Kronologi Pasien Covid-19 Dipukuli, Polres Toba: Dia Depresi dan Ingin Menulari Warga
LINTAS PUBLIK, Aksi pengikatan dan pemukulan terhadap pasien Covid-19, Salamat Sianipar (45), warga Dusun III, Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara (Sumut), yang dilakukan warga setempat, viral di media sosial. Polres Toba saat ini menangani kasus tersebut.
LIHAT JUGA Inilah Pemakaman COVID di Kota Pematangsiantar
Screenshot vidio. |
Kasubbag Humas Polres Toba Iptu Bungaran Samosir menjelaskan, peristiwa penganiayaan dipicu kemarahan warga karena ulah pasien Covid-19. Salamat Sianipar yang depresi mencoba mendekati warga karena ingin menularkan penyakitnya sehingga warga khawatir tertular Covid-19.
Bungara menjelaskan, kronologi kejadian berawal saat pasien dinyatakan positif terpapar Covid-19 berdasarkan hasil tes swab antigen pada Rabu (21/7/2021) di Klinik IT DEL Laguboti Toba. Lalu, Salamat isolasi mandiri di sebuah gubuk tanpa penerangan listrik di desanya.
Sekitar pukul 17.00 WIB di hari yang sama, pasien keluar dari tempat isolasi mandiri. Dia datang ke rumahnya yang beralamat di Dusun III, Desa Pardomuan Silaen, Toba. Kondisinya saat itu depresi dan disebut ingin menularkan Covid-19 ke warga setempat.
"Pasien yang depresi meludahi tangannya serta ingin menyentuh masyarakat sekitar Desa Pardomuan agar ikut terpapar Covid-19. Masyarakat marah dan memukulnya dengan kayu hingga dia (pasien) melarikan diri ke hutan di Seputaran Desa Pardomuan Silaen Toba," kata Iptu Bungaran Samosir, Sabtu (24/7/2021).
Bungaran Samosir mengatakan, pada Jumat (23/7/2021), sekitar pukul 10.00 WIB, pasien terpapar Covid 19 tersebut diamankan masyarakat setempat dari depan Gereja HKBP Desa Pardomuan Silaen Toba. Warga selanjutnya mengantarkan Salamat ke Rumah Sakit Porsea Toba. Namun, pasien malah kabut dari rumah sakit.
"Jumat 23 Juli 2021, sekitar pukul 18.00 WIB, pasien positif Covid-19 Selamat Sianipar melarikan diri dari Rumah Sakit Porsea Toba," kata Iptu Bungaran Samosir.
Dia menambahkan, Sabtu (24/7/2021), sekitar 11.30 WIB tadi, warga menemukan Salamat Sianipar di depan Perumahan Del Sitorus, tepatnya si Desa Siantar Narumonda VI, Kecamatan Siantar Narumonda, Toba. Warga kemudian membawanya ke Puskesmas Silaen.
"Namun karena masyarakat Desa Pardomuan Silaen Toba merasa ketakutan akan penyebaran Covid-19 serta mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pasien terpapar Covid-19 itu dibawa ke Rumah Sakit Porsea untuk dirawat," kata Iptu Bungaran Samosir.
Sebelumnya keponakan Salamat Sianipar, menyayangkan aksi pengikatan dan pemukulan yang dilakukan warga terhadap pamannya saat isolasi mandiri.
Video saat Salamat Sianipar mendapat penganiayaan di-posting oleh keponakannya, Jhosua Lubis di Instagram. Dia mengatakan, kejadian memilukan itu menimpa paman atau tulangnya pada Kamis (2/7/2021) lalu, tepatnya di Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Tobasa.
Jhosua yang tinggal di Depok, Jawa Barat itu menjelaskan, kronologi kejadian itu berawal sat tulangnya terkena Covid-19. Namun, dokter meminta Salamat Sianipar untuk menjalani isolasi mandiri.
"Awalnya tulang saya terkena Covid-19. Dokter menyuruh isolasi mandiri," katanya, dikutip dari Instagram-nya.
Namun, masyarakat setempat tidak terima Salamat yang positif Covid-19 menjalani isolasi mandiri. Dia malah dijauhkan dari kampungnya, Bulu Silape dan tidak bisa pulang ke rumahnya. Parahnya lagi, kata Jhosua, tulangnya diikat dan dipukuli warga setempat.
"Masyarakat tidak terima, akhirnya dia dijauhkan dari Kampung Bulu Silape. Dia kembali lagi ke rumahnya, tetapi masyarakat tidak terima. Malah masyarakat mengikat dan memukuli dia. Seperti hewan & tidak ada rasa manusiawi," kata Jhosua.
Keluarga yang mengetahui perlakuan warga terhadap pamannya, Salamat, tentu saja tidak terima. Mereka menganggap perlakuan tersebut sudah tidak manusiawi.
"Kami dari pihak keluarga tidak menerima dan ini tidak manusiawi lagi," ujarnya.
sumber : Inews
Tidak ada komentar