Tagihan Listrik Raffi Ahmad sampai Rp 17 Juta/Bulan, Ini Kata PLN
LINTAS PUBLIK, PT PLN (Persero) akhirnya buka suara terkait keluhan yang disampaikan oleh Raffi Ahmad dan istrinya, Nagita Slavina. Pasangan itu mengeluhkan seringnya arus listrik yang turun di rumahnya dan menyebabkan pembayaran listrik yang sangat mahal.
Raffi dan Nagita menyampaikan keluhan terkait listrik yang sering turun di hunian mewahnya di kawasan Green Andara Residence, Jakarta Selatan. Dalam sebuah konten di YouTube, Nagita juga mengeluh kepada petugas PLN terkait tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian token, yaitu sebesar Rp 1 juta untuk dua hari atau kurang-lebih Rp 17 juta per bulan.
Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ciputat Sigit Arimurti pun menilai besarnya biaya konsumsi listrik untuk daya listrik rumah Raffi-Nagita itu masih berada dalam batas wajar. Apalagi Nagita juga menyebutkan banyak peralatan elektronik yang ada di rumahnya, seperti kulkas sebanyak 10 buah.
"Tingginya biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan atas nama Raffi Ahmad dengan daya listrik 33 ribu VA atau 33 kVA karena beban pemakaian listrik atau konsumsi listrik yang tinggi juga. Bisa jadi dikarenakan banyak peralatan elektronik atau penggunaan beberapa alat elektronik dengan daya yang besar," jelas Sigit seperti dilansir dalam keterangan resmi PLN, Rabu (3/6/2020).
Sigit menambahkan, untuk mengatasi kendala terkait token listrik yang harus diinput berkali-kali, disarankan pelanggan membeli token listrik sejumlah pemakaian selama sebulan. Pasangan ini mengeluhkan hal itu saat petugas PLN melakukan layanan tambah daya dari 23 kVA (kilovolt Ampere) ke 33 kVA yang dilakukan pada 27 April lalu.
Selanjutnya, petugas juga memeriksa panel listrik di rumah pasangan Raffi dan Nagita. Sebab, berdasarkan keluhannya, listrik di rumah pasangan itu sering turun alias jepret.
Hasil dari pemeriksaan tersebut, petugas menemukan bahwa listrik rumah pasangan tersebut sering turun atau jepret dikarenakan alat bernama MCB (miniature circuit breaker) pada panel listrik pelanggan overload karena pembagian beban listrik yang tidak merata.
Dikarenakan batas kewenangan PLN untuk pasokan listrik pelanggan hanya sampai ke kWh meter, petugas PLN merekomendasikan pasangan tersebut untuk menghubungi instalatir resmi yang tesertifikasi dan terdaftar dalam Asosiasi Kontraktor Listrik untuk melakukan perbaikan pada instalasi rumah pelanggan.
Melalui video yang direkam PLN, Raffi pun mengaku paham setelah mendengar penjelasan itu. Raffi juga mengaku akan lebih bijak dalam menggunakan listrik.
"Saya ingin berterima kasih pada PLN dan PLN Ciputat. Saya merasakan PLN sudah luar biasa memberikan suplai yang luar biasa, di tempat saya (sudah) tidak ada masalah sama sekali. Saya juga mengingatkan kepada semuanya, tetap gunakan listrik dengan bijaksana," ujar Raffi.
sumber : det
Raffi dan Nagita menyampaikan keluhan terkait listrik yang sering turun di hunian mewahnya di kawasan Green Andara Residence, Jakarta Selatan. Dalam sebuah konten di YouTube, Nagita juga mengeluh kepada petugas PLN terkait tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian token, yaitu sebesar Rp 1 juta untuk dua hari atau kurang-lebih Rp 17 juta per bulan.
Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ciputat Sigit Arimurti pun menilai besarnya biaya konsumsi listrik untuk daya listrik rumah Raffi-Nagita itu masih berada dalam batas wajar. Apalagi Nagita juga menyebutkan banyak peralatan elektronik yang ada di rumahnya, seperti kulkas sebanyak 10 buah.
"Tingginya biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan atas nama Raffi Ahmad dengan daya listrik 33 ribu VA atau 33 kVA karena beban pemakaian listrik atau konsumsi listrik yang tinggi juga. Bisa jadi dikarenakan banyak peralatan elektronik atau penggunaan beberapa alat elektronik dengan daya yang besar," jelas Sigit seperti dilansir dalam keterangan resmi PLN, Rabu (3/6/2020).
Sigit menambahkan, untuk mengatasi kendala terkait token listrik yang harus diinput berkali-kali, disarankan pelanggan membeli token listrik sejumlah pemakaian selama sebulan. Pasangan ini mengeluhkan hal itu saat petugas PLN melakukan layanan tambah daya dari 23 kVA (kilovolt Ampere) ke 33 kVA yang dilakukan pada 27 April lalu.
Selanjutnya, petugas juga memeriksa panel listrik di rumah pasangan Raffi dan Nagita. Sebab, berdasarkan keluhannya, listrik di rumah pasangan itu sering turun alias jepret.
Hasil dari pemeriksaan tersebut, petugas menemukan bahwa listrik rumah pasangan tersebut sering turun atau jepret dikarenakan alat bernama MCB (miniature circuit breaker) pada panel listrik pelanggan overload karena pembagian beban listrik yang tidak merata.
Dikarenakan batas kewenangan PLN untuk pasokan listrik pelanggan hanya sampai ke kWh meter, petugas PLN merekomendasikan pasangan tersebut untuk menghubungi instalatir resmi yang tesertifikasi dan terdaftar dalam Asosiasi Kontraktor Listrik untuk melakukan perbaikan pada instalasi rumah pelanggan.
Melalui video yang direkam PLN, Raffi pun mengaku paham setelah mendengar penjelasan itu. Raffi juga mengaku akan lebih bijak dalam menggunakan listrik.
"Saya ingin berterima kasih pada PLN dan PLN Ciputat. Saya merasakan PLN sudah luar biasa memberikan suplai yang luar biasa, di tempat saya (sudah) tidak ada masalah sama sekali. Saya juga mengingatkan kepada semuanya, tetap gunakan listrik dengan bijaksana," ujar Raffi.
sumber : det
Tidak ada komentar