada sanksi yang diberikan ya kalau memang itu ada satu sikap yang kurang baik yang dilakukan oleh oknum guru," kata Tri di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (12/2/2020).
Tri mengatakan pemukulan tersebut terjadi karena para siswa melanggar aturan sekolah. Salah satunya karena terlambat masuk sekolah.
"Awalnya karena telat, karena terus disamping telat ada juga pemeriksaan atribut, pemeriksaan rambut, terkait dengan pemakaian celana, kan ada kewajibannya kan, harus ada bet, harus ada gesper, nggak boleh ininya (ujung celananya) terlalu pensil," Tri.
Pemkot Bekasi juga telah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar terkait penanganan kasus ini. Ia berharap agar kejadian serupa tak terulang lagi.
"Tadi (pelaku) sudah dipanggil sudah diperiksa juga, makanya ditengahi," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Arman, ketika dikonfirmasi, Rabu (12/2/2020).
Sementara polisi juga turun tangan menyelidiki kejadian viral itu. Polisi telah meminta keterangan I. Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengatakan aksi pemukulan itu bermula karena para siswa telat masuk sekolah. Jumlah siswa yang terlambat mencapai ratusan.
"Ya itu karena (siswa) telat masuk, telat, pintunya ditutup. Yang telat itu banyak ada seratusan, nah gurunya ini emosi, marah gitu ya, spontanlah," tutur Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Arman, Rabu (12/2/2020).
Arman mengatakan polisi berusaha menyelesaikan kasus pemukulan ini secara kekeluargaan. Ia menganjurkan dinas pendidikan juga turun tangan untuk memberikan solusi.
sumber : det
Tidak ada komentar