Header Ads

Seminar Adat SITUMORANG Sipitu Ama Sukses, Jangan Asal Buat Sijagaron?

Siantar, Keluargaan besar Parsadaan Situmorang Sipituama Dohot Boruna (PSSAB) Kota Pematangsiantar sekitarnya melaksanakan seminar sehari tentang Adat Batak Toba.

Dalam seminar dengan thema Musyawarah Padostahi Ruhut Paradaton di Pomparan Opung Tuan Situmorang Sipitu Ama Kota Pematang Siantar dilaksanakan di Wisma Tama jalan Sisingamangaraja Kamis (28/9/2023).

BACA JUGA  Dari Seminar Situmorang Sipituama, Ini Arti Sari Matua, Saurmatua dan Mauli Bulung

Peserta Seminar Adat Situmorang Sipitu Ama PSSAB Wilayah Sumut 3/ist 
Hadir peserta dari 22 Sektor pengurus PSSAB yang ada di kota Pematang Siantar, 5 (Lima Daerah) Dewan Pengurus Wilayah, termasuk Siantar, Tanjung Balai, Rantau Prapat, dan sebagian wilayah Simalungun (Panei Tongah, Rambung Merah, Siborna, Sidamanik, dan lainnya).

Hal ini disampaikan Peltu (Purn) Abner Sitohang Ketua PSSAB Kota Pematangsiantar didampingi, Sekretaris PPSAB Edward Situmorang, Bendahara Ir. S. Oppusunggu dan Tagor Sitohang,SH Bidang Informasi Komunikasi, seusai acara kesepakatan (Dostahi).

"Sudah ada bebarapa poin paradaton yang nantinya dijalankan dikeluarga besar PSSAB yang ada di kota Pematang Siantar, Simalungun dan bahkan sampai ke PSSAB Wilayah Sumut 3. Semua kegiatan berjalan baik, jadi semua pomparan Situmorang Sipitu Ama dapat mematuhi dan mentaati apa yang diputuskan hari ini, menjalankan Paradaton diwilayahnya masing-masing," kata Abner Sitohang, bahwa paradaton yang dijalankan harus juga disesuaikan dengan daerah masing-masing.

Dalam seminar itu menghadirkan narasumber St.Sangkot Sitohang, S,Si, MPd, St. Ir.Hasan Situmorang, Efranzah Sitohang, dan pembanding dari Penasehat PSSAB Drs. M. Situmorang, Opung Nikolas Sitohang dan lainnya.

BACA JUGA  Pakai Tali-tali Batak, PSSAB Periode 2022-2027 Dilantik, Abner Sitohang Ketua

 St.Sangkot Sitohang, S,Si, MPd saat memberikan Materi Paradaton/ist
Pada kesempatan itu Ketua St Ganner Siringoringo SE ketua DPW PSSAB Wilayah Sumut 3 mengajak semua pomparan ompu Tuan Situmorang bersatu memajukan Parsadaan atau PSSAB, dan mematuhi aturan adat yang telah disepakati.

"Keputusan hari ini adalah kesepakatan kita bersama untuk satu tujuan dalam pelaksanaan adat di keluarga besar Situmorang Sipitu Ama, sehingga daerah yang satu dengan daerah lainnya tidak tumpang tindih," Kata Ganner, agar semua keputusan nantinya dapat disampaikan ke wilayah PSSAB yang ada di Sumatera Utara sekitarnya.

Informasi yang dihimpun media ini keputusan adat yang diambil dalam acara itu  adalah pelaksanaan dalam adat (Ulaon Unjuk Las Niroha, dohot Habot Niroha) :

  • Penyebutan Sarimatua tetap disebutkan walaupun yang Sarimatua belum memiliki Pahoppu 
  • Penyebutan Hot Saurmatua apabila semua yang Saurmatua anak-anaknya sudah menikah semuanya (walaupun belum punya Pahoppu).
  • Penyebutan Saurmatua kepada yang Saurmatua walaupun anak-anaknya semuanya laki-laki atau semunaya perempuan.
  • Piso-piso Naganjang Dipasahat Tu tulang (Molo Ama Parpudi Saurmatua)
  • Buka Hombung Dipasahat Tu Hula-hula (Molo Ina Naparpudi Saurmatua)
Dalam seminar adat itu juga disampaikan bagaimana mengenai adat (membuat) Sijagaron/ Sanggul Marata. Didalam adat pomparan Situmorang Sipitu aama untuk wilayah Pematang Siantar sekitarnya tidak dibiasakan (Dang dihasomalhon).


Tanya jawab peserta Seminar Adat pomparan Situmorang Sipitu Ama di kota Pematang Siantar/ist
"Mengenai Sijagaron ini sebenarnya sangat penting untuk mengetahui status yang pelaksanaan adat Habatakon, tapi syarat untuk membuat Sijagaron itu juga sangat sulit, karena diwilayah Siantar bahan-bahan atau yang dibutuhkan untuk membuat Sijagaron itu sulit ditemukan, misalnya Sihilap, Sipilit, ompu-ompu, Baringin, Sanggar, Eme namarlundu, Silinjuang," ungkap Sangkot Sitohang salah satu narasumber.

Kata Sangkot lagi, bukan berarti Situmorang Sipituama melarang adat (Penempatan) Sijagaron, tapi haruslah Sijagaron itu benar-benar Jagar (hormat).

"Pembuatan Sijagaron itu juga harus sesuai namanya Jagar (Hormat/ terhormat) dan bukan asal-asalan. Artinya kalau mau Jagar pelaksanaan adat juga harus hormat, makanannya juga harus jagar (bukan marmiak-miak/lagi=bataks)," terangnya.

Sangkot juga menyampaikan, bisa saja dibuat Sijagaron, dan yang datang juga (hula-hula) harus diposisi terhormat.

"Yang sering dilakukan adalah dibuat Sijagaron, tapi umpasa Sijagaron juga banyak yang tidak paham (tahu), akhirnya Sijagaron hanya simbol belaka. Dalam adat batak apabila sudah ditampilkan (Sijagaron), adat yang jalan haruslah Jagar. Hula-hula yang datang juga posisi yang terhormat," ungkap Sangkot, agar generasi Situmorang Sipitu Ama terus mengali potensi budaya batak, agar tidak tergerus jaman, dan belajar adat yang kecil (ulaon sajabu) misalnya Tardidi, malua, manjalo Bona Boni (sian bere).


Para peserta makan bersama pada Seminar Adat pomparan Situmorang Sipitu Ama di kota Pematang Siantar/ist
Seminar ini disambut antusias 277 peserta dari anggota PSSAB wilayah Sumut 3 dan 22 sektor wilayah kota Pematang Siantar. Acara juga didukung tim Sahabat Sehati Sepikir (RRS) dipimpin langsung Rony Reynaldo Situmorang, SH, MH yang juga anggota DPRD Sumatera Utara yang memberikan perlengkapan seminar adat. 

Acara juga mendapat perhatian generasi muda Situmorang Sipitu Ama kota Pematang Siantar, Yeyen Sitohang,SH mengucapkan terimakasih kepada pengurus PSSAB kota Pematang Siantar, sehingga seminar ini menambah pengetahuan tentang adat Habatakon.

"Sangat banyak yang kita pelajari hari ini tentang adat Habatakon, khusunya batak Toba. Semoga yang kita pelajari hari ini menjadi semangat kita melestarikan budaya batak," kata Lurah Suka Maju ini. 

Terlihat di acara itu puluhan Parsinabung (Raja Parhata/baru) mengungkapkan bahwa seminar seperti ini agar terus diagendakan, agar turi-turian, partuturan, ruhut-ruhut paradaton dapat terus dikembangkan kepada generasi muda batak, khususnya yang mau belajar menjadi Raja Parhata. (tag/t)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.