Susno Duadji Pertanyakan Senjata Bharada E yang Digunakan Menembak Brigadir J
MEDAN, Mantan Kabareskrim Polri soroti senjata Bharada E yang digunakan untuk menembak Brigadir J hingga tewas.
BACA JUGA Pengacara Irjen Sambo Klaim HP Brigadir Yoshua Sudah Diserahkan ke Polisi
Susno Duadji soroti puncuk senjata yang digunakan Bharada E. Mantan Kabareskrim Polri soroti senjata Bharada E yang digunakan untuk menembak Brigadir J hingga tewas. |
Keberadaan senjata laras pendek milik Bharada E kini masih menyisakan tanda tanya.
Pasalnya senjata laras pendek yang digunakan Bharada E menuai polemik lantaran perizinan penggunaannya.
Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol Purn Susno Duadji juga bereaksi terkasi kasus Polisi tembak Polisi yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.
Susno Duadji ungkap kejanggalan lainnya terkait kasus tersebut.
Susno Duadji mempertanyakan Bharada E yang sudah memegang senjata api laras pendek.
Susno Duadji pun menanyakan isu yang berhembus tersebut ke Ex Kadivkum Polri, Irjen Pol Aryanto Sutadi.
Aryanto menyebut, selama ia bertugas di kepolisian.
BACA JUGA Keluarga Sebut Kejanggalan Kematian Brigadir Yosua: Tubuh Memar Seperti Dianiaya
Nyatanya prajurit kepolisian memang diijinkan menggunakan senjata api namun dengan ijin.
“Yang jadi pertanyaankan, seorang Bharada, prajurit kok menggunakan pistol, biasanyakan laras panjang, memang ada ijinnya?” terang Aryanto di akun youtube Polisi Ooh Polisi dengan judul “TRAGEDI DI RUMAH JENDERAL – KEJANGGALAN2 YANG MASIH JANGGAL”.
Aryanto menjelaskan, selama menempati sejumlah jabatan di kepolisian, ia kerap kali didampingi oleh seorang ajudan.
Dan ia menerangkan, jika ajudannya tersebut memang dibekali dengan senjat api.
“Menurut penggunaan ijin, setiap anggota prajurit memang sudah dikantongi revolver, namun belakangan memang diganti dengan glock untuk ajudan ini,” tegasnya.
Tak hanya itu yang menjadi pembahasan, namun yang menjadi isu ialah tentang kemampuan Bharada E yang mahir menembak.
“Kan seorang Bharada, masak sudah mahir menembak? begitukan pernyataannya? Tapi yang saya dengar sendiri dari komandannya. Bharada E ini memang seorang penembak jitu, ya jadi pantas saja,”
tegasnya.
Sementara Ex Kabareskrim Polri, Komjen Pol Purn Dr Ito Sumardi menjelaskan, jika dengan ancaman kejahatan yang begitu besar saat ini, maka sangat wajar jika seorang ajudan dibekali dengan senjata api.
“Saya ini juga pernah menjadi ajudan ya, senjata saya dulu itu revolver, sekarang kejahatannya meningkat, jadi ancaman besar, senjata juga diganti,” terangnya.
Ito menjelaskan, hal tersebut berdasarkan pengalamannya sebagai Kapolda hingga Kabareskrim yang selalu didampingi oleh ajudan.
“Nah jadi pertanyaannya Tamtama diberi glock, itu tidak ada masalah, yang penting itukan pertanggung jawabannya. Memang sangat jarang seorang Bharada itu mendampingi pimpinan, pasti Bharada E ini adalah orang terpilih,” tegasnya.
Sedangkan, Ex Kadiv Humas Polri, Komjen Pol Purn Dr Ronny F Sompi menambahkan, seorang polisi yang sudah memegang senjata api ini tentu sudah dilakukan seleksi dengan ketat, baru direkomendasikan untuk memegang senjata api.
“Tapi intinya, tim yang dibentuk Kapolri bisa mengungkap kasus ini” tegasnya.
BACA JUGA Polisi Selidiki Temuan Mayat Tanpa Kepala di Sungai Lau Betimus Sumut
Susno Duadji Minta Masyarakat Tak Berasumsi Liar
Diketahui penyelidikan khusus pun dilakukan oleh tim khusus Polisi untuk mencari tahu kebenaran kasus yang menyeret Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Susno Duadji meminta masyarakat tidak berasumsi liar karena penyidik belum sepenuhnya memberikan penjelasan.
Mengenai kejadian yang sebenarnya terjadi,dilansir Youtube Polisi Ooh Polisi, Minggu(16/7/2022).
“Ini porsinya penyidik kenapa penyidik tidak menyampaikan,yah tadi mungkin belum waktunya,” ujar Susno Duadji.
“Jadi janganlah membuat asumsi liar, pasti akan terungkap oleh penyidik kalau dia punya data yang lengkap,” jawab Susno Duadji.
Disebutkan Irjen Pol Aryanto Sutadi kalau kasus ini menyangkut hak polri.
“Yah ini kasus menyangkut hak polri, jadi masyarakat pengen tahu aibnya dimana, apakah kejadian kayak tapi masyarakat pasti bertanya ini yang diuraikan benar nggak, apa itu suatu rekayasa,” jawab Aryanto Sutadi.
“Ini yang menjadi pertanyaan besar publik, pertanyaan tersebut tidak bisa dihindarkan,” jelasnya.
Ia menilai kalau semua informasi diserap oleh penyidik.
Selain itu Susno Duadji meminta masyarakat untuk sabar mengenai perkembangan kasus yang terjadi. tribunnews/t
BACA JUGA Pengacara Irjen Sambo Klaim HP Brigadir Yoshua Sudah Diserahkan ke Polisi
Tidak ada komentar