Lestarikan Budaya, Wali Kota Siantar Dukung Sendratari Warna Simalungun
Siantar, Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani SpA dan Ketua Dekranasda H Kusma Erizal Ginting SH menghadiri pagelaran Simulasi Penampilan Sendratari Warna Simalungun, di Lapangan Parkir Pariwisata, Jalan Merdeka, Minggu (10/09/2023) sore
Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani SpA dan Ketua Dekranasda H Kusma Erizal Ginting SH menghadiri pagelaran Simulasi Penampilan Sendratari Warna Simalungun, di Lapangan Parkir Pariwisata, Jalan Merdeka, Minggu (10/09/2023). Di acara tersebut, dr Susanti beserta Erizal Ginting menerima makanan khas Simalungun, Dayok Binatur, karena keduanya dinilai konsisten dalam melestarikan budaya Simalungun sebagai budaya lokal di Kota Pematang Sianțar.
Dalam sambutannya, dr Susanti mengatakan, pagelaran Simulasi Sendratari Warna Simalungun merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar bersama Sanggar Rayantara, serta mendapat dukungan dari Balai Pelestarian Budaya Wilayah II Sumatera Utara (Sumut). Juga dengan pihak SMA Kartika 1-4 Pematang Siantar, Komunitas Pecinta Pustaha Pentar Simalungun (Kopi Panas).
Menurut dr Susanti Indonesia merupakan negara maritim dengan lintas perdagangan. Sehingga terjadi saling mempengaruhi budaya, antara budaya lokal dengan tradisi yang baru, dan akhirnya muncul budaya baru.
"Budaya Topeng Simalungun sudah ada sejak dahulu. Sekarang, Topeng Simalungun kembali kita tampilkan," katanya.
Pemko Pematang Siantar, lanjut dr Susanti, siap mendukung pelestarian kebudayaan, khususnya kebudayaan Simalungun, agar tidak tergerus kemajuan zaman.
Sementara itu, Ketua Sanggar Rayantara, Sultan Saragih mengatakan Sanggar Budaya Rayantara memiliki produk kesenian dan sudah melahirkan serta meng-upgrade semua yang bersumber dari tradisi Simalungun yang sudah punah.
"Kita berterima kasih kepada Pemko Pematang Siantar. Sanggar Rayantara selalu tampil dalam agenda-agenda Pemko Pematang Siantar," tukasnya.
Sementara itu, Kurator Sendratari Warna Simalungun Tompson HS mengatakan kegiatan berlangsung selama empat hari. Pelatihan ini, lanjutnya, merupakan salah satu upaya pelestarian kebudayaan Simalungun.
"Ke depan, akan dilaksanakan Sendratari Warna Karo, Pakpak, dan Toba yang diawali di Pematang Siantar, yakni Sendratari Warna Simalungun," terangnya.
Diterangkan Thompson, tahun 2021 sebenarnya direncanakan ada pertunjukan kebudayaan di Jakarta dan Sumatera Barat (Sumbar). Namun terpaksa terhenti akibat pandemi Covid-19.
"Melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya, tahun depan ada Sendratari 4 Warna untuk dipentaskan di Danau Toba. Ini produksi berstandar internasional. Untuk ujicoba pertunjukan, digelar karnaval Toping Toping," jelas Thompson.
Ke depan, Thompson berharap digelar dialog kebudayaan lebih banyak untuk mendukung pariwisata guna mewujudkan Siantar Destinasi Yes, Transit No.
Acara Sendratari Warna Simalungun ditandai penampilan tarian dari Sanggar Tari SMA Kartika 1-4 Kartika berupa tarian Karo serta penampilan Toping Toping Simalungun.
Dalam kesempatan tersebut, pembina Sanggar Rayantara yang juga Maestro Seni Tradisi Simalungun Raminah Garingging yang telah berusia 89 tahun memberikan Dayok Binatur kepada dr Susanti, Erizal Ginting, dan pejabat Pemko Pematang Siantar.
Saat memberikan Dayok Binatur, Raminah Garingging berpesan agar dr Susanti dapat memimpin Kota Pematang Siantar dengan bijaksana dan tetap melestarikan kebudayaan.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Plt Kadisdik Rudol Barmen Manurung, Sekretaris Dinas Kominfo Esra Eduard Sinaga, Kabag Prokopim Suherman, Camat Siantar Barat Herwan Saragih, Lurah Proklamasi Bahktiar, serta para penggiat seni. (rel/tag/t)
Tidak ada komentar