3 Kelompok Masyarakat Sait Buntu Saribu Dapat Bantuan KPw BI Pematangsiantar
LINTAS PUBLIK-SIMALUNGUN, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar kembali menyalurkan bantuan kepada 3 kelompak masyarakat (Pokmas) di Desa Sait Buttu Saribu di Kecamatan Pematang Sidamanik Kab.Simalungun.
BACA JUGA Bank Indonesia Resmikan Uang Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia
Hal ini merupakan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang bertujuan untuk peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Sait Buttu melalui bantuan sarana operasional kepada 3 kelompok tersebut.
Ke depan Bank Indonesia akan terus berupaya meningkatkan pemberdayaan kelompok usaha UMKM baik melalui pemberian bantuan opersional maupun bantuan peningkatan kapasitas melalui pelatihan.
Bantuan diserahkan langsung Kepala KPw BI Pematangsiantar, Edhi Rahmanto Hidayat kepada masing-masing ketua Pokmas. Pemberian PSBI ini juga disaksikan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Simalungun, Ramadhani Purba dan mewakili Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kab.Simalungun, Jumat (7/8/2020).
Kepala KPw BI Pematangsiantar, Edhi Rahmanto Hidayat mengatakan bahwa Desa Sait Buttu Saribu merupakan salah satu desa/nagori di Kecamatan Pematang Sidamanik Kab.Simalungun penghasil komoditi tanaman kopi, coklat dan tanaman pangan lainnya. Desa Sait Buttu memiliki 7 wilayah dusun yang terletak di antara perkebunan teh Tobasari dan memiliki akses langsung ke daerah pariwisata Danau Toba yang merupakan dari 5 destinasi wisata super prioritas.
Dalam berbagai aktivitas ekonomi masyarakat kesehariannya, Desa Sait Buttu Saribu memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan antara lain kelompok pegiat madu Mahkota dengan produknya berupa madu dan bee polen, kemudian terdapat juga kelompok Simpatik yang mengelola sampah non organik seperti kardus, botol, plastik, dan besi serta BumNag yang memiliki usaha pembuatan snack berupa kue kapit, kue semprong, keripik talas, dan roti ketawa.
Dijelaskan Edhi, kelompok pegiat madu Mahkota selama ini memproduksi madu sekitar 80 kg/bulan dengan wilayah pemasaran meliputi Provinsi Sumut, Aceh, dan Batam serta Pulau Jawa yaitu Kab. Tangerang. Harga per botol madu berkisar Rp 40.000-Rp 220.000.
Sementara kelompok Simpatik sendiri memiliki usaha yaitu mengumpulkan sampah non organik dan mengelola sampah tersebut menjadi hasil kerajinan berupa sisa kain perca dan goni yang dapat diolah menjadi tas.
Sedangkan BumNag di Desa Sait Buttu Saribu memiliki jenis usaha pembuatan kue kapit, kue semprong, keripik talas dan roti ketawa dengan rata-rata produksi per hari mencapai 8 kg/orang. Pemasarannya sendiri dilakukan dengan sistem curah dan dikirim ke Kota Medan.
Selain potensi diatas terdapat potensi wisata alam yang dapat dikembangkan dalam rangka menunjang pariwisata Danau Toba seperti edukasi wisata kopi dan edukasi wisata madu yang diharapkan menambah PAD daerah apabila dapat bdikembangkan dengan baik.
Sebuah potensi ekonomi yang baik tentunya perlu didukung supaya dapat terakselerasi lebih cepat. Untuk mendukung program kegiatan yang ada di desa tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar telah bersama-sama melakukan survei lebih mendalam untuk dapat mengoptimalkan peluang dan potensi yang ada di desa. Sehubungan dengan hal tersebut, pihaknya memberikan bantuan sarana kepada 3 kelompok masyarakat melalui Bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang terdiri dari :
1.Kelompok Pegiat Madu Mahkota berupa sarana operasional peternakan lebah madu (glodok, stup, baju pengaman, koloni bibit lebah).
2.Kelompok Simpatik berupa sarana konveksi crafting (mesin jahit, sepatu lubang kancing, mesin obras dan timbangan digital).
3.BumNag Sait Buttu Saribu Jaya berupa pengemasan produk ( Continous band sealer dan hand sealer).
"Pemberian bantuan tersebut menjadi salah satu upaya Bank Indonesia untuk meningkat produktivitas UMKM di daerah. Dengan bertumbuhnya produksi UMKM di daerah tentunya akan memperkaya pemenuhan supply di pasar baik secara lokal maupun regional. Semakin banyaknya variasi produk hasil produksi lokal diharapkan dapat memudahkan konsumen dalam memilih barang kebutuhannya. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban untuk mengajak kita semua bersama-sama bersemangat dan bangga dalam menggunakan produk lokal dalam negeri,"ucap Edhi Rahmanto.
Sementara itu, Asisten II Pemkab Simalungun, Ramadhani Purba mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia yang terus peduli dan aktif membantu perekonomian masyarakat. Semoga bantuan ini dapat dipergunakan sebaik mungkin dan bermanfaat bagi perekonomian secara khusus di Desa Sait Buttu dan Kabupaten Simalungun.
Penulis. : franki
Editor. : tagor
BACA JUGA Bank Indonesia Resmikan Uang Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia
Hal ini merupakan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang bertujuan untuk peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Sait Buttu melalui bantuan sarana operasional kepada 3 kelompok tersebut.
Ke depan Bank Indonesia akan terus berupaya meningkatkan pemberdayaan kelompok usaha UMKM baik melalui pemberian bantuan opersional maupun bantuan peningkatan kapasitas melalui pelatihan.
Bantuan diserahkan langsung Kepala KPw BI Pematangsiantar, Edhi Rahmanto Hidayat kepada masing-masing ketua Pokmas. Pemberian PSBI ini juga disaksikan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Simalungun, Ramadhani Purba dan mewakili Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kab.Simalungun, Jumat (7/8/2020).
Kepala KPw BI Pematangsiantar, Edhi Rahmanto Hidayat mengatakan bahwa Desa Sait Buttu Saribu merupakan salah satu desa/nagori di Kecamatan Pematang Sidamanik Kab.Simalungun penghasil komoditi tanaman kopi, coklat dan tanaman pangan lainnya. Desa Sait Buttu memiliki 7 wilayah dusun yang terletak di antara perkebunan teh Tobasari dan memiliki akses langsung ke daerah pariwisata Danau Toba yang merupakan dari 5 destinasi wisata super prioritas.
Dalam berbagai aktivitas ekonomi masyarakat kesehariannya, Desa Sait Buttu Saribu memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan antara lain kelompok pegiat madu Mahkota dengan produknya berupa madu dan bee polen, kemudian terdapat juga kelompok Simpatik yang mengelola sampah non organik seperti kardus, botol, plastik, dan besi serta BumNag yang memiliki usaha pembuatan snack berupa kue kapit, kue semprong, keripik talas, dan roti ketawa.
Dijelaskan Edhi, kelompok pegiat madu Mahkota selama ini memproduksi madu sekitar 80 kg/bulan dengan wilayah pemasaran meliputi Provinsi Sumut, Aceh, dan Batam serta Pulau Jawa yaitu Kab. Tangerang. Harga per botol madu berkisar Rp 40.000-Rp 220.000.
Sementara kelompok Simpatik sendiri memiliki usaha yaitu mengumpulkan sampah non organik dan mengelola sampah tersebut menjadi hasil kerajinan berupa sisa kain perca dan goni yang dapat diolah menjadi tas.
Sedangkan BumNag di Desa Sait Buttu Saribu memiliki jenis usaha pembuatan kue kapit, kue semprong, keripik talas dan roti ketawa dengan rata-rata produksi per hari mencapai 8 kg/orang. Pemasarannya sendiri dilakukan dengan sistem curah dan dikirim ke Kota Medan.
Selain potensi diatas terdapat potensi wisata alam yang dapat dikembangkan dalam rangka menunjang pariwisata Danau Toba seperti edukasi wisata kopi dan edukasi wisata madu yang diharapkan menambah PAD daerah apabila dapat bdikembangkan dengan baik.
Sebuah potensi ekonomi yang baik tentunya perlu didukung supaya dapat terakselerasi lebih cepat. Untuk mendukung program kegiatan yang ada di desa tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar telah bersama-sama melakukan survei lebih mendalam untuk dapat mengoptimalkan peluang dan potensi yang ada di desa. Sehubungan dengan hal tersebut, pihaknya memberikan bantuan sarana kepada 3 kelompok masyarakat melalui Bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang terdiri dari :
1.Kelompok Pegiat Madu Mahkota berupa sarana operasional peternakan lebah madu (glodok, stup, baju pengaman, koloni bibit lebah).
2.Kelompok Simpatik berupa sarana konveksi crafting (mesin jahit, sepatu lubang kancing, mesin obras dan timbangan digital).
3.BumNag Sait Buttu Saribu Jaya berupa pengemasan produk ( Continous band sealer dan hand sealer).
"Pemberian bantuan tersebut menjadi salah satu upaya Bank Indonesia untuk meningkat produktivitas UMKM di daerah. Dengan bertumbuhnya produksi UMKM di daerah tentunya akan memperkaya pemenuhan supply di pasar baik secara lokal maupun regional. Semakin banyaknya variasi produk hasil produksi lokal diharapkan dapat memudahkan konsumen dalam memilih barang kebutuhannya. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban untuk mengajak kita semua bersama-sama bersemangat dan bangga dalam menggunakan produk lokal dalam negeri,"ucap Edhi Rahmanto.
Sementara itu, Asisten II Pemkab Simalungun, Ramadhani Purba mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia yang terus peduli dan aktif membantu perekonomian masyarakat. Semoga bantuan ini dapat dipergunakan sebaik mungkin dan bermanfaat bagi perekonomian secara khusus di Desa Sait Buttu dan Kabupaten Simalungun.
Penulis. : franki
Editor. : tagor
Tidak ada komentar