Header Ads

14 Puisi Corona : Dari Pejuang, Tangisan Sampai Akhir Zaman, Siapa Terbaik?

LINTAS PUBLIK - SIMALUNGUN, Belajar dirumah, itulah yang diterapkan guru-guru saat ini kepada muridnya ditengah pemerintah memerintahkan bahwa siswa diarahkan untuk belajar dirumah menerapkan Distancing Sosial  sebagaimana diinstruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan maklumat Kapolri Jenderal Idham Azis nomor Mak/2/lll/2020 tentang kepatuhan kebijakan pemerintah penanganan penyebaran Virus Corona (Covid-19) dengan menerapkan sosial distancing (menjaga jarak sosial) untuk sementara ini.

BACA JUGA  Forum Literasi Dilantik Walikota Siantar, Ini Harapan Tagor Sitohang, SH Terhadap Dosen dan Guru

Hal belajar dirumah tak menyurutkan langka siswa-siswi untuk belajar dirumah, dan bahkan lebih dari belajar sebagai mana mestinya, siswa-siwi di SMA Negeri 1 Dolok Pardamean kecamatan Dolok Pardamean di kabupaten Simalungun di jalan Tigaras Sipintu Angin mengeluarkan "jeritan"tentang peristiwa ditengah masyarakat menghadapi Virus Covid 19 itu dengan merangkai kata, dan membuat puisi peristiwa berthemakan "Corona"

"Benar, saya membuat tugas-tugas menulis puisi kepada siswa-siswi saya, dan tugas itu saya berikan secara online, ternyata hasilnya cukup luar biasa, puisi-puisi yang mengambarkan bagaimana Corona "menyiksa" Manusia,"kata Doni Manik, SPd kepada lintaspublik.com, Senin (30/3/2020) malam.

Kata Doni lagi, bahwa tugas membuat puisi diberikan agar kegundahan anak didiknya (masyarakat) dapat dituliskan (dilukiskan) melalui puisi-puisi itu.

BACA JUGA  Sukses Berpuisi, Penulis Muda Latisa Naraswari Siap Jajal Dunia Akting

Doni Manik, SPd
"Saya menjelaskan bahwa dalam tugas membuat puisi ini bukan sekedar membuat puisi, tapi saya menyampaikan agar setiap puisi diselipkan doa bagi pemerintah, dan para medis yang sedang berjuang. Dan ini juga salah satu mengisi kekosongan anak didiknya yang mematuhi agar tetap dirumah, tapi bisa berkarya,"ungkap Doni Manik, bahwa tugas itu diberikan selama dua hari.

"Ada juga siswa lainnya yang saya berikan membuat pantun,"tambah Doni Manik yang mengajar jurusan Bahasa Indonesia, alumni Unimed  tahun 2004.

Pada kesempatan itu Doni juga mengharap penilian dari masayarakat untuk menilai puisi-puisi anak didiknya yang terbaik.

"Saya masih bingung ini menilai siapa terbaik, karena semua puisinya bagus-bagus. Saya harapkan nanti ada tiga besar yang terpilih, dan yang terpilih akan membawakan puisinya secara online (rekaman video), sehingga menumbuhkan kreatifitas siswa untuk memberi semnagata kepada siswa-siswi itu sendiri,"terangnya.

"Saya juga akan "rangkul" anak didik saya yang kelas 12, yang gagal ikut ujian nasional, agar mereka juga bisa berkarya,"tutupnya.

BACA JUGA  Semangat Literasi, Siantar Touring Club Kunjungi Rumah Baca Mutiara Bangsa

Elisha Waty Hutabarat

Puisi Denny Marcel

Puisi Delsingki Manik

Puisi Dumaris Sinaga

Puisi Saznia Silalahi

Puisi Angga Silalahi

Puisi Santa

Puisi Ribka Sitio

Puisi Seimei Napitu

Puisi Alberto Sidauruk

Puisi Dapot Purba

Puisi Axo V Saragih

Puisi Romando Saragi

Puisi Vanny Sagita Sagala








Penulis   : tagor
Editor     : tagor

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.