Header Ads

BUKAN DIJODOHKAN, Tapi Suka Sama Suka, Kenapa Natalia Bilang Tidak Cinta saat di Depan Pendeta?

Lintas Publik, Terkait batalnya pernikahan Natalia Nainggolan-Darman Limbong yang sedianya digelar di salah satu Desa di Kecamatan Sipahutar, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada Kamis (30/11/2023) lalu hingga menjadi sorotan publik, kini Kepala Desa setempat pun angkat bicara.

Kepala Desa Sabungan Nihuta II, Peledin Simanjuntak mengatakan, kedua calon mempelai bukan dijodohkan, tetapi mempelai perempuan diduga memiliki mantan yang masih terikat.

Pernikahan batal di Kecamatan Sipahutar, Tapanuli Utara. (Facebook.com/ Fitra Dame Silitonga)

“Setahuku dari informasi masyarakat soal kegagalan pesta diakibatkan ada mantan yang dikasihi si perempuan. Itu aja. Informasi dari masyarakat, mantannya dan masih terikat,” ujar Kades Sabungan Nihuta II, Peledin Simanjuntak, Selasa (5/12/2023).

Setelah pemberkatan pernikahan batal, kedua pihak akhirnya membicarakan secara adat dan kekeluargaan.

Akhirnya, besaran denda yang harus dibayarkan pihak perempuan sebesar Rp 60 juta.

Para penatua pun sepakat dan masalah yang terjadi dianggap selesai secara adat.

Dalam kesepakatan tokoh adat di desa dan sesuai aturan karena si perempuan yang mengelak, jadi dari desa mengharapkan pihak perempuan itulah yang kena denda.

“Jadi itu atas kesepakan kedua belah pihak antara Nainggolan dan Limbong.

Mereka hitung biaya yang berkisar Rp 104.450.000. Dan pada akhirnya, disepakati denda dan terbayarlah Rp 60 juta,” tuturnya.

“Iya, itu sudah kesepakatan kedua belah pihak. Pada saat itu, yang ingkar kan adalah pihak perempuan,” lanjutnya.

Pada saat pembicaraan di halaman rumah mempelai laki-laki, mempelai perempuan tak ikut serta. Pihaknya diwakilkan para penatua adat.

Mempelai perempuan bahkan ditempatkan pada sebuah rumah warga.

“Setelah siap kesepakatan, semuanya langsung pulang. Kalau pengantin perempuan enggak ikut lagi ke halaman rumah. Ia diamankan di sebuah rumah warga,”jelasnya.

Detik-detik pernikahan gagal digelar di salah satu gereja di Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Kamis (30/11/2023). (FB)


Darman dan Natalia sudah 4 bulan pacaran

Terkait masa pengenalan kedua mempelai, ia menyebutkan sekitar 4 bulan keduanya sudah pacaran.

“Kalau informasi yang kudengar, mereka berpacaran selama 4 bulan. Masih sekitaran 4 bulan,” tuturnya.

Ia juga menyebut, kedua mempelai bukanlah dijodohkan namun saling mencintai.

Walau pada akhirnya, mempelai perempuan mengaku tak mencintai mempelai laki-laki.

“Mereka itu bertemu karena saling cinta, bukan dijodohkan oleh orang tua. Suka sama suka,” tuturnya.

“Informasi kudengar, ada mantan si perempuan ini yang satu tempat,” sambungnya.

Ia juga menyebutkan, mempelai laki-laki sudah kembali beraktivitas seperti biasanya.

“Kalau pihak si laki-laki sudah kembali beraktivitas seperti biasa,”ujarnya.

Tiga kali Natalia Nainggolan Menjawab Tidak

Sebelumnya viral kasus batalnya pernikahan di Kecamatan Sipahutar, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Kamis (30/11/2023).

Dalam video yang beredar di media sosial, penyebab batalnya pernikahan ini karena pengantin wanita mengungkap bahwa dirinya tak manghaholongi (mencintai) calon suaminya.

Video tersebut awalnya diunggah di akun Facebook Fitra Dame Silitonga, membuat kehebohan terjadi di depan pelaminan dan para tamu undangan.

Saat kejadian, pihak keluarga histeris setelah ucapan pengantin wanita yang bernama Natalia Nainggolan itu menyebut dirinya tak mencintai calon suami.

Pengantin wanita tersebut menjawab hal itu ketika ditanya Pendeta HKI Binton Simanjuntak saat pemberkatan.

"Apakah kamu mencintai pasanganmu?" tanya pendeta.

Namun wanita tersebut langsung menjawab pertanyaan pendeta tersebut dengan kata tidak.

Bahkan, pendeta tiga kali menanyakan pertanyaan itu.

Namun jawaban pengantin wanita tetap sama, bahwa tidak mencintai calon suaminya.

Menurut pengunggah, ia menyebut bahwa kejadian tersebut baru pertama kali terjadi di Kecamatan Sipahutar.

"On pe adong na masa di sipahutar on songonon (baru kali ini ada kejadian seperti ini di Sipahutar)."

"Bubar pemberkatan disaat pendeta bertanya pada pengantin perempuan apakah engkau mencintai pasanganmu? si pengantin perempuan menjawab tidak," tulisnya.

Adapun pengantin wanita tersebut diketahui bernama Natalia Nainggolan, sementara pengantin pria bernama Sudarman Limbong.


Natalia Nainggolan bekerja sebagai PPPK di RS di Tarutung, sedangkan Sudarman Limbong guru PPPK di Kecamatan Sipahutar.

Diduga pengantin wanita tersebut menggagalkan pernikahannya itu lantaran belum move on dari sang mantan yang sama-sama PPPK di RS Tarutung.

Hal tersebut diungkapkan oleh warganet yang meramaikan komentar unggahan TikTok @ekasimaremare.

"Paribanku do on, dang jadi pesta ala di sungkun pendeta holong do roham tu si bawa? sampe 3 kali, daong inna (Sepupukunya ini, tak jadi pesta karena saat ditanya pendeta, apakah kau mencintai calon pengantin pria? sampai tiga kali, tidak katanya," tulis @sintapakpahn.

"Dang move on dope sian mantan na, sampe ma didok, umakku do manuru au muli tusi inna, dang jolma i (Belum move on dari mantannya, wanita itu mengatakan bahwa ibunya yang menyuruhnya menikah dengan si pria itu," sambung @sintapakpahn.

Akibat pengakuan pengantin wanita terkait pertanyaan pendeta tersebut, keduanya akhirnya gagal menikah. Dalam perjodohan, biasanya tidak langsung mencintai pasangannya, karena bukan pacaran. Tetapi dalam perjodohan biasanya mau sama-sama menjalani rumah tangga hingga saling mencitai di tengah perjalanan rumah tangga.

Detik-detik pernikahan gagal digelar di salah satu gereja di Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Kamis (30/11/2023). (FB) 

Penjelasan pendeta HKI

Pendeta HKI Binton Simanjuntak, pendeta yang memimpin acara pemberkatan pernikahan Sudarman Limbong dan Natalia Nainggolan menjelaskan duduk perkara kejadian tersebut.

Ia meyakini, pernikahan bersifat sakral, sehingga memilih tak mau melanjutkan pemberkatan tersebut.

"Saya sebagai pendeta tidak berani melanjutkan pemberkatan pernikahan," ujar Pendeta Binton Simanjuntak, Jumat (1/12/2023).

Selanjutnya, ia menjelaskan secara detail alasan pembatalan pemberkatan pernikahan tersebut.

Tiga kali ditanya, mempelai perempuan tetap menjawab, dirinya tak mencintai mempelai laki-laki tersebut.

"Alasannya sudah pasti bahwa perempuan itu tidak mencintai laki-lakinya dan tidak ada unsur yang lain," ungkapnya.

"Pertanyaan pendeta begitu jelas, saya bertanya sampai tiga kali "apakah engkau mencintai dan menyayangi calon suamimu Sudarman Limbong'? Tidak. Sampai tiga kali," tuturnya.

Pendeta Binton Simanjuntak juga menjelaskan, sikap Natalia Nainggolan saat melangsungkan Partumpolan (pertunangan) dengan Darman Limbong.

Di acara prosesi Partumpolan itu dihadiri para raja adat, jemaat, dan begitu juga dari pihak keluarga.

Pendeta Binton Simanjuntak mengatakan, kedua calon mempelai bersikap baik-baik saja.

Bahkan, calon mempelai perempunan, Natalia Nainggolan santai saat menandatangani Akta Perkawinan.   

"Pada saat Martumpol, kedua belah pihak baik raja adat dan gereja serta jemaat ada di sana,"ujar Binton Simanjuntak, Jumat (1/12/2023).

Menurut Binton Simanjuntak, semua tahapan untuk bisa mendapatkan pemberkatan peernikahan dilalui dengan baik.

"Surat Akta Kawin mereka ditandatangani dengan baik dan senyum tanpa ada raut wajah yang terbebani saat berada di ruang konsistori,"sambung Binton Simanjuntak.

"Nah memang di situ kita herannya,"kata Binton kemudian.

Binton Simanjuntak juga memohon agar kejadian ini jangan dibesarkan lagi karena viral sejak kemarin, Kamis (30/11/2023).

"Imbauan saya, mohon lah jangan dibesar-besarkan, kita lihatlah ada sisi yang dirugikan, secara khusus saya pribadi. Kita melakukan semua tahapan itu tapi banyak media sosial yang menjatuhkan pendeta dengan berbagai dalih," ujarnya.

"Jadi kita melihat dari sisi melihat dari sisi positif sajalah, mungkin inilah rencana Tuhan dan saya pikir ini tidak usah dibesar-besarkan karena ini mencoreng nama gereja dan nama Kristen karena ini sudah viral. Jadi harapan saya media ikut memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa ini bukan pernikahan ecek-ecek, ini pernikahan sakral," tuturnya.

Ia juga menyampaikan, pernikahan dalam gereja tersebut adalah sakral dan mesti dilandasi cinta. "Untuk apa kita memberkati pernikahan yang memang tidak dilandasi oleh rasa cinta, rasa sayang antara satu dengan yang lain karena kalaupun itu diberkati itu tidak akan bertahan lama," tuturnya.

"Jadwal pemberkatan seharusnya jam 09.00 tapi kita masuk kemaren jam 10.00 WIB karena masih ada yang harus ditunggu," ujarnya.

Dengan pernyataan perempuan yang tidak mengakui ia mencintai mempelai pria, pendeta tersebut tak berani melanjutkan pemberkatan.

"Saya sebagai pendeta resort tidak berani memberkati hal yang demikian, dan paranak juga atas kondisi yang sebenarnya bersyukur karena sebelum diberkati, jangan ditukang-tukangi. Harus murnilah karena itulah rumah tangga kristen," katanya.

Dijodohkan hanya 3 bulan

Selanjutnya, ia menyampaikan perihal perkenalan kedua mempelai yang masih seumur jagung.

Bahkan, hal itu ia tanyakan juga kepada mempelai saat acara pernikahan di dalam gereja.

Mempelai laki-laki mengakui dirinya berteman dengan mempelai perempuan masih tiga bulan.

"Baru yang kedua, terkait informasi yang kita dapat bahwa perempuan dan laki-laki ini hanya pertemuan melalui katakanlah perjodohan hanya 3 bulan. Jadi itu langsung saya yang tanya di depan gereja di acara kebaktian, sudah berapa lama kau berteman dengan boru Nainggolan? 3 bulan amang, dan itu diakui Darman," sambungnya.(tribun-medan/t)










Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.