Penambahan Kasus Positif di Jabar Terbanyak Selama Pandemi
LINTAS PUBLIK, Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatatkan jumlah kenaikan kasus harian positif Covid-19 terbanyak sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu oleh Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan laporan situs pantau Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) per Kamis 9 Juli 2020 pukul 17.21 WIB, penambahan kasus harian positif Covid-19 di Jabar mencapai 962 orang. Secara akumulatif total jumlah terkonfirmasi positif di Jabar mencapai 4.843 orang.
Laman Pikobar juga mencantumkan jumlah positif aktif yang mencapai 2.846 orang atau bertambah sebanyak 931 orang.
Sementara untuk pasien sembuh, terjadi penambahan sebanyak 27 orang sehingga totalnya menjadi 1.811 orang. Sedangkan, untuk jumlah kasus meninggal dunia bertambah empat orang menjadi 186 kasus.
Grafik pada catatan kasus harian di Pikobar menunjukkan jumlah kenaikan kasus terbanyak ini menjadi yang terbanyak sejak diumumkan pertama kali pada 6 Maret 2020. Di situs tersebut, kasus positif corona pertama berjumlah empat orang.
Kasus terbanyak sebelumnya pun tidak sesignifikan pada 9 Juli. Pada 13 April 2020, penambahan kasus terbanyak berjumlah 99. Lalu, pada 4 Mei sebanyak 196 kasus.
Namun sejak Juni, kasus mulai menunjukkan grafik menurun. Tercatat, kasus harian terbanyak pada 30 Juni 2020 dengan 85 kasus.
Pada awal Juli, kasus harian tercatat kembali merangkak naik. Sebanyak 126 kasus tercatat pada 6 Juli 2020. Puncaknya, kasus harian positif Covid-19 di Jabar mencatatkan 962 kasus pada 9 Juli 2020.
Sementara itu, pada kategori pasien dalam pengawasan (PDP) sampai saat ini yang masih dalam proses sebanyak 1.276 orang, dan selesai 9.673. Sehingga total PDP mencapai 10.949 orang.
Saat ini, Jawa Barat juga tengah melakukan proses pemantauan terhadap 2.203 orang dalam pemantauan (ODP). Sedangkan yang sudah selesai pemantauan sebanyak 53.601 orang. Sehingga total ODP mencapai 55.804 orang.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil buka suara soal rekor lonjakan harian positif virus corona (Covid-19) hari ini.
Berdasarkan data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 per Kamis (9/7), Jabar menjadi penyumbang kasus positif terbanyak yakni 962 orang.
"Jabar hari ini meng-update 962 kasus yang mayoritas datang dari klaster institusi kenegaraan," ujar Ridwan Kamil mengonfirmasi perihal lonjakan tersebut dalam kicauan di media sosial Instagram miliknya.
Institusi kenegaraan yang dimaksud adalah dari klaster Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD, Bandung.
Namun, Ridwan Kamil mengatakan tambahan kasus tersebut bisa dilokalisasi dan mudah dikarantina karena berada dari satu lokasi atau kawasan.
"Karena berada di satu titik, secara teknis bisa dilokalisir dan memudahkan karantina. Gugus Tugas sedang lakukan tracing-testing kepada keluarga dan warga di sekitar lokasi," ujar pria yang karib disapa Emil itu.
"Mari semua warga, jaga protokol Covid dengan disiplin di manapun kita berada, karena perang dengan Covid ini masih jauh dari usai. #covidjabar," imbuhnya.
Pegang Teguh Transparansi
Dalam kesempatan terpisah, Emil menyatakan, komunikasi, sosialisasi, dan edukasi, amat penting dalam penanganan Covid-19 di Jabar. Maka itu, gugus tugas provinsi menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan beragam konten.
"Kami memproduksi ribuan konten. Grafis, video, dan lain-lain untuk menjadi bagian dari edukasi," kata Kang Emil saat menjadi pembicara dalam webinar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Jabar Seri ke-5 di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (9/7).
Emil mengatakan, pihaknya membuka layanan informasi via Pikobar. Lewat layanan itu, masyarakat dapat melontarkan pertanyaan terkait penanganan Covid-19. Dengan begitu, gugus tugas provinsi mengetahui informasi apa yang dibutuhkan masyarakat.
Sejak 18 Maret 2020, Pikobar menerima 123.000 pertanyaan dari masyarakat. Hal yang ditanyakan didominasi soal tes masif dan bantuan sosial. Sekitar 97 persen pertanyaan tersebut sudah dijawab.
"Topik yang ditanyakan setiap minggu berbeda. Contohnya, tanggal 28 Juni sampai 4 Juli 2020 tentang tes masif Covid-19, penyaluran bansos, dan akun Sapa Warga. Itu menjadi top aduan. Di Pikobar sendiri aduan terbesar terkait bantuan tunai Kemensos, provinsi, dan seterusnya," ucapnya.
Emil memastikan pihaknya memegang teguh transparansi, khususnya data soal penanganan Covid-19 dan bansos. Selain itu, gugus tugas provinsi berinovasi dengan menggunakan teknologi race chart guna menyederhanakan data-data Covid-19 yang rumit. Tujuannya memudahkan masyarakat membaca data.
"Kami melakukan inovasi presentasi komunikasi publik. Karena Covid-19 ini indeksnya terlalu banyak, jadi rumit, sehingga kami permudah dengan teknik komunikasi yang simpel," katanya.
"Contoh untuk mengukur pergeseran-pergeseran jumlah kasus positif kami gunakan teknologi komunikasi yang namanya race chart. Race chart ini biasanya menghitung dalam rentan waktu yang panjang pergerakan sebuah statistik," imbuhnya.
Media monitoring, kata Emil, rutin dilakukan gugus tugas provinsi. Tujuannya mengetahui peristiwa di lapangan lewat laporan-laporan wartawan.
"Media monitoring itu kami lakukan. Peristiwa yang sifatnya negatif, kita telusuri, kita perbaiki, dan mudah-mudahan (peristiwa yang sama) tidak terjadi lagi," kata Emil.
sumber : cnn
Berdasarkan laporan situs pantau Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) per Kamis 9 Juli 2020 pukul 17.21 WIB, penambahan kasus harian positif Covid-19 di Jabar mencapai 962 orang. Secara akumulatif total jumlah terkonfirmasi positif di Jabar mencapai 4.843 orang.
Laman Pikobar juga mencantumkan jumlah positif aktif yang mencapai 2.846 orang atau bertambah sebanyak 931 orang.
Sementara untuk pasien sembuh, terjadi penambahan sebanyak 27 orang sehingga totalnya menjadi 1.811 orang. Sedangkan, untuk jumlah kasus meninggal dunia bertambah empat orang menjadi 186 kasus.
Grafik pada catatan kasus harian di Pikobar menunjukkan jumlah kenaikan kasus terbanyak ini menjadi yang terbanyak sejak diumumkan pertama kali pada 6 Maret 2020. Di situs tersebut, kasus positif corona pertama berjumlah empat orang.
Kasus terbanyak sebelumnya pun tidak sesignifikan pada 9 Juli. Pada 13 April 2020, penambahan kasus terbanyak berjumlah 99. Lalu, pada 4 Mei sebanyak 196 kasus.
Namun sejak Juni, kasus mulai menunjukkan grafik menurun. Tercatat, kasus harian terbanyak pada 30 Juni 2020 dengan 85 kasus.
Pada awal Juli, kasus harian tercatat kembali merangkak naik. Sebanyak 126 kasus tercatat pada 6 Juli 2020. Puncaknya, kasus harian positif Covid-19 di Jabar mencatatkan 962 kasus pada 9 Juli 2020.
Sementara itu, pada kategori pasien dalam pengawasan (PDP) sampai saat ini yang masih dalam proses sebanyak 1.276 orang, dan selesai 9.673. Sehingga total PDP mencapai 10.949 orang.
Saat ini, Jawa Barat juga tengah melakukan proses pemantauan terhadap 2.203 orang dalam pemantauan (ODP). Sedangkan yang sudah selesai pemantauan sebanyak 53.601 orang. Sehingga total ODP mencapai 55.804 orang.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil buka suara soal rekor lonjakan harian positif virus corona (Covid-19) hari ini.
Berdasarkan data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 per Kamis (9/7), Jabar menjadi penyumbang kasus positif terbanyak yakni 962 orang.
"Jabar hari ini meng-update 962 kasus yang mayoritas datang dari klaster institusi kenegaraan," ujar Ridwan Kamil mengonfirmasi perihal lonjakan tersebut dalam kicauan di media sosial Instagram miliknya.
Institusi kenegaraan yang dimaksud adalah dari klaster Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD, Bandung.
Namun, Ridwan Kamil mengatakan tambahan kasus tersebut bisa dilokalisasi dan mudah dikarantina karena berada dari satu lokasi atau kawasan.
"Karena berada di satu titik, secara teknis bisa dilokalisir dan memudahkan karantina. Gugus Tugas sedang lakukan tracing-testing kepada keluarga dan warga di sekitar lokasi," ujar pria yang karib disapa Emil itu.
"Mari semua warga, jaga protokol Covid dengan disiplin di manapun kita berada, karena perang dengan Covid ini masih jauh dari usai. #covidjabar," imbuhnya.
Pegang Teguh Transparansi
Dalam kesempatan terpisah, Emil menyatakan, komunikasi, sosialisasi, dan edukasi, amat penting dalam penanganan Covid-19 di Jabar. Maka itu, gugus tugas provinsi menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan beragam konten.
"Kami memproduksi ribuan konten. Grafis, video, dan lain-lain untuk menjadi bagian dari edukasi," kata Kang Emil saat menjadi pembicara dalam webinar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Jabar Seri ke-5 di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (9/7).
Emil mengatakan, pihaknya membuka layanan informasi via Pikobar. Lewat layanan itu, masyarakat dapat melontarkan pertanyaan terkait penanganan Covid-19. Dengan begitu, gugus tugas provinsi mengetahui informasi apa yang dibutuhkan masyarakat.
Sejak 18 Maret 2020, Pikobar menerima 123.000 pertanyaan dari masyarakat. Hal yang ditanyakan didominasi soal tes masif dan bantuan sosial. Sekitar 97 persen pertanyaan tersebut sudah dijawab.
"Topik yang ditanyakan setiap minggu berbeda. Contohnya, tanggal 28 Juni sampai 4 Juli 2020 tentang tes masif Covid-19, penyaluran bansos, dan akun Sapa Warga. Itu menjadi top aduan. Di Pikobar sendiri aduan terbesar terkait bantuan tunai Kemensos, provinsi, dan seterusnya," ucapnya.
Emil memastikan pihaknya memegang teguh transparansi, khususnya data soal penanganan Covid-19 dan bansos. Selain itu, gugus tugas provinsi berinovasi dengan menggunakan teknologi race chart guna menyederhanakan data-data Covid-19 yang rumit. Tujuannya memudahkan masyarakat membaca data.
"Kami melakukan inovasi presentasi komunikasi publik. Karena Covid-19 ini indeksnya terlalu banyak, jadi rumit, sehingga kami permudah dengan teknik komunikasi yang simpel," katanya.
"Contoh untuk mengukur pergeseran-pergeseran jumlah kasus positif kami gunakan teknologi komunikasi yang namanya race chart. Race chart ini biasanya menghitung dalam rentan waktu yang panjang pergerakan sebuah statistik," imbuhnya.
Media monitoring, kata Emil, rutin dilakukan gugus tugas provinsi. Tujuannya mengetahui peristiwa di lapangan lewat laporan-laporan wartawan.
"Media monitoring itu kami lakukan. Peristiwa yang sifatnya negatif, kita telusuri, kita perbaiki, dan mudah-mudahan (peristiwa yang sama) tidak terjadi lagi," kata Emil.
sumber : cnn
Tidak ada komentar