Header Ads

Lestarikan Budaya, Martahan Sitohang Bangun Galeri Musik Batak di Samosir

Catatan   : Tagor Leo Sitohang - Harian Boho

Walau namanya sudah di kenal didunia musik Nasional dan internasional, tidak membuat seorang Martahan Sitohang jumawa dan bangga diri. Martahan Sitohang yang pernah kolaborasi musik dengan Slank, Iwan Fals dan group musik Vicky Sianipar. Bahkan 2019 tampil di Asean Week 2019 di Seoul Korea.

Bahkan, Martahan Sitohang belakangan konsentrasi membangun kampung halaman dengan membuat dan membangun galeri seni musik batak di Samosir.

BACA JUGA  Seniman Batak Martahan Sitohang : Aku akan Pulang dan Berbuat Sesuatu untuk Kampung Halamanku!

Martahan Sitohang (tengah) bersama tim Danau Toba Center di galeri Guntur Sitohang di harian Boho

Hal ini dikatakan Martahan Sitohang kepada lintaspublik.com Group Danau Toba Center. "Saya saat ini sedang mempersiapkan dua galeri Seni budaya batak di Samosir, satu di Harian Boho kecamatan Harian, satu di Urat kecamatan Palipi,"kata Martahan Sitohang, Minggu (7/3/2021).

Kata Martahan lagi, sebenarnya kerinduannya untuk mendukung destinasi wisata di samosir dirinya berkeinginan setiap kecamatan ditepian Danau Toba harus ada galeri musik.

"Kita sangat mendukung program pemerintah pusat melalui kementerian pariwisata dan pendidikan. Saya bercita-cita setiap kecamatan ditepian Danau Toba harus ada galeri musiknya, agar pengunjung dan wisatawan yang ada di Danau Toba tahu dan mengerti apa itu musik dan budaya batak,"ungkapnya, bahwa dirinya sangat serius mendukung pemerintah menjadikan Danau Toba wisata sekala prioritas di Indonesia. 

"Kalau pemerintah pusat melalui pemerintahan Jokowi serius membangun Danau Toba bekelas dunia, kita juga sebagai putra daerah Samosir harus lebih serius lagi,"jelas Martahan Sitohang yang saat ini sedang mendata beberapa pemusik tradisional, termasuk pelaku usaha pembuatan musik tradisional di perairan Danau Toba.

BACA JUGA  Besok, Gondang Batak dan Iwan Fals di Ancol

Keindahan Bukit Holbung di kecamatan Harian kabupaten Samosir

Mamfaatkan BUMDes

Untuk pengembangan pelestarian musik tradisional Martahan Sitohang bersama perangkat desa sudah menklasifikasikan tempat, dan galeri musik batak dibeberapa tempat.

"Para perangkat desa, maupun kepala desa sudah boleh memamfaatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk program usaha pelestarian budaya batak, baik musik, aseksoris, pakaian (ulos), maupun mengali maknan khas batak yang sulit didapat,"ujarnya.

Untuk di Harianboho sendiri Martahan Sitohang bekerjasama dengan BUMDes setempat, dan bahkan kepala desa yang dipimpin Viktor Sinaga di desa Turpuk limbong, kecamatan Harian sudah menyediakan lahan untuk pengembangan wisata di harian Boho.

BACA JUGA  Mengharukan, 3 Pria Sitohang Ini Mainkan Seruling Batak Untuk Menghormati Kepergian Orang tua, Guntur Sitohang

Martahan Sitohang menjelaskan proses pembuatan Taganing (Gondang Batak).

Galeri Guru Guntur Sitohang

Sebelum Martahan Sitohang, sebenarnya telah ada pelestari musik batak dari Samosir tepatnya di Harian Boho, yaitu Guru Guntur Sitohang. Guru Guntur Sitohang (Gr.Guntur Sitohang) adalah pelestari musik batak yang juga telah mendunia, bakan hari-harinya diisi dengan musik tradisional. 

Guntur Sitohang (lahir di Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, 19 Desember 1936 – meninggal di Harian Boho, Samosir, 11 Juni 2017 pada umur 80 tahun) atau kerap dipanggil Guru Guntur Sitohang adalah budayawan, pencipta lagu dan pemusik tradisional di Sumatra Utara, sekaligus pembuat instrumen musik tradisional Batak Toba yang terkenal. 

Gr.Guntur Sitohang tak lain adalah ayah kandung Martahan Sitohang dari 11 bersaudara, dan Martahanlah ada yang paling kecil (Siappudan).

"Keseriusan saya sebenarnya adanya talenta yang dimiliki orang tua kami Gr.Guntur Sitohang, banyak kerinduan almarhum yang belum tercapai termasuk membuat galeri khusus untuk belajar musik tradisional, baik beljar gondang, manortor, dan pembuatan musik yang tempatnya galeri (khusus) bagi wisatawan,"kata Martahan Sitohang.

Martahan Sitohang juga telah mengagas pelatihan musik tradisional batak diatas kapal bersama kementerian pariwisata dan dinas-dinas pariwisata di Danau Toba.

"Kami juga akan mengembangkan bagaimana wisatawan belajar musik diatas kapal sekaligus menikmati wisata di Danau Toba, beberapa program telah kami tuangkan dengan proposal kepada pemerintahan yang ada di perairan Danau Toba melalui dinas pawisatanya,"jelas Martahan Sitohang, meminta doa seluruh masyarakat tepian Danau Toba agar musik batak lestari dikampungnya sendiri.

"Yang telah digagas ayahanda Guntur Sitohang akan kami lanjutkan. Baik galeri musik, pembuatan alat-alat  musik batak, dan aseksoris musik batak lainnya, Galeri Guntur Sitohang akan kami hidupkan kembali,"tuturnya.

BACA JUGA  Guntur Sitohang Maestro Musik Batak itu Telah Pergi

Ikan Bakar Bumbum Nanitombur resep Bumbu Batak "Dapur Taboba"

Dukungan Keluarga

Banyaknya program yang akan dijalankan untuk melestarikan musik batak, suami Naomi Lumbangaol yang juga berlatar belakang seni ini, sudah memainkan musik batak di negara -negara eropa (Panggung Khusus) mulai dari Australia, Jepang, China, Thailand, Yordania, Rusia, Rumania, Belanda, Belgia, Jerman, Kanada, Bulgaria, dan ratusan panggung bersama artis-artis papan atas Indonesia.

"Semua keluarga mendukung, mulai dari istri (anak-anak), tulang (keluarga ibu), terutama abang Martogi dan Hardoni Sitohang, agar saya mendedikasikan diri dikampung halaman untuk mengembangkan musik batak diperaian Danau Toba," tutupnya.

Wisata dunia dan generasi Muda Batak

Untuk melestarikan budaya batak, memang seharusnyalah generasi muda batak itu sendiri, hal ini dikatakan Simsim Sitohang ketika mengunjungi Galeri Guntur Sitohang di harian Boho.

"Sebagai generasi muda batak kita mendukung penuh gagasan Martahan Sitohang yang akan membuat galeri khusus (belajar) budaya batak. Mulai belajar musik, tortor (tarian batak sesungguhnya), demikian juga kuliner dan aseksoris termasuk pakaian-pakaian batak (ulos) agar masyarakat maupun orang batak tidak salah untuk pemakaian dan kegunaan ulos,"kata Simsim Sitohang yang berkunjung bersama tim media Danau Toba Center.

Adapun dukungan menurut Simsim Sitohang yang tinggal di kota Pematangsiantar ini cukup sederhana, baik mempublikasikan di media sosial maupun digaleri media yang dimiliki orang-orang batak.

"Yah, sebagai generasi muda batak, kita punya tanggung jawab melestarikan budaya batak, kalau ada seperti Martahan Sitohang yang melestarikan budaya batak yah kita harus mendukunya. Dukungan itu bisa saja dengan membeli alat-alat musik tradisionalnya, atau aseksoris lainnya, semisal gorga batak. Kalu tidak kita generasi muda batak yang mendukungnya siapa lagi, jadi pelestarian budaya batak itu harus dimulai dari generasinya, selanjutnya akan ada generasi-genarasi lainnya yang akan mencintainya,"ungkap Simsim Sitohang.

"Yang pastinya kita harus mengikuti jaman kita sebagai generasi milenial, tapi jangan lupakan budaya yang kita miliki,"pesannya.

LIHAT JUGA KULINER KHAS BATAK, SILAKAN HUBUNGI

Air Terjun Efrata di Sosor Dolok kecamatan Harian.
 

Harian Boho, Bukit Holbung dan Air terjun Efrata

Informasi yang dihimpun media ini, Kecamatan Harian kabupaten Samosir memiliki beberapa keindahan wisata alam termasuk keindahan alam Bukit Holbung yang berada di Dolok Raja, Air terjun Efrata di Sosor Dolok, dan Patung Yesus yang masih sedang dibangun di Bukit Sibea-bea.

Keberadaan wisata alam ini tak jauh dari Galeri Guntur Sitohang, pembuan talat-alat musik tradisional batak. Bahkan ketika kita akan ke Bukit Holbung dan Efrata Galeri Guntur Sitohanglah yang pertama kali dijumpai.

Jadi bila anda berwisata ke Bukit Holbung atau ke Air terjun Efrata jangan lupa singgah ke galeri Guntur Sitohang, siapa tahu anda ingin membeli aseksoris batak (alat musik batak), atau sekedar menikmati kuliner khas bumbu batak di "Dapur Taboba".*




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.