Ingin Jadi Kepala Puskesmas, Alumni SPK Harapkan Pembunuh Bidan Lenni Hutapea Dihukum Berat
Simalungun, Alumni SPK Departemen Kesehatan (Depkes) yang beralamat di jalan Pane Kota Pematang Siantar angkatan ke-18 tahun 1998 mengucapkan terimakasih terungkapnya Pembunuh bidan dan anaknya, yang ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya di Komplek Perumahan Mutiara Landbouw, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Selasa (18/4/2023) lalu.
BACA JUGA Meninggal Berpelukan, Bidan Lenni Hutapea Ternyata Keluarga TNI
Alumni SPK Depkes angkatan -18 Saat Melayat Alm.Lenni Hutapea di Perumnas Batu Anak kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun/ist |
"Sedih kali kami bang, sadis kali pelakunya itu, sampai-sampai dua nyawa yang dihabisinya. Sejak kami tahu dia meninggal (bersimpah darah) kami semua alumni menangis, dan kami langsung datang dari Medan ke Siantar karena tak percaya akan kejadian itu," ucap Hetty dihubungi Jumat (28/4/2023) siang, tak menyangka teman baiknya itu harus "pergi" dengan tragis.
Menurut Hetty teman baiknya itu (alm. Lenni) orang yang tidak banyak bicara, tapi orangnya sangat bersahabat.
"Dari kami SPK kami kompak, satu kamar dengan dia, karena di SPK kami diasramakan, jadi kami tahu sifatnya. Dia orangnya tak banyak bicara, tapi orangnya menyenangkan dan ngak pernah menyakiti kami kawan-kawannya,"ucap Hetty, dan almarhum sangat "pelit" cerita tentang keluarganya.
"Mengenai keluarga dia jarang cerita, sudah lama kami tidak ketemu, terakhir dia cerita sudah bercerai dari suami,"ungkapnya.
"Atas nama alumni SPK angkatan ke-18, kami ucapkan terimakasih kepada Kapolda Sumatera Utara, dan Kapolres Simalungun yang telah cepat mengungkap kasus ini. kami berharap pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai perbuatannya," kata Hetty, mendoakan kiranya keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dari Tuhan.
BACA JUGA Polisi Ungkap Kronologi dan Motif Pembunuh Bidan dan Anaknya di Bandar Simalungun
Almarhum Lenni Hutapea (Baju Biru.Belakang) Pertemuan Alumni SPK Depkes Tahun 2022/dok.ist |
Nama Lengkap Leni Herawati Bibela Hutapea (44), akrab dipanggil Bidan Lenni Hutapea Menamtkan pendidikan SPK Depkes angkatan 18 Tahun 1998.
Awal karirnya Lenni Hutapea adalah seorang Bidan di desa Bah Gunung kabupaten Simalungun sebagai Bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap).
Sepuluh tahun lebih sebagai Bidan di desa Bandar huluan Lenni Hutapea diangkat sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) atau ASN saat ini.
Belakangan karirnya meningkat, dirinya dipercaya sebagai bendahara di Dinas Kesehatan menjabat sebagai Bendahara BOK Puskesmas Bandar Huluan.
Dalam satu kesempatan J.Hutapea, adik korban Lenni Hutapea kepada Media ini mengatakan, bahwa kakaknya juga saat ini masih menempuh pendidikan S2 (Strata 2).
"Kakak ku itu pekerja keras bang, dari PTT lebih 12 tahun lamanya di Bah Gunung, sampai diangkat jadi PNS dia tak pernah mengeluh. Selalu bantu adik-adik dan orang tuanya,"ucap J.Hutapea sambil mengusap air matanya.
Masih kata J.Hutapea, bahwa kakaknya itu pengin sekali jadi Kepala Puskesmas, karena pengalamannya menjadi Bidan sejak tahun 2006 sampai 2018.
"Baru Tahun Lalu dia Tamatkan Sarjananya, dia lanjut kuliah ambil S2 di Medan. Katanya dia ingin jadi Kapus, atau Kepala Puskesmas,"ungkap J.Hutapea, bahwa ibu mereka selalu mendoakan putri pertamanya ini bila berkunjung kerumah orang tuanya di perumnas Batu Anam, agar kelak dapat banyak membantu orang sakit dipedesaan.
Informasi dihimpun media ini, diketahui Lenni Hutapea pernah menikah dengan marga Lumbangaol. dan memiliki anak Antonius Ferdinand Lumban Gaol (12) yang juga turut menjadi korban pembunuhan bersama ibunya.
Pernikahan Almarhum Lenni dengan suaminya pertama tidak berlangsung harmonis, dan memutuskan cerai.
Tak berapa lama, lebih dua tahun bercerai, Lenni kembali menikah dengan Marga Pasaribu, yang informasinya adalah seorang dokter.
Pelaku Ditangkap
Informasi sebelumnya, jasad bidan bernama Leni Herawati Bibela Hutapea (44) dan anak lelakinya, Antonius Ferdinand Lumban Gaol (12). Kedua korban ditemukan sudah membusuk di kamar rumahnya oleh warga sekitar yang curiga dengan tidak adanya aktivitas di rumah tersebut.
BACA JUGA Anak dan Ibunya Ditemukan Meninggal Diperumahan Mutiara Lanbaw, Suami Bekerja di Papua
Pelaku pembunuhan terhadap seorang bidan dan anaknya tampak tertunduk dengan tangan diborgol saat digiring polisi. |
“Dari hasil interogasi pelaku mengaku melakukan tindak pidana pembunuhan diawali dengan adanya masalah dan motif ekonomi,” kata Ronald Sipayung kepada media, Kamis (28/4/2023) malam.
LIHAT JUGA Pemakaman Bidan dan Anaknya Diduga Dibunuh di Nagori Bandar Simalungun
Penemuan mayat baru diketahui warga empat hari setelah kejadian, tepatnya, Selasa (18/4/2023) sekira pukul 11.30 WIB.
Tim gabungan Satreskrim Polres Simalungun dibantu Tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut kemudian bergegas melakukan penyelidikan. Alhasil, pelaku ditangkap di kawasan Medan Johor, Kota Medan, Kamis (27/4/2023) sekira pukul 11.00 WIB. Pelaku ditangkap tanpa adanya perlawanan dan mengakui perbuatannya.
Dijelaskan Ronald, dari hasil pemeriksaan autopsi, tim dokter forensik menyampaikan bahwa dengan kondisi jenazah yang sudah membusuk dan ditemukan belatung di tubuh korban, diperkirakan jasad sudah empat hari. Artinya sinkron dengan kejadian yang dilakukan oleh pelaku.
Selanjutnya, kata Ronald, ada juga alat bukti dan petunjuk-petunjuk yang bisa dijadikan bahwa pada saat olah TKP ditemukan adanya jejak-jejak kaki yang kemudian langsung dilakukan pengambilan sidik telapak kaki oleh tim INAFIS dengan hasil bahwa sidik jari yang ditemukan di TKP dengan milik pelaku identik.
“Terhadap pelaku kita jerat Pasal 340 junto 338 dengan ancaman penjara seumur hidup dan maksimal hukuman mati,” pungkasnya. red/t
Tidak ada komentar