Header Ads

Viral Mertua Larang Menantu Ketemu Cucunya di Toba, Begini Penjelasan Kades Sibadihon

TOBA, Viral permasalahan antara mertua dan menantu di Kabupaten Toba, tepatnya di Desa Sibadihon, Kecamatan Bonatualunasi beberapa waktu lalu.

Kejadian permasalahan antara mertua dan menantu terekam dan viral di media sosial.

Viral kisah wanita Batak Juitha Simamora dilarang mertua temui anak. HO

Kejadian permasalahan antara mertua dan menantu tersebut memperlihatkan betapa besar keinginan seorang ibu melihat anaknya yang berada di rumah mertuanya.

Soal kejadian viral tersebut, Kades Sibadihon Bisman Sitompul memberikan penjelasan. Ibu yang datang melihat anaknya di rumah mertuanya boru Sirait tersebut bukanlah warga Desa Sibadihon tersebut.

“Iya benar. Kejadiannya di desa kita. Awalnya, ibu tersebut datang ke desa kita tanpa memberitahu kepada saya. Kemungkinan ia memberitahukan ke BPD Desa, karena mungkin masih memiliki pertalian keluarga. Tapi, ia itu bukan warga Desa Sibadihon,” ujar Kades Sibadihon, Senin (4/9/2022).

 

“Menantu itu boru Purba (Simamora) dan mertuanya boru Sirait,” terangnya.

Dari uraiannya, ibu anak tersebut telah lama memendam persoalan keluarga dengan pihak mertuanya. Bahkan, hubungan antara ibu anak dan suaminya sudah retak sehingga anaknya tinggal bersama mertuanya.

“Kemungkinan kalau ia (ibu, pemilik anak) bicara langsung dengan saya, berpeluang berdamai. Kita tahu lah bahwa suasana seorang ibu yang memiliki mertua dalam situasi tidak cocok. Ibu dan suaminya sudah lama berjauhan, mungkin ada kasus atau gimanalah,” sambungnya.

“Kemungkinan, mertua tersebut sudah tak anggap lagi ibu tersebut adalah menantunya. Bahkan, mungkin sudah bertekad untuk melihat cucunya pun tak bisa lagi,” terangnya.

Ia menjelaskan, pihaknya akan berusaha menempuh jalan damai manakala pihak keluarga membawa persoalan tersebut ke pihak desa. Menurutnya, hal tersebut bisa dibicarakan sebaik mungkin sehingga persoalan keluarga tersebut tak berkepanjangan.

“Menurut saya, kalau hanya untuk melihat anak tersebut, mesti harus diberikan. Namun, untuk mengambil anak itu dari neneknya dapat kita bicarakan lagi bagaimana yang terbaik,” tuturnya.

 

“Sejak awal kuta sudah sampaikan bahwa kalau ada persoalan, kita selesaikan. Tapi, karena kedua pihak masih tersulut emosi, permasalahan tak kunjung dapat titik terang,” ungkapnya.

Ia menyampaikan, persoalan keluarga sudah lama memanas hingga terjadi seperti yang viral di medsos tersebut.

“Sampai sekarang masih tetap persoalan, belum damai. Kemungkinan, mereka akan cerai, tapi ini masih informasi yang saya dengar,” sambungnya.

“Yang pasti, sebelum sampai pada jalur hukum, kita akan buat jalan terbaik, jalan damai. Kita berharap ini bisa diselesaikan secara damai,” sambungnya.

Soal kejadian tersebut, ia hanya bisa perkirakan terjadi pada pekan lalu.

“Soal tanggal kejadian, saya tak bisa pastikan karena saya pada waktu itu ada tugas ke kantor dinas. Kemungkinan, seminggu yang lalu,” terangnya.

“Biasanya dalam pemecahan permasalahan, diawali dari BPD. Setelah itu baru ke kita,” pungkasnya. tribunnews.com/t


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.