Header Ads

Deretan Negara yang Panik Gara-gara Jokowi Larang Ekspor CPO

JAKARTA, Indonesia membatasi ekspor produk sawit seperti CPO dan minyak goreng mulai Kamis (28/4). Kebijakan ini mengundang respons dari pasar global dan membuat beberapa negara seperti India, Pakistan dan Bangladesh jadi panik.

Dilarangnya ekspor produk sawit oleh Indonesia berpotensi menguntungkan negara tetangga Malaysia. Malaysia merupakan negara penghasil sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia.

LIHAT JUGA Makam Islam dan Kristen Satu Lokasi

Produk Sawit/IST

Kabarnya, India, Pakistan, dan Bangladesh tengah mempertimbangkan untuk mengimpor kebutuhan minyak sawit dari Malaysia. Namun, banyak ahli berpendapat jika Malaysia tidak mampu memenuhi kekosongan produksi karena kebijakan yang diambil Indonesia.

Di India, harga minyak sawit naik 5% dalam seminggu terakhir. Kenaikan harga juga terjadi di Pakistan dan Bangladesh.

Indonesia menjadi penyuplai hampir setengah dari total impor minyak sawit di India, sementara Pakistan dan Bangladesh mengimpor 80% minyak sawit dari Indonesia.

"Tidak ada yang bisa menggantikan volume minyak sawit yang menghilang dari Indonesia. Semua negara akan menderita," ujar Direktur Asosiasi Minyak Makanan Pakistan (PEORA) Rasheed Jan Mohd.

Pada Februari lalu, harga minyak nabati mencatatkan rekor kenaikan akibat anjloknya suplai minyak bunga matahari di Kawasan Laut Hitam.

Menurut pengusaha yang berbasis di Mumbai, kenaikan harga ini meningkatkan kebutuhan produksi para penyuling minyak. Mereka menahan persediaan yang lebih rendah dari biasanya sebagai antisipasi penurunan harga.

Konsumen minyak nabati global tidak punya opsi lain selain menambah ongkos untuk mendapatkan pasokan akibat pembatasan ekspor yang diberlakukan Indonesia. Hal ini juga membuat negara importir harus putar otak dan mencari alternatif lain minyak nabati yang sebelumnya sudah terbatas akibat konflik Rusia-Ukraina.

Pengamat industri memprediksi jika kebijakan larangan ekspor yang diambil Indonesia berpengaruh terhadap naiknya semua harga minyak nabati, termasuk minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak lobak. Banyak konsumen mulai khawatir dengan kemungkinan naiknya harga bahan bakar dan harga makanan di Asia dan Afrika.

"Keputusan Indonesia (membatasi ekspor) berdampak tak hanya kepada ketersediaan minyak sawit, tetapi juga ketersediaan minyak nabati di seluruh dunia," Kata James Fry, Direktur LMC Internasional.

Produk kelapa sawit banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, seperti bahan pembuatan kue, bahan baku kosmetik, hingga produk pembersih. Sawit mewakili 60% perdagangan minyak nabati di dunia, dan sepertiganya berasal dari Indonesia. detik/t


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.