Header Ads

6 Ekor Singa Mati, Diduga Diracun

LINTAS PUBLIK, Enam ekor singa ditemukan mati dan dimutilasi di salah satu taman nasional paling terkenal di Uganda. Diduga, singa-singa itu diracuni oleh penyelundup satwa liar.

Dikutip dari AFP, Senin (22/3/2021), bangkai singa-singa berada di Taman Nasional Ratu Elizabeth yang berada di bagian barat Uganda. Dugaan pemberian racun itu langsung mencuat saat singa-singa itu ditemukan.

ilustrasi

Ya, singa-singa itu ditemukan tidak bernyawa dan sebagian besar tubuh mereka hilang. Singa itu dikelilingi oleh burung bangkai yang juga mati.

Otoritas Margasatwa Uganda (UWA) mengungkapkan kesedihan mendalam dengan kematian singa-singa itu. Apalagi, singa-singa itu spesial karena merupakan singa dengan kemampuan memanjat pohon.

Saat ini, investigasi untuk mengetahui penyebab singa-singa itu mati sedang dilakukan. Uganda membentuk tim gabungan dari taman nasional dan kepolisian.

"Dengan beberapa bagian tubuh singa-singa itu hilang, kami tidak dapat mengabaikan unsur perdagangan satwa liar ilegal," kata manajer komunikasi UWA Bashir Hangi.

Taman Nasional Ratu Elizabeth itu berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo dan Taman Nasional Virunga. Taman Nasional Virunga itu menjadi habitat gorila gunung yang langka, namun juga diyakini merupakan tempat persembunyian kelompok bersenjata beroperasi.

Bukan sekali ini dugaan pemberian racun kepada singa muncul di Taman Nasional Ratu Elizabeth. Pada April 2018, sebelas singa, termasuk delapan anaknya, ditemukan mati juga dengan dugaan keracunan. Pada Mei 2010 lima singa tewas dalam insiden serupa.

Pariwisata adalah penghasil devisa terbesar di Uganda, menyumbang hampir 10 persen dari PDB dan 23 persen dari total ekspor luar negeri. Salah satu destinasi wisata favorit Uganda adalah Taman Nasional Ratu Elizabeth.

"UWA mengutuk keras pembunuhan ilegal terhadap satwa liar karena tidak hanya berdampak negatif pada pariwisata, tetapi satwa liar juga menghasilkan pendapatan yang mendukung konservasi dan kerja masyarakat di kawasan lindung kita," kata Hangi.

Taman Nasional Ratu Elizabeth membagi 20 persen dari pendapatan untuk warga sekitar. Tapi, menurut warga bagian itu terlalu kecil, sebab mereka dilarang bertani dan serangan satwa liar terhadap ternak kerap datang.


sumber   : det 


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.