Kapoldasu Sampaikan Kuliah Umum di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Irjen Pol Martuani Sormin mengajak civitas akademika Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar (UHKBPNP) mendiskusikan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Ajakan itu dikemukan Sormin saat menyampaikan kuliah umum di Aula kampus UHKPNP, Jumat (13/3/2020).
Menurut Martuani, narkoba menjadi kejahatan paling darurat. Dari 34.000 narapidana di Sumut, 24.000 adalah pengedar dan pemakai narkotika. Bahkan narkoba sudah ditanam di lingkungan masyarakat. Merebaknya narkoba dapat menimbulkan pembunuhan dan pemerkosaan serta kejahatan lainnya.
“Saya perlu untuk menjaga 16 juta masyarakat Sumatera Utara. Sekarang ganja sudah ditanam di halaman kita. Kemarin ditemukan 2 hektar di Madina. Ganja tidak hanya dari Aceh. Hari Selasa yang lalu, kami menangkap 22 kilogram sabu tersangka 6 orang dan 1 orang meninggal. Kemarin ada anak kecil umur 14 tahun mengutip berondolan sawit mati dibunuh dan kebetulan dimakamkan di Siantar. Anak kecil di depan orangtuanya diperkosa dan dibunuh di Tanjung Balai. Saya minta kepada anak-anakku sekalian kamu diskusikan ini di kampus sebagai civitas akademika yang perduli dengan masyarakat,” ujarnya.
Dia menjelaskan, tidak ada tempat bagi pelaku kejahatan. Sebab masyarakat Sumut adalah orang baik dan orang santun. Filsuf kata dia menyatakan bahwa kejahatan tidak akan pernah bisa mengalahkan kebaikan selama orang-orang baik tidak berpangku tangan.
Kendati pun demikian, nasihat yang baik tidak cukup dengan kata-kata melainkan juga dengan cambuk dan rotan.
”Jadi, bila saudara-saudara mencoba mengganggu Kamtibmas di Sumut akan berurusan dengan mata pedang saya,” ungkap Martuani.
Martuani mengurai permasalahan yang sering terjadi di masyarakat Sumut yaitu narkotika, kejahatan jalanan, perjudian, ujaran kebencian dan lalu lintas. Sekaitan dengan itu, dia mengaku telah menginstruksikan anggotanya untuk tidak meminta uang dari masyarakat. Itu dilakukannya untuk memperbaiki pelayanan polisi kepada masyarakat.
“Saya perlu untuk menjaga 16 juta masyarakat Sumatera Utara. Saya datang ke kampus ini untuk memberi motivasi dan semangat kepada mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar agar jangan pernah menyerah dengan keadaan, jangan pernah tertunduk dengan kemiskinan dan jangan menyerah walaupun orangtua tidak mampu menyekolahkan,” imbuhnya.
Polisi kata dia adalah milik publik. Polisi adalah produk masyarakat, jika polisi jelek berarti yang menghasilkan juga jelek. Untuk itu, Kapolda Martuani meminta masyarakat tidak membiarkan dan mau ikut membenahi.
“Saya ingin menitip pesan kepada Rektor dan dosen UHKBPNP, marilah kita menjadi polisi di kampus kita, tolong bantu saya, terutama dalam memerangi narkotika,” terangnya.
Di hadapan ribuan mahasiswa, Kapolda Martuani menyinggung soal keberagaman yang menjadi kekayaan dan kekuatan bangsa Indonesia. Keberagaman itu lanjut dia adalah karunia dari Yang Maha Kuasa.
“Kita harus merawatnya dan menjadikannya sebagai kekuatan. NKRI harga mati, tidak ada tawar-menawar,” pintanya.
Lantas, dia berharap, UHKBPNP menjadi agen perubahan di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara dan Indonesia.
Sementara, Rektor UHKBPNP Prof.Dr. Sanggam Siahaan M.Hum dalam sambutannya mengatakan bahwa universitas yang dipimpinnya terus berupaya hadir di tengah masyarakat sebagai wujud Tri Darma Perguruan Tinggi. Saat ini kata Sanggam, UHKBPNP didiami masyarakat dari 22 kabupaten kota di Sumatera Utara dan beberapa provinsi di antaranya Kalimantan, Aceh, Riau, Lampung dan Bangka Belitung. “Mahasiswa kita ada dari berbagai suku dan agama. Mereka hidup berdampingan,” terangnya.
Pada kesempatan itu hadir, Kasrem 022/Pantai Timur Letkol Inf. Raja Sulung Purba, Dandim 0207 Simalungun Letkol Inf Frans Kishin Panjaitan, Wali Kota Pematangsiantar, Sekda Kabupaten Simalungun Mixnon Simamora, Kapolres Pematangsiantar dan Kapolres Simalungun AKBP Heribertus Ompusunggu, pengurus Yayasan, pimpinan PT STTC, mahasiswa kelompok cipayung dan lainnya.
Dialog publik bertajuk “Partisipasi Masyarakat Menjaga Keamanan dan Menjamin Pembangunan Berkelanjutan di Sumatera Utara” itu diakhiri dengan penyerahan plakat, ulos dan foto bersama.
Penulis : franki
Editor : tagor
Menurut Martuani, narkoba menjadi kejahatan paling darurat. Dari 34.000 narapidana di Sumut, 24.000 adalah pengedar dan pemakai narkotika. Bahkan narkoba sudah ditanam di lingkungan masyarakat. Merebaknya narkoba dapat menimbulkan pembunuhan dan pemerkosaan serta kejahatan lainnya.
Kapoldasu Sampaikan Kuliah Umum di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar |
Dia menjelaskan, tidak ada tempat bagi pelaku kejahatan. Sebab masyarakat Sumut adalah orang baik dan orang santun. Filsuf kata dia menyatakan bahwa kejahatan tidak akan pernah bisa mengalahkan kebaikan selama orang-orang baik tidak berpangku tangan.
Kendati pun demikian, nasihat yang baik tidak cukup dengan kata-kata melainkan juga dengan cambuk dan rotan.
”Jadi, bila saudara-saudara mencoba mengganggu Kamtibmas di Sumut akan berurusan dengan mata pedang saya,” ungkap Martuani.
Martuani mengurai permasalahan yang sering terjadi di masyarakat Sumut yaitu narkotika, kejahatan jalanan, perjudian, ujaran kebencian dan lalu lintas. Sekaitan dengan itu, dia mengaku telah menginstruksikan anggotanya untuk tidak meminta uang dari masyarakat. Itu dilakukannya untuk memperbaiki pelayanan polisi kepada masyarakat.
“Saya perlu untuk menjaga 16 juta masyarakat Sumatera Utara. Saya datang ke kampus ini untuk memberi motivasi dan semangat kepada mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar agar jangan pernah menyerah dengan keadaan, jangan pernah tertunduk dengan kemiskinan dan jangan menyerah walaupun orangtua tidak mampu menyekolahkan,” imbuhnya.
Polisi kata dia adalah milik publik. Polisi adalah produk masyarakat, jika polisi jelek berarti yang menghasilkan juga jelek. Untuk itu, Kapolda Martuani meminta masyarakat tidak membiarkan dan mau ikut membenahi.
“Saya ingin menitip pesan kepada Rektor dan dosen UHKBPNP, marilah kita menjadi polisi di kampus kita, tolong bantu saya, terutama dalam memerangi narkotika,” terangnya.
Di hadapan ribuan mahasiswa, Kapolda Martuani menyinggung soal keberagaman yang menjadi kekayaan dan kekuatan bangsa Indonesia. Keberagaman itu lanjut dia adalah karunia dari Yang Maha Kuasa.
“Kita harus merawatnya dan menjadikannya sebagai kekuatan. NKRI harga mati, tidak ada tawar-menawar,” pintanya.
Lantas, dia berharap, UHKBPNP menjadi agen perubahan di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara dan Indonesia.
Sementara, Rektor UHKBPNP Prof.Dr. Sanggam Siahaan M.Hum dalam sambutannya mengatakan bahwa universitas yang dipimpinnya terus berupaya hadir di tengah masyarakat sebagai wujud Tri Darma Perguruan Tinggi. Saat ini kata Sanggam, UHKBPNP didiami masyarakat dari 22 kabupaten kota di Sumatera Utara dan beberapa provinsi di antaranya Kalimantan, Aceh, Riau, Lampung dan Bangka Belitung. “Mahasiswa kita ada dari berbagai suku dan agama. Mereka hidup berdampingan,” terangnya.
Pada kesempatan itu hadir, Kasrem 022/Pantai Timur Letkol Inf. Raja Sulung Purba, Dandim 0207 Simalungun Letkol Inf Frans Kishin Panjaitan, Wali Kota Pematangsiantar, Sekda Kabupaten Simalungun Mixnon Simamora, Kapolres Pematangsiantar dan Kapolres Simalungun AKBP Heribertus Ompusunggu, pengurus Yayasan, pimpinan PT STTC, mahasiswa kelompok cipayung dan lainnya.
Dialog publik bertajuk “Partisipasi Masyarakat Menjaga Keamanan dan Menjamin Pembangunan Berkelanjutan di Sumatera Utara” itu diakhiri dengan penyerahan plakat, ulos dan foto bersama.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar