Naek L.Tobing, dari Dokter Jiwa Turun ke 'Ranjang'
LINTAS PUBLIK, Dunia medis kembali kehilangan salah satu putera terbaiknya. Pakar seks, dokter Naek Lumban Tobing meninggal dunia pada Senin (6/4/2020). Mengutip Antara, dokter berusia 79 tahun ini disebut memiliki mengalami sakit kanker lambung stadium empat sebelum menghembuskan napas terakhirnya pada Senin pagi tadi.
"Dr Naek L Tobing, SpKJ. Meninggal dunia di RSPP. Swab test PCR positive Covid-19. Ini info dari ketua IDI cabang Jaksel," ungkap dokter Halik Malik, Senin (6/4).
BACA JUGA Nidya Sihombing Doktor Termuda Pertama Fakultas Kedokteran Undip
Menurut dia, mengutip pernyataan dr. Katrin, putri mendiang dr. Naek, pemakaman mendiang sang dokter dilakukan hari ini.
"Informasi yang kami terima masih sangat terbatas terkait kronologi penyakit dr Naek L Tobing. Dokter-dokter yang meninggal faktor risikonya berbeda-beda. Info yang ada beliau berisiko tinggi untuk mengalami sakit yang berat karena faktor usia dan riwayat penyakit kronis sebelumnya," kata dia.
Berdasarkan data IDI, Naek L. Tobing yang lahir pada 14 Agustus 1940 menjadi dokter ke-19 yang meninggal dunia karena positif dan PDP corona. Naek dikenal sebagai dokter yang paham soal kesehatan jiwa dan soal kehidupan 'ranjang'.
Gelar yang disandang Naek sebagai seorang Spesialis Kesehatan Jiwa (SpKJ), namun dia juga menyandang gelar certified sex educator setelah tamat dari University of Minnesota, Amerika Serikat pada 1983.
Dirinya eksis di tengah anggapan bahwa seksualitas itu tabu dan tidak layak dibicarakan. Namun dirinya malah banyak menulis di majalah maupun harian berskala nasional tentang seks.
Pria kelahiran Samosir, Tapanuli, 14 Agustus 1940 ini pun cukup produktif menulis buku. Buku-buku yang ia tulis antara lain, Masalah dan Solusi (1994), Seks Pranikah, Seks Extramarital dan Membangun Keharmonisan Suami-Istri.
Menghimpun informasi dari beberapa sumber, selama beberapa tahun terakhir dirinya menaruh perhatian pada kasus mikropenis. Ini pun ia tuangkan dalam buku berjudul 'Bahaya, Terlambat Atasi Mikropenis akan Menderita Seumur Hidup'. Dia ingin mengajak orang tua waspada dan segera melakukan tindakan jika menemukan kasus ini karena jika tidak mikropenis bakal mempengaruhi hidup anak terutama setelah menikah.
Akan tetapi, dokter yang biasanya tampil gagah meski sudah 'sepuh' ini telah berpulang. Tak hanya dunia kesehatan jiwa yang kehilangan, tetapi juga dunia pendidikan seksualitas.
sumber : cnn
"Dr Naek L Tobing, SpKJ. Meninggal dunia di RSPP. Swab test PCR positive Covid-19. Ini info dari ketua IDI cabang Jaksel," ungkap dokter Halik Malik, Senin (6/4).
BACA JUGA Nidya Sihombing Doktor Termuda Pertama Fakultas Kedokteran Undip
Dokter spesialis kejiwaan dan juga seksolog Indonesia Naek L Tobing meninggal dunia pada Senin (6/4). ( Screenshoot Via Twitter/DrNaekLTobing) |
"Informasi yang kami terima masih sangat terbatas terkait kronologi penyakit dr Naek L Tobing. Dokter-dokter yang meninggal faktor risikonya berbeda-beda. Info yang ada beliau berisiko tinggi untuk mengalami sakit yang berat karena faktor usia dan riwayat penyakit kronis sebelumnya," kata dia.
Berdasarkan data IDI, Naek L. Tobing yang lahir pada 14 Agustus 1940 menjadi dokter ke-19 yang meninggal dunia karena positif dan PDP corona. Naek dikenal sebagai dokter yang paham soal kesehatan jiwa dan soal kehidupan 'ranjang'.
Gelar yang disandang Naek sebagai seorang Spesialis Kesehatan Jiwa (SpKJ), namun dia juga menyandang gelar certified sex educator setelah tamat dari University of Minnesota, Amerika Serikat pada 1983.
Dirinya eksis di tengah anggapan bahwa seksualitas itu tabu dan tidak layak dibicarakan. Namun dirinya malah banyak menulis di majalah maupun harian berskala nasional tentang seks.
Pria kelahiran Samosir, Tapanuli, 14 Agustus 1940 ini pun cukup produktif menulis buku. Buku-buku yang ia tulis antara lain, Masalah dan Solusi (1994), Seks Pranikah, Seks Extramarital dan Membangun Keharmonisan Suami-Istri.
Menghimpun informasi dari beberapa sumber, selama beberapa tahun terakhir dirinya menaruh perhatian pada kasus mikropenis. Ini pun ia tuangkan dalam buku berjudul 'Bahaya, Terlambat Atasi Mikropenis akan Menderita Seumur Hidup'. Dia ingin mengajak orang tua waspada dan segera melakukan tindakan jika menemukan kasus ini karena jika tidak mikropenis bakal mempengaruhi hidup anak terutama setelah menikah.
Akan tetapi, dokter yang biasanya tampil gagah meski sudah 'sepuh' ini telah berpulang. Tak hanya dunia kesehatan jiwa yang kehilangan, tetapi juga dunia pendidikan seksualitas.
sumber : cnn
Tidak ada komentar