Header Ads

Cegah Penyebaran Covid-19, Pemko Siantar Harus Punya Terobosan

LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Untuk pencegahan penyebaran Covid-19 ini, Pemerintah Kota Pematangsiantar harusnya tidak setengah hati, melainkan harus memiliki memiliki terobosan dengan menggunakan tenaga penuh.

"Uang kita banyak, Pemko Harus punya terobosan untuk pencegahan penyebaran wabah covid-19 ini,"kata Wakil Ketua DPRD Kota Siantar, Mangatas M Silalahi saat ditemui di Posko Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 di Jalan Medan, Kelurahan Tambun Nabolon, Kecamatan Siantar Martoba, Jumat (10/4/2020).


Dijelaskan mangatas, "uang kita banyak" yakni anggaran yang ada di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020 yang tidak efektif lagi digunakan untuk saat ini.

Seperti, belanja modal untuk pembangunan, Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) khusunya pejabat eselon II dan III, perjalanan dinas.

"Termasuk anggaran di DRPD baik untuk reses, perjalanan dinas dan kunjungan kerja. Kan baiknya untuk yang priotas, ya itu pencegahan penyebaran Covid 19. Bila dijumlahkan semua ada sekita Rp 200 miliar dari jumlah APBD tahun 2020 sekitar Rp 1 Triliun," terangnya.

Dengan anggaran tersebut, Pemko dapat melakukan terobosan untuk membuat masyarakat untuk benar-benar berdiam diri dirumah dengan memberikan bantuan baik berupa uang maupun sembako.

"Di Siantar ini ada kurang lebih 150 ribu KK (Kepala Keluarga), dan tidak semua miskin paling ada 40 ribu KK dan kalau diestimasi 1 KK dibantu 1 juta, dana hanya 40 miliar. Saya Rasa dua Minggu aja ini bisa tuntas," terangnya.

Mangatas mengapresiasi Pemko membuat Posko Gugus Tugas yang ada di Jalan Medan, namun dianggapnya tidak cukup itu saja. Sebab, pintu masuk di kota ini ada 5 titik.

"Ada di tanah Jawa, Simpang dua, dan jalan asahan," ucapnya sembari berharap posko itu buka 24 jam, bukan 12 jam.

"Mereka yang jaga bisa dengan shift, dan honornya diberikan lebih sehingga bisa bekerja maksimal. Karena ini memang sudah tidak normal lagi," katanya.

Dengan begitu, masyarakat berdiam diri dirumah dan tim gugus Tugas yang sudah ada disetiap pintu masuk dapat bekerja dengan maksimal.

" Kalau seperti ini lihatlah, mereka pun sulit untuk bekerja, masyarakat yang keluar masuk pun sangat lah banyak. Kalau soal uang kan tadi saya bilang uang kita banyak," ujarnya.

Disarankannya, Pemko Siantar dalam hal ini harusnya melakukan rapat kordinasi dengan Forum Komunikasi Piminan Daerah (Forkopimda) agar hasil dapat maksimal dengan melihat semua instansi yang ada di kota ini.

"Kalau soal penggeseran anggaran, itu Pemko tidak perlu repot-repot konsultasi kemana-mana, cukup Pemrov saja dan ke DPRD pun cukup pemberitahuan aja," ujarnya.

"Intinya saya sangat mendukung apapun langkah pemko untuk percepatan pencegahan penyebaran wabah ini," ungkapnya.

Begitupun diharapkannya, Pemko tidak melakukan penyimpangan dalam penanganan pencegahan wabah ini, sebab KPK sudah menginstruksikan hukuman mati untuk pelaku korupsi dalam wabah ini.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan, Ronald Saragih sangat mengapresiasi masukan dari Mangatas tersebut. Menurut dengan masyarakat berdiam diri dirumah mereka dapat mudah mendeteksi siapa yang masuk ke kota kita ini.

"Sekarang ini memang masih sangat banyak yang keluyuran, sulit kita memantaunya," ujarnya.

Dijelaskannya, saat ini warga Siantar yang terkena wabah ada 6 orang, 1 dirawat di RS Kota Medan dan 5 lagi di isolasi di RSUD Djasamen Saragih.

"Tapi dari yang 5 itu, 4 positif berdasarkan Rapid Test dan 1 lagi sudah PCR dari swab Jakarta. Yang lebih akurat dari swap itu. 4 lagi masih menunggu," ujarnya

Ronald mengaku kendala mereka dalam melakukan pemeriksaan yakni swab dari Jakarta tersebut yang membutuhkan waktu 10 hari untuk mendapatkan tes yang akurat.

"Memang alat rapid tes kita saat ini ada 140 unit. Itulah yang dari Pemprov 100 dan bantuan kementerian 40. Tapi tes yang akurat itu swab, dan waktunya menunggu 10 hari. Maunya adanya pemeriksaan itu di Medan sehingga lebih dapat memudahkan kita," ujarnya.

Apakah menurutnya masih ada kasus positif Covid-19 yang belum diketahui, menurutnya tidak ada lagi.

"Kayaknya tidak ada. Memang saat ini kita melakukan pemeriksaan terhadap orang yang kontak dekat dengan yang positif," pungkasnya.




Penulis   : franki
Editor     : tagor

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.