Viral Video Bupati Solok Mengamuk karena Puskesmas Tolak Layani Pasien
LINTAS PUBLIK, Bupati Solok Epyardi Asda marah besar di Puskesmas Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Kemarahannya terekam kamera dan viral di media sosial.
LIHAT JUGA Bupati Solok Marah dan Koyak Surat di Puskesmas
Tangkapan layar video kemarahan Bupati Solok Epyardi Asda di Puskesmas Tanjung Bingkung. |
Berdasarkan informasi, Epyardi meradang setelah menerima informasi tentang keluhan masyarakat terhadap pelayanan puskesmas itu. Dalam video terlihat bahwa Epyardi meradang lantaran adanya informasi yang menyatakan bahwa pegawai puskesmas tidak melayani korban kecelakaan dengan alasan Unit Gawat Darurat (UGD) tutup.
Wali Nagari Tanjung Bingkung Mardanus membenarkan video itu. Dia mengatakan, peristiwa itu berawal dari kecelakaan yang terjadi di depan puskesmas, Kamis (10/6) sekitar pukul 17.00 WIB.
Namun, pihak puskesmas menyatakan layanan UGD hanya ada hingga pukul 14.00 WIB, karena telah ada surat instruksinya.
"Karena kondisi korban sudah sekarat membutuhkan pertolongan yang cepat tapi tak ada layanan, masyarakat marah sampailah ke perusakan. Tapi alhamdulilah cepat diselesaikan masalahnya. Sementara korban kecelakaan itu dibawa oleh warga ke rumah sakit. Jadi berita sampailah ke bupati, dan kami sudah menyelesaikan dengan pihak puskesmas," kata Mardanus kepada merdeka.com di Nagari Tanjung Bingkung, Kabupaten Solok, Selasa (15/6).
Dia mengatakan, kemarahan masyarakat itu merupakan akumulasi kekecewaan selama ini. Mereka kecewa tidak mendapatkan layanan kesehatan di fasilitas negara itu.
"Ada sejumlah laporan dari warga, bahwa memang mereka tidak dilayani. Katanya UGD itu sudah tutup 20 hari yang lalu. Bahkan ada warga yang terpaksa harus pergi ke puskesmas lain atau ke rumah sakit," sebut Mardanus.
Mendapat laporan itu, Bupati Solok Epyardi Asda langsung melakukan sidak ke puskesmas itu. Setibanya di sana, dia langsung meradang, karena didapati pelayanan UGD tidak dibuka dengan alasan adanya surat instruksi dari Dinkes.
Namun, setelah dikonfirmasi tidak ada perintah dari Dinkes untuk menutup UGD. "Ini UGD. Unit Gawat Darurat yang seharusnya melayani 24 jam, tapi tidak melayani dengan alasan di luar jam dinasnya. Bahkan ada surat pernyataan mereka tidak kerja di luar jam dinas. Saya tidak mengerti alasannya apa. Kalau seperti ini pelayanan, wajar hasil survei Ombudsman nilai pelayanan di Kabupaten Solok ini anjlok. Ini yang terjadi selama ini. Sedih saya," kata Epyardi saat melakukan sidak tersebut pada Sabtu (12/6).
Epyardi sendiri mengaku miris dengan adanya surat pernyataan bersama dari pegawai Puskesmas, sekitar 30 orang yang menolak bekerja di luar jam dinas, atau tidak melayani UGD.
"Lihat, ada surat yang mana mereka (petugas kesehatan puskesmas) menolak untuk kerja. Pakai meterai lagi. Inilah servis di Kabupaten Solok ini. Biar masyarakat tahu semua," sebut Epyardi.
Padahal menurut Epyardi, perhatian pemerintah dalam bidang pelayanan kesehatan sangat besar, salah satunya melalui anggaran yang disiapkan.
"Kami anggarkan banyak. Untuk Solok Rp86 miliar. Sudah kami anggarkan tapi mereka tak ada yang peduli dalam pelayanan," jelas Epyardi.
Dia pun meminta maaf kepada masyarakat, terkait pelayanan Puskesmas Tanjung Bingkung yang selama ini tidak maksimal. "Saya memang orangnya seperti ini tegas, tipi ini lilahitaala ini semua untuk rakyat saya. Kalau ada masyarakat dipermainkan oleh pejabat atau ASN ini tolong laorkan ke saya. Dan saya sebagai bupati mohon maaf kepada masyarakat Kabupaten Solok khususnya atas pelayanan yang dilakukan Puskesmas Tanjung Bingkuang. InsyaAllah ini tak terjadi lagi, saya sudah perintahkan Kabag Pemerintahan untuk menjadi bahan pertimbangan memberikan mereka sanksi yang tegas pada kasus ini," pungkas Epyardi.
sumber : det
Tidak ada komentar