Header Ads

Postingan FB Lurah Asuhan Ngaku Dianiaya Oknum TNI

LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Lurah Asuhan, Walmaria Zaluhu diduga dianiaya oknum Babinsa Pahae Julu, Kabupaten Tapulanuli Utara berinisial JS

LIHAT JUGA Siantar Zona Merah, Ini Penampakannya

Pengakuan ini diposting dalam laman facebooknya Walmaria Zaluhu pada Senin pagi (23/8/2021). Postingan tersebut sudah 148 kali dibagikan dan mendapat beragam komentar. 

Berikut postingan Walmaria Zaluhu "Kepada Yth. Bapak Presiden RI, Tim Gugus COVID-19, Panglima, KASAD, Pangdam I Bukit Barisan, Gubernur Sumut, Walikota Pematangsiantar, Bupati Tapanuli Utara.

Kronologis kejadian:

Seorang oknum Bhabinsa (JS) Pahae Julu, Kab. Tapanuli Utara yg seharusnya bekerja di wilayah Pahae Julu, Taput, tetapi malah membuat keributan di Kelurahan Asuhan, Kec. Siantar Timur, kota Pematangsiantar. 

Dimana oknum tsb. merasa keberatan dgn adanya operasi YUSTISI (operasi yg melibatkan  personil gabungan TNI Polri dan stakeholder lainnya) serta penerapan PPKM LEVEL 4 tepatnya pada hari Minggu, 22 Agustus, Pukul 23.00 Wib.

Petugas Satgas mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan penerapan PPKM LEVEL 4 karena JS memiliki warung kelontong di rumahnya.

Merasa tidak senang dan bertindak arogan serta menganiaya saya (Lurah Asuhan) yg mengakibatkan mengucurnya darah segar dari hidung dan mulut saya. Dengan kejadian tsb. saya merasa trauma. Saya mohon keadilan atas kejadian yg menimpa saya,"tulisnya

Awak media pun melakukan konfirmasi kepada Lurah Asuhan dan membenarkan peristiwa yang dialaminya. 

"Benar, ini mau visum ke rumah sakit umum,"tulis Lurah Asuhan sembari memberikan persetujuan postingan dikutip, Senin (23/8/2021).

Sementara Kapenrem 022/PT, Mayor Sondang Tanjung mengatakan oknum Babinsa akan diperiksa oleh Denpom.

Dari keterangan sementara bahwa operasi Yustisi dilakukan di Kelurahan Tomuan bersama Polsek, Koramil dan Kecamatan. 

"Operasi Yustisi dilaksanakan di Kelurahan Tomuan karena mendapat kabar banyak kedai tuak,"kata Kapenrem.

Lanjut Kapenrem, oknum yang diduga  melakukan pemukulan memiliki warung kelontong dengan menjual sembako dan gula. 

"Nantilah kita lihat perkembangan, warung kelontong kan diperbolehkan buka,"ucap Kapenrem.


Penulis  : franki

Editor    : tagor


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.