Pungli di Pantai Parparean, Camat Porsea akan Ambil Tindakan Tegas
Porsea, Informasi adanya Pungli di Pantai Pasir Putih Parparean di Desa Parparean Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, langsung mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah.
Edward Sidabutar, SH Camat kecamatan Porsea kabupaten Toba sangat menyanyangkan tindakan oknum warga yang mencoreng kenyamanan pengunjung di Pantai Parparean.
Camat Porsea ini berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap warga yang mencoreng pelayanan di tempat Wisata Super Prioritas di Danau Toba ini.
LIHAT JUGA Pengunjung Protes Ada Pungli di Pantai Parparean
Pengunjung Dimintai Retribusi masuk lokasi PAM Milik kabupaten Toba |
Warga Setempat Pungli Pengunjung
Berita sebelumnya, Para wisatawan yang berkunjung di Pantai Parparean, tepatnya di lokasi Pipa PAM Milik pemerintah Daerah kabupaten Toba terlihat membayar Ritribusi tanpa Karcis.
Seorang warga yang mengaku bermarga Napitupulu terakhir informasi diketahui namanya Viktor Napitupulu kepada media Lintas Publik menjelaskan, bahwa area lokasi PAM Milik daerah kabupaten Toba itu adalah haknya, sehinga siapapun yang masuk wajib bayar ritribusi sebesar Rp.2000.
"Jangan masuk kalau tidak bayar, ini hak saya. Tanya sana sama pemda punya siapa ini," kata Laki-laki itu penuh arogan, dan tidak dapat menunjukan karcis masuk ke area Pipa PAM, atau aturan yang telah ditetapkan pemerintah daerah kabupaten Toba.
"Ngak ada aturan-aturan pemerintah disini, lokasi ini hak ku, uang yang ku kutip untuk ku,"ucapnya penuh percaya diri, dan matanya memerah kepada pengunjung.
Di Pantai Parparean ada Dugaan Kutipan Liar yang dilakukan Warga setempat/dok. Danau Toba Center KLIK VIDIO |
Pengunjung Merasa Tidak Nyaman
Objek wisata ini berlokasi di Desa Parparean Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Namun sayang keindahan Pantai Danau Toba itu tidak didukung keramahan warganya.
Bukan saja tidak ramah, warga setempat malah memaksa mengutip ritribusi tanpa karcis, alias kutipan liar.
TL Siahaan ketua rombongan dari Pematang Siantar sangat kecewa dan tidak nyaman berkunjung ke Pantai Parparean.
"Kami tadi sudah bayar karcis ritribusi di pintu masuk dua bus rombongan. Sampai di pantai disuruh bayar lagi, ketika diminta karcis petugas di saluran Pipa air, yang masih lokasi pantai Parparean. Ada seorang laki-laki dan perempuan memaksa untuk bayar lagi, dan mereka tidak dapat menunjukan karcis, dan terkesan sangat arogan dan gaya preman," kata TL Siahaan menunjuk lokasi yang terlihat berpagar besi di lokasi Pantai Parparean, pagar besi terlihat menjorok kepantai panjangnya sekitar 200 meteran, Sabtu (8/10/2022) siang.
Ketidak nyamanan ini, TL Siahaan mengungkapkan agar pemerintah daerah menertibkan warga yang ingin mencari keuntungan pribadi sebab kutipan liar hanya mencederai pelayanan pariwisata didaerah kabupaten Toba, khusunya di perairan Danau Toba.
"Aneh juga, pantai seluas ini tidak ada tenaga pengamanannya, tak ada polisi, tak ada satpol PP. Parahnya lagi tak ada petugas pantai," ungkap TL Siahaan, kesal karena warga setempat malah membuat kericuhan, memaksa uang ritribusi tanpa aturan yang jelas.
Warga Parparean Kecewa
Masyarakat Parparean nampaknya cukup kecewa atas tindakan laki-laki yang mengaku warga setempat mengutip retribusi tanpa aturan, sehingga mengakibatkan keributan.
"Kami kecewa sama dia itu, mengutip ritribusi tanpa aturan, gara-gara itu jadi sepi nanti ke tempat kami ini," kata seorang wanita paruh baya yang juga pengelola pantai Parparean, setuju agar kutipan liar ditertibkan pihak kepolisian.
"Kami minta pak kapolres Toba tertibkanlah pungutan liar itu. Jangan gara-gara itu jelek nama Pantai Parparean ini," tutupnya. tag/t
Tidak ada komentar