Sehari Wartawan dengan BI : Bahas Vaksin Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Global dan Nasional, Inflasi, ETP, QRIS dan GBBI
LINTAS PUBLIK-PARAPAT, Pandemi Covid-19 yang melanda dunia mengakibatkan perekonomian terguncang, namun seiring implementasi vaksinasi di berbagai negara aktivitas ekonomi global menunjukkan perbaikan bertahap. Begitu juga kasus Covid-19 global menurun.
Dapat dilihat perkembangan sejumlah indikator pada bulan Januari 2021 terus menunjukkan perbaikan ekonomi, terutama di AS dan Tiongkok. Perkembangan tersebut dikonfirmasi oleh kinerja sejumlah indikator seperti Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur dan jasa di AS dan Tiongkok, dan India melanjutkan fase ekspansi. Selain itu, keyakinan konsumen, terutama di Tiongkok dan kawasan Eropa, juga terus membaik, dan keyakinan bisnis di banyak negara melanjutkan peningkatan. Perbaikan ekonomi global tersebuy mendorong berlanjutnya perbaikan ekspor di berbagai negara serta meningkatkan harga komoditas dunia didorong oleh ekspektasi pemulihan ekonomi. Pemulihan ekonomi global juga didoronh impelemntasi vaksin diberbagai negara.
Demikian disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar, Edhi Rahmanto Hidayat dalam Pelatihan Wartawan Ekonomi "Penulisan Artikel Ekonomi dan Journalism Ethics".
Bagaimana pertumbuhan ekonomi nasional, Edhi mengatakan pertumbuhan ekonomi membaik hingga akhir 2020.
Walaupun kasus Covid-19 secara nasional masih meningkat serta tingkat mobilitas semakin melandai akibat adanya PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) pada Januari 2021, pertumbuhan ekonomi nasional tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,15%(yay). Namun kontraksi yang dialami tidak sedalam triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan pada tahun 2020 Indonesia mengalami kontraksi 2,07% (yay). Hal tersebut juga didukung oleh ekspor yang tercatat tumbuh positif hingga awal 2021. Dari sisi lapangan usaha, sector informasi dan komunikasi serta sektor jasa kesehatan menjadi sector dengan pertumbuhan positif paling tinggi sepanjang tahun 2020. Serta dari sisi pengeluaran tercatat membaik di tahun 2020, seperti konsumen pemerintah yang tumbuh 1,94%.
Lanjut Edhi Rahmanto Hidayat, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara juga membaik hingga akhir 2020. Ekonomi Sumatera Utara sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 1,07%. Namun dimulainya pendistribusian vaksin diprediksi dapat mendorong percepatan pemulihan aktivitas. Perbaikan dari sisi Kesehatan yakni terkait distribusi vaksi mendukung akselerasi belanja masyarakat. Aktivitas berbelanja turut didorong oleh pendapatan masyarakat mulai membaik sejalan dengan kembali bekerjanya tenaga kerja terdampak serta menguatnya harga komoditas. Perbaikan pertumbuhan terindikasi oleh kenaikan penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu, meski belum mencapai ke level semula serta keyakinan konsumen juga semakin meningkat hingga akhir 2020.
INFLASI SUMATERA UTARA
Pada Januari 2021, Sumatera Utara tercatat inflasi sebesar 0,45 (mtm), turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,75 (mtm). Secara spasial, seluruh kota IHK (Indeks Harga Konsumen) mengalami penuruan inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pematangsiantar sebesar 1,13% (mtm) diikuti Gunung Sitoli sebesar 1,08% (mtm). Inflasi bersumber dari komponen makanan, minuman, dan tembakau terutama komoditas aneka ikan, curah hujan yang tinggi menurunkan aktivitas melaut nelayan sehingga pasokan berbagai ikan berkurang. Faktor cuaca juga menurunkan produktivitas cabai rawit di sentra produksi local. Di satu sisi, harga cabai merah mencatatkan deflasi seiring dengan kembali normalnya aktivitas pedagang besar usai libir panjang. Inflasi lebih lanjut juga tertahan oleh penurunan harga emas perhiasan sejalan penurunan emas global.
ELEKTRONIFIKASI TRANSAKSI PEMDA
Penandatangan Nota Kesepahaman Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETP) pada 13 Februari 2020 menjadi dasar implementasi program perluasan elektronifikasi di daerah, melalui upaya mengubah transaksi pendapatan dan belanja pemerintah daerah dari cara tunai menjadi non tunai berbasis Digital. Kerjasama dan Koordinasi dilakukan untuk mendukung :
1. Inovasi, percepatan dan Perluasan ETP.
2. Pengintegrasian pengelolaan keuangan daerah.
3. Mendorong integrasi ekonomi dan keuangan digital.
Dampak ETP ini, kata Edhi, dapat meningkatkan PAD dan Governance. Dari segi Governance, peningkatan transparansi dan akuntabilitas.
Perkembangan ETP di wilayah tugas BI Pematangsiantar (sisi batas labuhan) dari 8 Kabupaten/Kota, 3 Kabupaten belum menerbitkan regulasi ETP yakni Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhanbatu dan Kabupaten Simalungun. Ketiga kabupaten ini hanya menerbitkan MoU untuk penerapan ETP. Sedangkan 5 kabupaten/kota lainnya sudah menerbitkan regulasi ETP seperti Kota Tanjung Balai dengan Perwanya, Kabupaten Batubara dengan Instruksi Bupati, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan Peraturan Bupati, Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan Peraturan Bupati terakhir Kota Pematangsiantar dengan menerbitkan Peraturan Walikota.
Program QRIS GO 12 Juta Merchant
Dalam membahas QRIS ini, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar Edhi Rahamto Hidayat didampingi Kepala Unit Implementasi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Keuangan Uang Rupiah (PUR), Syafitri.
Edhi menjelaskan perluasan QRIS telah berlangsung di seluruh Indonesia dengan jumlah merchant yang meningkat dari 1,7 juta merchant di 2019 menjadi 5,78 merchant di 2020 dan menembus 6 juta merchant di awal 2021.
"Strategi pencapaian 12 juta merchant QRIS di 2021 dilakukan dengan pendekatan kolaborasi pusat dan daerah melibatkan semua stakeholder internal maupun eksternal dan industri PJSP (Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran).
Sementara Syafitri merinci di 8 kabupaten/kota wilayah tugas Bank Indonesia Pematangsiantar, jumlah pengguna merchant QRIS mencapai 28.971 dengan jumlah transaksi sebesar Rp 1.004.759.148. Adapun Kota Pematangsiantar sebanyak 7.304 merchant, Kabupaten Simalungun 4.913 merchant, Kabupaten Asahan 6.216 merchant, Kabupaten Batubara 1.862 merchant, Kabupaten Labuhanbatu 5.180 merchant, Kabupaten Labusel 1.102 merchant, Kabupaten Labura 981 merchant, dan Kota Tanjung Balai 1.413 merchant.
GERAKAN BANGGA BUATAN INDONESIA 2020-2021
Bank Indonesia (BI) akan terus bersinergi mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Disampaikan Edhi Rahmanto Hidayat, tujuan Gernas BBI 2020 untuk akselerasi transformasi digital UMKM (target penambahan 2 juta UMKM Onboarding, memperkuat kelangsungan usaha (perluasan dan percepatan pemasaran UMKM), percepatan perputaran siklus ekonomi (perbaikan daya beli masyarakat dan ekonomi pasca pandemi), mendorong semangat bangga produk lokal (keberlangsungan rantai produk turunan lokal) dan mendorong Nation Branding produk lokal unggulan (menciptakan industri baru dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi).
"Penguatan Gernas BBI 2021-2023 yakni peningkatan jumlah artisan Indonesia yang onboarding menjadi 30 juta, peningkatan permintaan terhadap produk ekonomi kreatif buatan artis Indonesia serta peningkatan peran aktif pemda, Top Brands dan Media Massa,"jelas Edhi.
Dalam pelatihan yang berlangsung dari tanggal 26-27 Februari 2021 di Niagara Hotel Parapat, Kabupaten Simalungun turut menghadirkan nara sumber Drs. m Syahrir M.I.Kom selaku koordinator bidanh Kelembagaan KPI Daerah (KPID Sumut) dengan materi kode etik jurnalistik serta Elba Damhuri selaku Head of Republika co.id dengan materi 23 jurus menulis dan meliput berita ekonomi.
Penulis : franki
Editor : leo
Tidak ada komentar