Header Ads

Agar Tidak Punah, Jarang Kepang Pimpinan Mbah Suro Dipentaskan di Gempita Kemerdekaan

Siantar, Car Free Day (CFD) bernuansa merah putih terlihat cukup meriah yang dilaksanakan di Jalan Merdeka depan Balai Kota Pematang Siantar, Minggu (13/08/2023).

Hadiri ribuan warga pada Gempita Kemerdekaan 78 Tahun Republik Indonesia itu, yang diisi berbagai kegiatan, diantaranya senam massal, UMKM, Melukis, Games, dan hiburan budaya tradisional.

BACA JUGA  Gempita Merdeka 78 Tahun RI Meriah, 2.000 Bendera Dibagikan ke Warga Siantar

Mbah Suro (dua Kanan) bersama Tim Warog Suro Mengolo kota Pematang Siantar/ Foto lintaspublik.id/tagor Sitohang
Siswanto (47) pimpinan seni Warog Suro Mengolo kepada Lintas Publik mengatakan, mengikuti CFD menurutnya adalah kebanggaan, karena dapat melestarikan budaya Nusantara.

"Inilah cara kita melestarikan budaya Nusantara agar tidak punah, kita dapat berbagi seni dan kebudayaan kepada generasi muda kita," kata Siswanto, yang akrab dipanggil Mbah Suro.

Mbah Suro menceritakan, pada tahun 2005 dirinya merantau ke Siantar yang berasal dari Nganjuk jawa Timur.

"Sekitar tahun 1993 lah saya merantau ke Siantar, pada saat itu saya lihat semua kebudayaan di Siantar ini ada, akhirnya saya memutuskan melestarikan budaya saya dari Jawa Timur yaitu budaya Jaranan, orang sering menyebutnya jarang Kepang," ungkapnya.

Mbah Suro juga menjelaskan, bahwa sanggar yang dipimpinannya memiliki organisasi yang dinamakan Persatuan Seniman Reog dan Jaranan Pematang Siantar .

"Kami punya komunitas Jaranan di Siantar, kami juga bersedia dipanggil berbagai acara baik pesta pernikahan, sunatan dan acara lainnya," jelas Mbah Suro, bahwa alamat komunitas mereka ada di Kampung Kruis kelurahan BP.Nauli, kecamatan Marihat kota Pematang Siantar, yang memiliki personil Jaranan sebanyak 25 orang. 

"Lestarilah budaya Nusantara, terimakasih kepada Walikota Siantar dr.Susanti yang tetap melestarikan budaya," tutupnya.(tag/t)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.