Header Ads

Hari Uang Nasional ke-74, Uang Jepang dan Belanda Dipamerkan di Siantar

LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Sejarah Oeang Republik Indonesia (ORI) dan penerbitan pertama uang Republik Indoensia berlaku mulai 30 Oktober 1946 tercantum tanggal emisi 17 Oktober 1945. Ini menunjukkan cukup panjangnya proses yang harus ditempuh dalam mempersiapkan penerbitan ORI sebagai salah satu identitas negara.

Pada Desember 1951, De Javasche Bank dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral dengan UU No. 11 Tahun 1953 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1953. Sesuai dengan tanggal berlakunya Undang-Undang Pokok Bank Indonesia tahun 1953, maka tanggal 1 Juli 1953 diperingati sebagai hari lahir Bank Indonesia dimana Bank Indonesia menggantikan De Javasche Bank dan bertindak sebagai bank sentral.



Dihari Uang Republik Indonesia ke-74 ini, pada Jumat (30/10/2020) di Rumah Baca Mutiara Bangsa jalan Farel Pasaribu Gang Anggur meamerkan uang jaman Belanda dan jaman Jepang yang dipakai masyarakat pada masa itu. 

Terlihat jejeran ratusan uang-uang lama itu dipamerkan di bingkai kaca yang cukup besar, bukan hanya uang kertas tapi uang-uang logam lama juga dipamerkan ditempat rumah kreatif Seni dan Budaya Mutiara Bangsa ini, mulai Rp.5, Rp.100 Rp.1000 sampai Rp.100 ribu yang lama terbitan tahun 1999, dan bahkan ada terbitan uang Rupiah keluaran dari kota Pematangsiantar 31 Maret 1947.

Edy Bond salah satu pengunjung mengatakan, uang-uang lama ini mengigantkan kita bukan hanya sejarah uang, tapi juga nostalgia bersama keluarga.

"Wah, ini koleksi luar biasa, kita bisa mengingat sejarah uang, sejarah keluarga (memakai uang), dan juga edukasi bagi anak-anak kita,"kata Edy senang dapat tahu uang Belanda, Jepang, dan Cetakan uang yang dikeluarkan di Kota Pematangsiantar.

Tagor Leo Sitohang  pengelola sekaligus pemilih Rumah Baca Mutiara Bangsa menjelaskan, bahwa dirinya sengaja memamerkan uang-uang koleksi pribadinya dirumah Baca Mutiara Bangsa, agar pengunjung mengetahui sejarah uang di Indonesia.

"Dulunya uang-uang ini saya koleksi pribadi, dan diletakan dirumah. Tapi karena banyak orang yang berkunjung kerumah untuk melihat uang-uang lama ini maka saya geser ke Rumah baca Mutiara Bangsa ini,"jelasnya.

Masih kata Tagor Sitohang yang juga ketua Literasi kita Siantar-Simalungun ini, bahwa keberadaan uang-uang lama ini mendapat dukungan dari para pendidik, baik dosen, guru dan bahkan Bank Indonesia Perwakilan kota Pematangsiantar.

"Kita semakin semangat untuk mengkoleksi uang-uang lama ini, karena mendapat6 dukungan para Guru, Dosen dan Pustakawan. Jadi rumah baca Mutiara Bangsa ini bukan lagi sekedar tempat membaca, meminjam buku dan menulis saja. Tapi sebagai tempat edukasi (pembelajaran) sejarah uang untuk anak didik,"ungkap Tagor Sitohang, bahwa saat ini dirinya juga sedang mengembangkan Literasi Seni dan Kebudayaan, terutama budaya Batak, dan ini terlihat dirumah Baca Mutiara bangsa ada ukiran (Gorga batak,red) disekitar rumah baca.




Dihalaman twitter dan facebook Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia juga terlihat ucapan Memperingati Hari Keuangan Nasional, Ini ucapannya : 

"Selamat Memperingati Hari Keuangan Nasional #SahabatPembangunan 😊

Hari ini, tepat 74 tahun yang lalu, mata uang Republik Indonesia diterbitkan secara resmi. Yuk kita maknai Hari Keuangan Nasional dengan menggunakan uang lebih bijaksana."



Penulis   ; tim
Editor     : tagor









Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.