Header Ads

Munas Forkom Arahont Memilih St Prof Dr Jon Piter Sinaga Ketum 2023-2028, Paskah Bersinergi di Lubuk Pakam

Siantar, Musyawarah Nasional (Munas) Forum Komunikasi (Forkom) Suara Tohonan Sintua (Arahont) berjalan sukses. Acara berlangsung di gedung Universitas HKBP Nommensen jalan sangnaualuh Damanik Kota Pematangsiantar, Jumat (5/5/2023).

Tema : Merefleksikan Bersatu Missioner Gereja. Sub tema : Tingkatkan Kualitas Pelayanan Bagi Masyarakat di Bawah Garis Kemiskinan dan Kebodohan. Acara diawali dengan kebaktian, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dibuka dengan doa.

Munas Forkom Arahont Memilih St Prof Dr Jon Piter Sinaga Ketum 2023-2028
Ketua panitia, Pdt Daniel Munthe STh secara resmi membuka Munas Forkom Arahont, serta menjelaskan, bahwa peserta terdiri dari jemaat  gereja terdiri dari 6 (enam) kabupaten kota.

"Peserta terdiri dari daerah Siantar, Simalungun, Batu Bara, Asahan, Deli Serdang, dan Medan. Pesertanya ada Pendeta, Sintua, pekerja gereja, Pengacara, dan Profesi lainnya,"jelas Pdt. Daniel didampingi Pdt.Danres, STh (sekretaris) dan St.Herdin Silalahi (Bendahara).

Pimpinan sidang dalam Munas itu, St Dr Sukarman Purba MPd, Sekretaris, Pdt Danres Purba MTh dan anggota, Pdt Daniel Munthe STh serta Pdt Pirtahak Sitompul STh, menyampaikan agar para Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang hadir, mengusulkan siapa Ketua Umum (Ketum) Forkom Arahont periode 2023-2028. Alhasil, perwakilan DPD  Kabupaten Asahan, Batubara, Simalungun, Pematangsiantar dan mewakili panitia sidang, memilih, St Prof Dr Jon Piter Sinaga MKes sebagai Ketua Umum.

Usai terpilih, St Prof Jon Piter mengatakan, Munas ini adalah suatu turunan dari amanah AD/ART Forkom Arahont, yang dideklarasikan tanggal 1 Mei 2019 di Sopo Marpikkir HKBP DKI Jakarta, diikuti oleh para missioner gereja dalam komunitas sintua pada waktu itu, dan dihadiri ratusan orang dari lintas gereja, namun bukan atas nama gereja, tapi mewakili pribadi masing-masing, yang mendarmabaktikan dirinya untuk pelayanan gereja tanpa memandang jenjang pendidikan, jabatan dan usia.

Pimpinan Sidan St.Sukarman Purba Menyerahkan Putusan Munas  Kepada  St Prof Dr Jon Piter Sinaga Ketua Umum terpilih./ist   
"Jadi, semua missioner itu adalah orang yang mau memperbaiki pertumbuhan, perkembangan gereja ke arah yang lebih baik, sesuai dengan tri tugas penggilan gereja, dan tidak bertentangan dengan ideologi negara kita yaitu Pancasila," kata pria kelahiran, 13 Januari 1958 tersebut.

Oleh karena itu, sambung anak ketiga dari pasangan Alm Guru J Sinaga dan Rentina Br Sitanggang ini bahwa, sejak tahun 2019 Forkom Arahont, wajib melakukan Munas untuk merubah AD/ART, sesuai dengan perkembangan jaman. Maka, Munas Forkum Arahont inj adalah suatu reorganisasi dari Forkom Arahont menjadi Bersatu Missioner Gereja Indonesia (Bersinergi). 

Tujuannya, bagaimana missioner itu, dapat mengangkat derajat masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dan kebodohan. "Ini adalah tanggungjawab Bersinergi," ungkapnya. Sasarannya adalah lembaga lembaga pendidikan, seperti perguruan tinggi dan sekolah, untuk meningkatkan pelayanan.

Pimpinan sidang St Dr Sukarman Purba MPd Saat membacakan Putusan Sidang Munas di UniVersitas HKBP Nommensen Pematang Siantar/ist 
Pria lulusan Doktor dari Universitas Airlangga ini juga mengatakan, satu hal yang perlu disikapi bahwa, banyak penutupan gereja yang terjadi di Indonesia, dan faktor lain yang menghalangi umat Kristen untuk beribadah. "Ini perlu digaris bawahi tentang SKB dua Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama. Jadi, ini adalah suatu tantangan bagi Bersinergi ke depan," pungkasnya sembari menyebut, dalam waktu dekat, akan melaksanakan konsolidasi pembentukan DPP, DPW, DPD, DPC termasuk Pos Pelayanan di setiap desa dan kelurahan. 

Sebelumnya, Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga SH MH melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Sahat ML Simangunsong SH menyambut baik atas terlaksananya Munas Forkom Arahont. 

"Kiranya Munas yang diikuti para missioner, dapat memelihara pertumbuhan dan perkembangan gereja gereja dan menutup keran masuknya kebudayaan asing yang bertentangan dengan Pancasila dan ideologi negara Republik Indonesia," ungkapnya.

Tak lupa, Prof Jon Piter juga menginformasikan, pelaksanaan Paskah Raya akan digelar di gedung Grand Medistra Lubuk Pakam pada, Sabtu (6/5).


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.