Header Ads

Corona B117 Lebih Mudah Menular, Pakar IDI Sarankan Ini untuk Penangkal

LINTAS PUBLIK, Hingga kini, belum ada riset ilmiah soal keberhasilan vaksin COVID-19 di Indonesia, salah satunya Sinovac, dalam menangkal varian baru Corona B117. Protokol kesehatan menjadi cara untuk menghadapi varian baru ini.

Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, jenis virus Corona B117 amat lebih mudah menular dibanding varian yang ada sebelumnya.


Meski tak terbukti menimbulkan gejala lebih parah dan angka kematian yang lebih tinggi, bahaya dari virus ini adalah sifatnya yang terproduksi banyak di saluran napas. 

"Mutan baru ini menyebabkan shedding virus lebih intens. Artinya produksi jumlah virusnya jauh lebih banyak di saluran napas. Jadi, istilah buat B.1.1.7 itu sebagai super spreader tidak tepat. Lebih tepat super shedder, karena virus itu bisa lebih menularkan ke banyak orang," ujarnya melalui akun Twitter @ProfZubairi, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan.

Lebih lanjut pada detikcom, Prof Zubairi menjelaskan bahwa untuk menghadapi sifat mudah menular B117, protokol kesehatan menjadi kuncinya.

Terlebih meski vaksin Sinovac diprediksi kuat sanggup menangkal B117, belum ada riset ilmiah soal efikasinya terhadap B117.

Dengan begitu, masyarakat bisa turut atasi kehadiran varian baru ini dengan menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan.

"Karena penularan lebih mudah, maka kita harus lebih ketat melakukan protokol kesehatan. Artinya kalau nggak penting sekali, jangan keluar rumah. Kemudian pakai masker kalau keluar rumah. Maskernya yang baik, benar, yang bisa menangkal," ujarnya saat dihubungi detikcom, Kamis (4/3/2021).

Ia turun mengingatkan, kerumunan wajib dihindari. Menurutnya, berbagai kebijakan yang ada di Indonesia terkait penanganan COVID-19 sebenarnya sudah baik. Akan tetapi, implementasi di lapangan kerap lemah sehingga penularan varian baru Corona rentan terjadi.

Terlepas dari tinggi-rendahnya potensi vaksin Sinovac menangkal B117, Prof Zubairi mengingatkan, vaksin bekerja menangkal infeksi dan melindungi tubuh. Maka itu, penting untuk masyarakat mengikuti vaksinasi sesuai waktu yang ditetapkan pemerintah.

"Saya sendiri sudah vaksinasi dan memang nggak apa-apa, padahal aku usia 74 tahun, pernah operasi jantung terbuka dan ada diabetes. Tidak usah takut vaksin. Tidak membuat efek samping yang bermakna," pungkasnya.



sumber   : det 


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.