Ikan Iblis Merah, Predator Rakus yang Merusak Ekosistem Danau Toba
JAKARTA, Ekosistem di Danau Toba, Sumatera Utara rusak akibat keberadaan ikan iblis merah atau red devil fish (Amphilophus labiatus) yang meresahkan.
Dalam Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia disebutkan red devil merupakan jenis ikan yang sangat rakus, sehingga bisa mengganggu kehidupan ikan lain di suatu perairan.
Ikan Iblis Merah di Danau Toba/ist |
Keberadaan ikan iblis merah bahkan membuat populasi ikan endemik di Danau Toba menipis akibat dilahap spesies yang disebut sebagai predator rakus tersebut. Saking rakusnya, ikan ini disamakan dengan spesies lain yang tergolong invasif seperti ikan arapaima dan piranha.
Bahkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI memasukkan ikan iblis merah dalam jajaran ikan yang merugikan sehingga dilarang untuk dimasukkan, dibudidayakan, diedarkan, dikeluarkan/dilepasliarkan ke dalam wilayah perairan Indonesia. Keputusan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 19/Permen-KP/2020.
Di Indonesia, ikan iblis merah punya beberapa nama panggilan lain sesuai daerahnya. Misalnya, ikan oscar, setan merah, louhan merah dan nongnong karena bentuk dahinya yang menonjol.
Peneliti mencatat red devil fish yang berasal dari Amerika Tengah dan sebagian Asia dibawa dari Malaysia dan Singapura ke Indonesia sejak tahun 1990-an. Awalnya, ikan ini masuk ke sebagai ikan hias yang dijual dengan harga cukup mahal.
Namun, ikan iblis merah disebut tidak sengaja masuk ke perairan umum atau lolos dari keramba jaring apung yang terbawa bersamaan dengan benih yang ditebar. Peneliti juga menyebut ada faktor kesengajaan untuk melepaskan ikan tersebut di ekosistem perairan Indonesia oleh para penggemar ikan hias tanpa pengkajian.
Alhasil, ikan tumbuh dengan cepat dan melimpah hingga mendominasi perairan tersebut. Ikan iblis merah bisa hidup di perairan tropis dengan suhu air 21 sampai 26 derajat celcius, dengan kandungan pH sekitar 6.0-8.0.
Red devil hidup di daerah permukaan dan teritorial di suatu perairan. Ikan ini juga disebut mudah berkembang biak karena betina bisa mengeluarkan ribuan telur, dan dapat bertelur sepanjang tahun.
Berdasarkan hasil analisis tim peneliti, red devil memakan tumbuhan, moluska dan ikan. Dengan demikian ikan ini masuk dalam kategori omnivora-karnivora yang memanfaatkan ikan sebagai pakan utama, sehingga mampu mematikan ekosistem ikan lain yang ada di perairan yang sama.
Sebelumnya ikan iblis merah meresahkan nelayan di Danau Toba lantaran dianggap menghasilkan populasi ikan endemik menurun. Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut Zeira Salim Ritonga lantas meminta dinas perikanan untuk membasmi ikan tersebut supaya ikan nila, ikan mas dan ikan habitat asli di Danau Toba tidak terganggu, dan tidak merugikan nelayan.cnn/t
Tidak ada komentar