Terkait Gagal Panen 200 Ha di kecamatan Panombean, PPL Supaya di Evaluasi
Simalungun, Terkait Gagal Panen Padi sudah dua Kali Musim Tanam di kecamatan Panombean Pane seluas 200 ha Walpiden Tampubolon anggota DPRD komisi Vl angkat bicara karena dia Prihatin akibat kegagalan Panen Padi itu, Padahal selama ini kecamatan Panambean Pane adalah Lumbung Beras dan sudah Pernah Presiden RI Susilo Bambang Wudoyono datang kedaerah itu untuk Panen Padi Perdana, tetapi akhir- akhir ini sering Gagal Panen padi.
Walpiden Tampubolon anggota DPRD komisi lV bersama Petani yang Gagal Panen (26/10) |
Walpiden Tampubolon anggota DPRD komisi lV ini di jumpai di Panombean Pane bersama warga dan juga beliau kebetulan berdomisili di daerah itu kamis (26/10) dikatakannya Dinas Pertanian Simalungun harus Proaktif memberikan Program Penyuluhan Pertanian kepada Petani Melalui kelompok tani tentang keseragaman Pola Tertib tanam yang tepat.
Untuk Musim Tanam dan sesering Mungkin melakukan pertemuan Kelompok untuk membina mental petani merubah perilaku petani supaya mereka sadar bahwa keseragaman Tanaman itu harus di tertibkan kenyataannya akibat lalainya para petugas Penyuluh pertanian ini begini lah jadi Pola tanam yang Semrawut jadi Gagal Panen Padi.
Lucunya Saya lihat malah ada Petugas Pertanian ini menjajakan Produk Obat Pestisida yang Bergandengan dengan Perusahaan obat2 Pertanian dan di Sinyalir dari situ Mendapat Fee Penjualan Dari Perusahaan
"Saya melihat langsung Para petugas Penyuluh Lapangan (PPL) menjajakan Produk Pestisida ke Petani yang berdampingan dengan Perusahaan obat2 Pertanian itu ngak Pala saya sebut nama Perusahaan itu padahal mereka di tugasnyakan dilapangan untuk mendampingi petani dalam hal Pembinaan Program Pertanian agar Produksi Pertanian Meningkat demi untuk kesejahteraan Petani, saya sudah melaporkan kepada kepala Dinas Pertanian Simalungun Agar PPL itu di Evaluasi kinerjanya sebab Mereka tidak Fokus lagi sebagai Penyuluh Pertanian untuk Membina kelompok, masa kelompok tani tidak pernah ada Pembinaan, disaat ada Bantuan Pemerintah mereka Membuat Pertemuan," ujarnya. Dikatakannya lagi memang tidak sepenuhnya ini salah dari Program dinas Pertanian Simalungun dimana Para kelompok tani itu diakuinya tidak taat aturan untuk Pola jadwal Tanam mereka sesuka hati mengolah lahan pertanian sawah,ada yang menanam jagung, ada yang bertanam Holtikultura jadi Runyamlah lahan Pertanian tidak seragam lagi," ujarnya.
Ditanya untuk jadwal Tanam selanjut, sementara modal Produksi Petani untuk mengolah lahan Pertanian Berkelanjutan tidak ada lagi jawabnya saya tau ada kucuran dana 100 juta melalui Program PUAP ( Program Usaha Agribisnis Pertanian) yang langsung ke Rekening Gapoktan( Gabungan Kelompok tani dan Dana itu untuk Modal usaha tani yang di pinjamkan untuk kelompok sekarang.
"Saya ngak tau, apakah itu disalurkan atau Mengendap di Rekening, Coba Tanya dulu dinas Pertanian dimana itu Uangnya, jadi itu harus di keluarkan bila masih ada agar Modal usaha para kelompok tani yang Gagal Panen bisa berkelanjutan untuk Berusaha tani, yang jelasnya petani yang gagal Panen ini sebelum sudah meminjam modal kepada agen padi, dan sekarang ngos-ngosan cari uang untuk kebutuhan sehari-hari dan juga untuk kebutuhan anak sekolah dan kemungkinan karena ngak ada Biaya bisa-bisa menjadi Putus sekolah," ujarnya Mengakhiri.(Lind/t)
Tidak ada komentar