7 Hal yang Diungkap Richard di Sidang Pembunuhan Yosua: Skenario Ferdy Sambo hingga Pisah Rumah
Jakarta - Sidang kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir Yosua kemarin menghadirkan Richard Eliezer sebagai saksi mahkota untuk terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf.
BACA JUGA Usai Dipecat dan Terancam Hukuman Mati, Ferdy Sambo Minta Maaf ke Masyarakat, Keluarga Brigadir J?
Terdakwa Bharada E menghadiri sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan/net |
Berikut rangkuman kesaksian Richard Eliezer atau Bharada E yang menjadi perhatian publik kemarin:
1. Perintah Ferdy Sambo
Richard Eliezer mengisahkan detik-detik perencanaan pembunuhan terhadap Yosua di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.
Saat itu Richard bersama rombongan Putri Candrawathi, Yosua, Kuat Ma'ruf, Ricky Rizal, dan asisten rumah tangga bernama Susi baru kembali dari Magelang.
Richard kemudian dipanggil ke lantai tiga rumah Sambo. Setibanya di lantai itu, dia mengaku melihat Ferdy Sambo duduk di sofa panjang ruang keluarga. Menurut Richard hanya dia yang naik ke lantai tiga, sedangkan Ricky, Kuat dan Yosua masih ada di lantai dasar.
Menurut Richard, dia ditanya seputar peristiwa di Magelang. Richard mengatakan tak tahu peristiwa yang dimaksud. Di tengah percakapan, menurut Richard, datang istri Sambo, Putri Candrawathi yang kemudian duduk di sisi Ferdy Sambo.
"Baru dia bilang, nangis, Yang Mulia. ‘Yosua sudah melecehkan Ibu’," kata Richard menirukan ucapan Sambo. Ia mengaku kaget dengan ucapan Sambo itu. "Karena posisinya kami ajudan yang ada di Magelang saat itu," ujar dia.
Menurut Richard, saat itu atasannya terlihat emosi dan marah sambil beberapa kali bilang kurang ajar. "Dia sudah tidak menghargai saya. Dia menghina martabat saya," kata Richard menirukan Sambo yang merujuk ke Yosua. Menurut Richard setiap bicara, wajah Sambo memerah namun kemudian diam dan menangis. 'Baru ngomong, mati anak ini," kata Richard.
Saat itulah, kata Richard, Ferdy Sambo kemudian memerintahkannya untuk menembak Yosua. “Nanti kau yang tembak Yosua ya karena kamu yang tembak Yosua, saya yang akan bela kamu. Kalau saya yang tembak, tidak ada yang bela kita,” kata Richard menirukan arahan atasannya.
Saat itu Ferdy Sambo pun mengungkap skenario penembakan Yosua. Menurut Richard, skenario yang dirancang adalah Yosua melecehkan Putri Candrawathi. "Jadi gini Chad, skenarionya Ibu dilecehkan Yosua, baru Ibu teriak, kamu dengar. Yosua ketahuan, Yosua tembak kamu, kamu tembak balik. Yosua yang mati’,” kata Richard menirukan kata-kata Ferdy Sambo.
2. Bisikan Putri Candrawathi ke Ferdy Sambo
Richard Eliezer mengatakan, setelah Ferdy Sambo memerintahkannya menembak Yosua, terlihat Putri Candrawathi berbisik sesuatu ke atasannya itu.
"Ibu sempat ngobrol, tapi karena ibu suaranya pelan Yang Mulia, saya minta maaf, saya tidak mendengarkan secara detail," kata Richard.
Meski demikian dia sayup-sayup mendengar Putri berbisik soal CCTV di Duren Tiga, dan kedua, kata dia soal sarung tangan.
Richard mengatakan juga sempat mendengar Ferdy Sambo berbisik ke Putri Candrawathi. “Tapi saya tidak bisa mendengar secara ini Yang Mulia, tetapi kaya 'iya nanti pakai sarung tangan',” ujar Richard.
3. Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Disebut Pisah Rumah
Richard Eliezer dalam kesaksiannya menyebut bahwa Ferdy Sambo dan sang istri Putri Candrawathi pisah rumah sejak ia berteugas menjadi ajudan eks Kadiv Propam Polri itu.
“Mengenai kebiasaan FS pisah rumah dengan saudara PC, saudara ketahui sendiri?” tanya Hakim Ketua Wahyu Iman Santosa kepada Richard.
“Tahu sendiri,” kata Richard.
“Ajudan lain juga cerita yang sama?”
“Iya tahu semua,” jawab Richard.
Richard mengatakan dia sering menjaga kediaman pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling 3 yang ditinggali Putri Candrawathi. Namun ia mengatakan Ferdy Sambo lebih sering pulang ke rumahnya di Jalan Bangka. Richard menceritakan atasannya sering pulang malam, beberapa kali pernah pulang subuh.
“Kalau tadi saudara FS sering pulang malam, setiap jam berapa?” tanya hakim.
“Bisanya jam 9 ke atas. Pernah juga subuh Yang Mulia,” kata Richard.
“Apa kegiatan FS di luar sampai pulang malam?”
“Biasanya, waktu pengalaman saya waktu naik piket, biasanya beliau dijemput sama rekan dan kami disuruh nunggu di kantor Yang Mulia,” cerita Richard.
4. Takut Tolak Perintah Sambo
Richard Eliezer mengatakan takut menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Yosua. Ia beralasan jenjang pangkatnya jauh dengan sang jenderal.
Richard mengaku merasa berdosa mengikuti perintah Ferdy Sambo. Kepada majelis hakim, ia mengaku takut menolak perintah atasan, terlebih jenderal bintang dua.
“Saya takut. Ini jenderal bintang dua, menjabat sebagai Kadiv Propam dan posisi saya berpangkat Bharada, pangkat terendah. Dari kepangkatan itu saja kita bisa lihat bagaikan langit dan bumi,” kata dia.
5. Dihantui Sosok Yosua
Richard mengaku setelah membunuh Brigadir Yosua dihantui sosok rekannya itu.
“Saya betul-betul dihantui mimpi buruk kurang lebih tiga minggu,” kata Richard saat bersaksi di terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 30 November 2022.
BACA JUGA Kuasa Hukum Sebut Arif Rachman Arifin Diancam Ferdy Sambo untuk Musnahkan Rekaman CCTV
Menurut Yosua, dia selalu bermimpi bertemu almarhum Yosua. "Saya merasa bersalah," ujar dia.
Richard mengatakan mimpi bertemu Yosua hingga merasa tertekan jadi alasannya menceritakan fakta yang sebenarnya. Richard menuturkan ia beruntung tidak berkomunikasi dengan Ferdy Sambo setelah pembunuhan.
“Siapa yang larang komunikasi?,” tanya hakim.
“Pada saat itu sudah tidak bisa pakai hp,” kata dia.
6. Ferdy Sambo Sempat Minta Richard Berbohong ke Kapolri
Dalam kesaksiannya, Richard mengaku sempat dipeluk Ferdy Sambo dan diminta berbohong ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Peristiwa itu terjadi pasca-pembunuhan Yosua. Kapolri saat itu memanggilnya. Menurut Bharada E, sebelum masuk ke ruangan Listyo Sigit, dia berpapasan dengan Ferdy Sambo.
Saat itulah, Ferdy Sambo memintanya tetap mengikuti skenario yang pernah diungkapkan sebelumnya.
“Jadi pas sebelum saya masuk ruangan ada Pak FS di depan. Dia peluk saya, dia bilang 'Kau jelaskan sesuai skenario itu'’. Jadi saya sempat berbohong kepada Pak Kapolri,” kata Richard.
Namun setelah pertemuan kedua Richad mengungkapkan ia sudah mulai jujur kepada Kapolri. “Sudah terbuka,” kata Richard.
7. Richard Sebut Ferdy Sambo Tertawa karena Salah Pakai Senjata
Usai peristiwa penembakan Brigadir Yosua di Duren Tiga, Richard mengatakan dia masih berkomunikasi dengan Ferdy Sambo. Suatu kali, dia melihat Ferdy Sambo sempat tertawa berulang kali mengatakan kepadanya dan Ricky Rizal, bahwa dia salah memakai senjata dalam penembakan Yosua.
“Saat itu di kediaman (rumah Saguling). Jadi saat itu ada saya dan Bang Ricky juga. Sempat beliau berulang-ulang kali bilang ke kami sambil ketawa, sempat bilang salah pakai senjata,” kata Richard kepada jaksa penuntut umum. tempo.co/t
Tidak ada komentar